Kita sangat lama bertetangga, tetapi kita tidak pernah mengenal. Bahkan aku tidak pernah tau kalau kamu adalah anak dari teman mamaku.
Kita dipertemukan dengan cara yang tidak sengaja,
undangan pertemuan rapat.
Aku masih teringat betul,
pertama kali aku menatap wajahmu ketika tanganmu menyerahkan surat undangan itu.
"Ma, anak tadi namanya siapa?"
Saat itu aku belum mengenalmu'
".........., kalau tidak salah. anaknya Pak ......"
"Oh.."
Pertemuan pertama dirapat itu aku masih tidak mengenalmu, aku hanya tau siapa namamu dan dimana rumahmu. Bahkan aku masih melihat mata yang canggung untuk saling berbicara.
Kita didekatkan oleh sebuah event, 17 agustus 2016. Seperti yang sudah biasa terjadi, dari tahun ke tahun aku dipercaya memegang uang mereka. Tahun sebelumnya aku kesulitan karena aku mempersiapkan segala sesuatunya sendiri. Aku memutuskan hadiah sendiri, membeli sendiri dan membungkusnya sendiri (hanya ada beberapa saja yang membantu, itu pun nggak signifikan).
Aku masih ingat ketika
pertama kali aku mengirim pesan kepadamu
"Nandi kok gak muncul?"
"Sek, aku masih ada perlu di Pak Juwadi. Iki sopo?"
Hei, aku bisa mengingatnya dengan sangat baik :)
Itu adalah pertama kalinya komunikasi kita semakin lancar, ya aku mendaoatkan nomor hapemu dari poster yang menuliskan kontak mu.
Coffee pertama yang kita kunjungi berdua adalah JB.
Itu adalah minuman pertama yang kamu pernah pesankan untukku. Aku tidak peduli harga dan rasanya, tapi malam itu aku merasa kamu adalah orang yang sebenarnya baik.
Sejak saat itu hubungan kita menjadi semakin dekat.
Hei, kamu ingat ketika secara spontan kita diminta menjadi MC untuk membagi hadiah 17 agustus?
Itu pertama kali kita berkolaborasi didepan umum.
Diakhir acara kamu menarikku untuk ikut menikmati musik dangdut dipanggung.
Pand, itu pertama kalinya aku memegang tanganmu.
Apakah kamu juga masih ingat kita mencari kacang sampai ke SMK mu dulu? Tapi kita tidak menemukan kacang, malah kita beli kacang di toko biasa yang sudah kita lewati sebelumnya. Itu adalah pertama kali aku merasa waktu yang kita lewati dijalan lama, meskipun setelahnya kita melewati waktu yang lebih lama lagi.
Kedekatan kita semakin baik ketika aku memutuskan
"aku mendukung kamu menjadi pemimpin yang baik"
Itu kali pertama dalam hidupku aku percaya kemampuan seseorang.
Pembentukan karang taruna dirumahmu, aku masih ingat dengan baik singkong goreng dan teh, makanan pertama dan minuman pertama yang aku makan dirumahmu.
Aku menulis namamu pada secarik kertas itu. Memutuskan untuk menjadi partnermu sbg bendahara.
Aku masih ingat ketika aku merasa takut berada dilingkungan karang taruna. Aku takut disukai karena beberapa pesan ke HP ku menunjukan hal itu. Aku bercerita kepadamu dan kamu berkata
"tenang ae, ada aku" sejak saat itu pertama kali aku merasa aman bersamamu.
Hal pertama yang aku tanyakan kepadamu adalah
"apakah kamu pernah mempermainkan wanita?"
"tidak, aku tidak pernah mempermainkan wanita" dan aku percaya.
Kemudian kamu bercerita bahwa September 2016 adalah masa dimana kamu akan masuk kuliah. Aku bangga :)
masih ingat hal pernah aku sampaikan?
"Liat, nanti kamu masuk kuliah ketemu sama cewek dan kamu akan suka sama cewek itu"
Kamu menjawab
"Aku tidak semudah itu"
Aku meneruskan
"Mari kita lihat"
Saat itu yang aku rasakan, aku takut ada wanita lain yang nantinya akan lebih dekat dengan kamu. Karena aku merasa saat itu kita sudah cukup dekat.
Kamu selalu antusias menceritakan pengalaman kuliahmu
"aku gak ikut ospek, tapi nanti aku ikut osjur"
"hari pertama aku masuk kuliah, aku terlambat"
"aku tidak kenal siapapun, lah aku gak ikut ospek"
Aku menikmati semua cerita-cerita itu, bahkan kita bisa bercerita sampai larut malam.
