Senin, 29 Februari 2016

Sekedar Menanyakan Kabar

Pernah nggak kalian tiba-tiba tidak hadir dalam kerja atau kuliah terus ada yang menanyakan keadaan kalian?
Tulisan saya kali ini tentang pengalaman saya yang bolos kuliah (sebenarnya bukan bolos, hanya sedang ada keperluan lain saja) jadi saya berhalangan untuk masuk kuliah. Ada beberapa teman saya yang menanyakan keberadaan saya
"Fikk kemana tadi? kok gak masuk kuliah??"
Saya hanya menjawab "aku ada urusan mendadak hehehe"

Dibalik urusan mendadak sebenarnya ada urusan lain-lain yang belum saat nya diceritakan. Urusan yang cukup rumit, bikin lelah dan memaksa saya untuk tidak tidur hampir 48 jam non-stop. Mungkin tertidur 15 menit dan harus terbangun lagi.

Ada kisah yang unik dari rekan saya ketika menanyakan kabar. Ada yang sekedar "oalah tak pikir kamu kenapa" atau cuma ngeread message ny doank, bahkan ada yang kepo saya sedang ada urusan apa. paling unik itu adalah tipe yang terakhir, yang kepo dengan urusan saya.

Entah kebetulah atau apa ya, saya ini tipe orang yang susah dekat dengan orang lain. Saya cenderung dekat dengan orang yang "setipe" dengan saya. Salah satu tipe nya adalah orang yang nggak suka ribet. Jadi orang-orang yang dekat dengan saya bisa dihitung jari dan tidak semua dari mereka harus tau semua hal tentang saya :)

[ada prinsip yang saya ambil dari salah satu dosen saya, yang kebetulan setipe, nggak terlalu butuh banyak orang yang memahami, cuma butuh sedikit saja yang memahami dan yang tentu peduli]

Sebagian dari mereka ada yang berkata "oh jadi kamu gitu, ke temen sendiri gak mau cerita-cerita"

Memang!!!
memang saya nggak mau cerita-cerita, karena nggak semua orang bisa dekat dengan saya :)
kalau mau bilang Fika ini orangnya pilih-pilih. Ohhh ya jelas :D

Masalahnya bukan saya pilih-pilih atas dasar status sosial, kekayaan, kepintaran atau mungkin kekuasaan. Nooooo. Saya pilih-pilih karena saya tahu bahwa ada sebagian kecil yang benar-benar peduli dan ada sebagian yang hanya ingin tahu tanpa peduli. Kalau tahu pun mau apa? :)
Selain itu juga hubungan friendship.
Friendship ini adalah hubungan yang tidak berlaku untuk semua orang dihidup saya. Seleksinya ketat hehehehe. Saya terbuka dengan orang baru, siapapun dia yang ingin menjalin relasi dengan saya. Tapi bukan berarti porsi mereka itu sama :)
Karena seleksi yang ketat inilah yang berakibat, saya cuma punya sedikit teman yang peduli. Teman yang berhubungan baik sangat banyak, tapi belum tentu peduli.
Ada satu dosen, and he is the only one lecturer yang mempunyai hubungan friendship dengan saya :)
penilaian orang lain tentang dosen satu ini sih memang ada yang nggak baik, ya itu karena mereka juga tidak mengenal dia dengan baik :) hubungan dengan dosen-dosen yang lain cukup dekat, tapi tidak pada porsi friendship. Beliau juga masih satu-satu nya orang yang mempunyai hubungan friendship dengan saya selama 3 tahun kuliah di kampus saya hehehehehe. Kadang ya beliau ini jadi bapak, kadang jadi dosen, kadang jadi temen, kadang jadi kakak rohani juga, anaknya udah jadi adek (multi guna kan? hehehehehe)
Bukan hal yang mustahil kok untuk ada di posisi friendship saya. Hanya prosesnya lama dan saya butuh membangun kepercayaan terlebih dahulu.

Alasan berikutnya adalah this is privacy. Namanya juga privacy, saya hanya akan berbagi dengan mereka yang berkepentingan saja. Misalnya dosen yang pada hari itu mengajar mata kuliah yang saya berhalangan hadir, jadi saya harus memberikan penjelasan apa adanya. Itu pun masih dengan NB : jangan disebarkan ya informasinya. Harapannya supaya tetap menjadi privacy saya :)

Sooo, buat teman-teman yang menanyakan kabar saya karena saya tidak masuk kuliah. Terimakasih Banyak. Belum waktunya tahu tentang semua kejadian yang sedang saya alami. Tapi saya salut dengan kepedulian kalian. Kalian akan tetap menjadi teman baik saya :)

Selasa, 23 Februari 2016

Bertebaran Orang Baik

Kalau sekarang saya mau membuka tempat dimana saya kuliah karena disitulah kalian bisa menemukan banyak sekali orang baik :)
Saya kuliah di Universitas Ma Chung, salah satu universitas Swasta yang terkenal dengan mahasiswa yang sebagian besar adalah keturuna Tionghoa.

