Jumat, 13 Mei 2016

Tentang Uang Receh

Sambil menunggu jam belajar bahasa inggris jam 5 sore dan setelah bosan dengan tumpukan tugas sekian banyaknya, sebentar saya kembali meluangkan waktu untuk sekedar ketik-ketik di blog yang saya pakek untuk posting-posting nggak penting.

Kali ini saya ingin menulis tentang peran uang receh.

Setiap hari, kemanapun saya pergi saya tidak lupa membawa sekotak yang isinya adalah uang receh. Mulai dari 100 rupiah hingga 1000 rupiah. Kebiasaan ini mulai saya lakukan sejak saya sebel kalau beli sesuatu dan diberi kembalian permen. Saya kan nggak beli permen. Alasan klasik penjualnya "Nggak ada uang receh mbak"

Menurut undang-undang yang berlaku memberi kembalian permen itu adalah hal yang melanggar UU. Pasalnya memberikan kembalian permen dengan alasan tidak punya uang receh untuk kembalian sama saja dengan pemaksaan konsumen.

Namanya juga orang indonesia. khususnya yang sudah lama tinggal di jawa. Dari pada debat yaudah relakan saja dikasih kembalian permen, apalagi kalau model orang yang dikit-dikit merasa nggak enak mau mengungkapkan kekesalannya (kayak saya).

Menghindari hal itu tadi (kembalian berupa permen) saya memutuskan untuk mengumpulkan uang receh dari kembalian (kalau pas dikasih kembalian uang receh). rupiah-rupiah kecil itu saya simpan dalam kotak plastik bekas. Kotaknya cukup bagus dan cukup untuk menyimpan uang receh.

Saya tunjukkan uang receh saya dalam kotak, yang setiap hari saya bawa kemanapun saya pergi :)


Banyak juga ya uang receh saya?

Saya mengumpulkan uang receh tadi itu mulai dari seratus, duaratus dan seterusnya. Sampai totalnya yang sekarang lebih dari 50.000 :)

Saya sempat hitung tadi pagi dan menaruhnya sebagian dirumah, karena kotak ini kepenuhan hehehe.

Memang bukan nominal yang signifikan sih, tapi saya sama sekali nggak pernah menghitung-hitung ketika saya memasukkan uang receh itu dalam kotak. Saya hanya memasukkan begitu saja.

Uang receh ini loh yang juga mengingatkan saya tentang pepatah "sedikit-sedikit lama lama menjadi bukit". Benar kalau saya mengumpulkan uang receh ini dari 100, 200, 500 sampai menjadi 50.000 lebih. Tapi saya tidak berniat menukarkan dengan 50.000 uang kertas (karena bakalan habis, mending biarkan aja bentuknya receh, toh nominalnya sama aja 50.000)

Saya rasa begitu juga dengan sistem ilmu ya, kita belajar sedikit demi sedikit, ditekuni saja. Saya yakin kalau suatu saat ilmu itu akan menjadi seperti uang receh tadi (bukan nominalnya) tapi manfaat yang nggak pernah kita rasakan sebelumnya. Suatu saat ilmu yang ditampung tadi akan menjadi banyak :)

Tapi satu hal yang harus dilakukan, berbagi :)
setalah punya banyak, berbagilah karena semua ini hanya titipan. Berbagi ilmu, pengalaman dan apapun yang dirasa bisa untuk dibagikan.

Berbagi bukan untuk uang receh saya ya hehehe :)

0 komentar:

Posting Komentar