Buku 2000 halaman, yang pernah kamu baca dan sempat kamu ceritakan sebagian ke aku.
Anime "No Game No Life", itu adalah Anime pertama yang pernah aku lihat
aku menikmati ketika kamu menceritakan cerita anime itu, aku menontonnya dan aku tidak menikmati anime itu. Aku menikmati hal "anime ini dari kamu"
Setelah banyak hal yang kita lewati, semakin aku merasa lebih dekat dengan kamu. Kita pergi makan keluar, waktu kita habiskan sepanjang malam dan kita sampai dirumah larut malam.
Oase, tempat yang sangat sering kita kunjungi. Ya, aku tahu setiap kita kesana itu adalah permintaanku. Di oase pertama kalinya aku berani menyandarkan kepalaku dipundakmu.
Bahasa tubuhku mengatakan "aku nyaman".
Aku mengajakmu mengunjungi cafe favorite ku di Sulfat. Hei, aku tidak mengajak sembarangan orang mengunjungi cafe itu. Pesanku mengatakan itu adalah tempat favorite ku
"tolong jangan membawa orang lain ke cafe ini tanpa aku, ini adalah favorite ku"
Beberapa hari ini aku pergi kemanapun sendiri, setiap jalan yang aku lewati dalam hati aku berkata "aku pernah melewati jalan ini sama kamu". Karena hampir semua jalan di Kota Malang sudah pernah kita lewati. Sampai seterusnya jalan-jalan itu akan tetap mengingatkan aku.
Ketika aku sakit aku memintamu mengantar ke dokter karena aku tau 2 hari lagi aku akan ujian TA.
aku memegang jaket dan sesekali bersandar dipunggungmu, pertama kalinya aku merasa dibalik punggung ini aku dilindungi.
Pada waktu ujian kamu mengantarkan aku, kamu kabur dari kampus, kehujanan sampai basah demi aku. Pertama kalinya aku merasa kamu mau berkorban buat aku. Kamu yang memberi banyak masukan buat aku, kamu yang menertawakan aku ketika aku menjawab pertanyaan, tapi aku merasa saat itu kamu peduli dengan kuliahku.
Pantai Nganteb adalah pantai pertama yang pernah kita kunjungi bersama. Meskipun bukan hanya aku dan kamu, tapi disana aku sekali lagi merasa "Oh God, kenapa dia bisa special?"
Sepulang dari pantai itu aku memberanikan diri berkata
"aku menyukai mu". Sampai detik ini aku tidak menerima respon apapun darimu tentang hal itu. Aku tidak peduli, aku berusaha memahami dari setiap ucapan yang km katakan.
Keesokan harinya karena sebuah kejadian tertentu aku berkenalan dengan 2 orang gadis. Baik, kesan pertamaku saat itu. Aku berpesan kepada salah satu dari mereka "dibantu terus ya kalau dia sedang butuh bantuannya".
Sekian lama aku sama sekali tidak berkomunikasi dengan mereka. Entah kenapa sekarang menjadi 3 gadis yang membenciku dengan sangat sempurna meskipun mereka tidak mengenalku.
Loh, kok tau?
Bukankah kamu yang mengatakan kalau IQ ku diatas rata-rata?
Aku tidak tahu apa salahku, ketika aku bercerita kemarin aku hanya ingin berbagi perasaan ku dengan mu. Hanya ingin kamu sedikit saja punya rasa empati.
Ternyata keinginanku supaya kamu berubah menjadi pribadi yang lebih baik malah membuat aku sekarang kehilangan kamu. Aku tidak peduli dengan 3 gadis itu. Aku tidak peduli mereka membenciku dengan cara mereka, membicarakan aku. Aku tidak asal menuduh, bahkan sama sekali tidak ada niatku untuk menjelekan mereka didepanmu. Mereka adalah temanmu dan sebisa mungkin aku berbaik-baik kepada temanmu.
Kamu tidak akan peduli dengan apapun, bahkan perasaanku. Aku tidak pernah mendapat jawaban dari setiap pertanyaanku. Mungkin ini adalah cara Tuhan melukiskan cerita dikehidupan ini antara aku dan kamu.
Kamu sudah mendapatkan posisi tersendiri dihatiku, posisi itu tidak akan tergantikan dan aku akan menjaminnya untukmu.
Ini adalah pertama kalinya aku bersedih karenamu.