Tidak ada yang kebetulan kalau Tuhan menempatkan saya untuk kuliah di tempat yang bisa dibilang sedikit lebih mahal dibandingkan universitas swasta kota Malang yang lain (sedikit atau banyak itu relatif ya, saya bilang sedikit saja supaya tidak nampak terlalu signifikan hehe).

Kebaikan Tuhan tentunya kita rasakan setiap hari bukan? (saya memakai kata Tuhan saja supaya terkesan universal saja ya). Mulai kita bangun tidur sampai kita kembali beristirahat. Kalau saya pribadi nggak akan pernah bisa menghitung seberapa besar kebaikan Tuhan yang sudah terjadi dihidup saya. Bahkan saya berpikir bahwa kebaikan-kebaikan lain yang saya dapatkan asalnya dari Tuhan.

Fokus saya pada tulisan kali ini dan yang membuat saya terharu sampai meneteskan air mata saat ini ketika saya bertemu dengan banyak sekali orang baik di tempat saya kuliah.

[kalau saya boleh bercerita sedikit tentang kuliah saya, saya harus susah payah untuk bertahan dibangku kuliah, saya harus punya pekerjaan, saya harus dapat beasiswa, saya harus magang dan lain-lain pun saya kerjakan supaya saya bisa bertahan menyelesaikan study S1 saya, kemudian saya akan lanjut S2, S3, sampai nama depan saya akan mendapatkan tambahan Prof. Fika Handani. Ada cerita lain dibalik keinginan saya menjadi seorang Profesor wanita hehehe, next time saya akan bercerita dalam blog yang sama]

Susah payah bukan saya sendiri yang menanggung, orang tua, teman, dosen bahkan staff Universitas memberikan andil yang cukup besar dalam kehidupan perkuliahan saya. Beberapa poin yang saya tuliskan berikutnya adalah bagian yang sangat kecil dari kebaikan yang saya terima selama kuliah di Universitas Ma Chung

1. Bertahan sampai semester 2 dan semester-semester berikutnya karena dibiayai oleh Dosen Pembimbing Akademik.
Judulnya mellow banget ya? Hehehe. But it is true. Kalau sekarang saya bisa sampai duduk disemester 6 salah satu hal yang sangat berpengaruh adalah "saya dibayari dosen saya untuk biaya kuliah". Kebetulan Dosen ini adalah Dosen Pembimbing Akademik saya yang baru kenal saya satu semester karena saat itu saya masih semester satu dan masih dalam proses lanjut ke semester 2.

Ceritanya, saya memang kuliah ditempat yang mahal (mahal buat ukuran saya). Memang saya mendapat beasiswa, tapi beasiswa itu tidak akan mengcover semua kebutuhan kuliah saya. Bahkan untuk menutup biaya kuliah saja nggak cukup kok. Sesuai dengan kebijakan Universitas, mahasiswa harus melunasi tanggungan biaya semester sampai bulan tertentu untuk bisa melakukan KRS (buat yang nggak tau KRS, KRS itu adalah Rancangan Study yang harus disusun untuk perkuliahan satu semester berikutnya. Isinya kita mengambil mata kuliah yang kita sendiri kehendaki untuk study berikutnya). Tanggungan saya saat itu 7 digit angka yang harus dilunasi. Hal yang membuat saya punya tanggungan sebesar itu karena Papa saya sakit yang otomatis berpengaruh ke pembayaran kuliah saya. untuk 7 digit itu saya sudah mengajukan dispensasi kepada pihak Universitas, tapi akhirnya tidak disetujui.

Hari demi hari berjalan dan hari terakhir validasi untuk Dosen Pembimbing Akademik akan segera berakhir, sampai satu titik hari itu 14 Februari 2014 adalah hari terakhir validasi dan saya belum menyusuk KRS sama sekali. (saya ingat betul tanggalnya karena hari kasih sayang dan tanggal yg berkesan buat saya). Ditanggal yang sama pula, Dosen saya mengirim SMS ke saya dan menanyakan "kenapa kamu belum validasi? Kalau bisa hari ini jam 10 keruangan saya". Jangan tanya beliau tau nomor HP saya dari mana karena saya sampai sekarang juga nggak tau beliau dapat dari mana.

Karena saya mendapat pesan seperti itu saya pun datang tepat waktu keruang beliau. Saya menceritakan semua kendala saya kenapa saya belum menyusun KRS dan belum validasi. Saat itu juga Dosen saya bertanya "uang mu kurang berapa?" Saya menjawab sejumlah 7 digit tadi. Dan hanya dengan kepercayaan, beliau memberikan 7 digit tadi ke saya dan berpesan "Segera transfer ke Yayasan, urus ke bagian keuangan, susun KRS dan validasi kesini lagi. Kamu pakai saja uangnya, kembalikan kalau kamu sudah ada". Saya speechless dan datang ke bank untuk transfer uang itu dengan berlinang air mata sepanjang jalan.

[sebenarnya ada satu cerita lagi. saya sudah mendaftar di universitas lain yang biayanya tidak semahal universitas saya saat ini hehehe]

2. Pengalaman yang tak ternilai dari para staff Universitas
Kalau bilang staff universitas, staff itu banyak. Bahkan saking banyaknya saya kenal mereka tapi saya nggak tau namanya hehehe. lebih tepatnya saya lupa namanya. Ada salah satu direktorat yang sangaaaaaaaattttt berkesan selama saya kuliah disini. Direktorat ini memang direktorat yang dekat dengan mahasiswa karena urusan mereka adalah seputaran mahasiswa. Terlebih saya yang suka berkenalan dengan orang baru, sangat interest untuk mengenal mereka lebih dekat.

Ngopi, makan indomie, jalan-jalan, diskusi, rapat dll agenda yang sering kami lakukan bersama. Sampai satu titik yang mana saya diberikan sebuah kepercayaan memimpin event Universitas Terbesar sepanjang masa hehehehe. Jadi ditahun kedua (semester 3), karena saya diberikan tanggung jawab dan kepercayaan dalam hal ini, saya jadi punya pengalaman bagaimana rasanya mahasiswa tahun kedua yang belum tahu apa-apa untuk mempresentasikan event ini yang biayanya 9 digit angka didepan pimpinan Universitas.

Ahhh, iu hanya sebagian kecil pengalaman. Karena capeknya saya menghandle event ini (yang juga dibantu banyak pihak) finally saya harus masuk IGD untuk yang pertama kalinya hehehe. Tekanan darah saya terlalu rendah dan terlalu sering pulang malam, akhirnya saya sakit pada paru-paru saya hehehe. Mereka tinggal diam? Nooooo, mereka menemani saya dan keluarga daya. It is awesome moment :)

3. Dosen yang sudah seperti seorang Bapak bagi saya
Kalau moment ini saya rasa akan berlangsung sampai saya lulus nanti hehehe. Dosen yang udah kayak Bapak sendiri wkwkwkwk. Banyak yang iri, tentu saja karena kedekatan kami. Kami bisa dekat mungkin karena kami punya beberapa kesamaan (moody, simple, sederhana dll).

Awal kedekatan kami terbilang cukup unik hehe, awalnya karena saya ini bukan mahasiswa yang pinter-pinter banget. Jadi saya suka gangguin dosen ini untuk meminta bimbingan private tentang hal yang saya masih belum ngerti. Saking seringnya, dosen ini lama-lama hafal dan dalam hatinya pasti bilang "yahhhh fika lagi -__-"
Kalau belajar aja ya pasti bosen kan, kami menyelingi belajar kami dengan bercandaan sederhana yang lama-lama bercandanya jadi gak karuan hehehehehe.
Beliau ini ya tempat curhat, tempat cari inspirasi, tempat ngadu dll. Seringnya sih beliau tempat memperbaiki mood kalau saya lagi bad mood.
Lama-lama semua udah tau kalau saya yang paling dekat dengan beliau. Sampai suatu saat beliau cuti dan yang dicariin itu saya "Fik. bapak mu kemana?" Hahahahahaha.....

4. Teman sekampus yang selalu care
Tidak akan lengkap kehidupan ini tanpa ada teman. Dengan ekspresi saya saja, sebagian besar teman saya bisa mengetahui suasana hati saya hahahaha. Kayak paranormal aja ya. Ya mereka tahu kapan saya bisa diajak bercanda dan kapan saya sedang serius. Saya menyadari kalau saya ini orang yang pilih-pilih kalau berteman. Pergaulan akan menentukan perilaku mu :)
Saya cuma punya beberapa teman saja, atau tepatnya yang saya anggap teman untuk saya bisa bercerita dan berbagi pengalaman. Tapi saya acungkan jempol buat teman-teman saya yang baiknya ngalah-ngalahi kebaikan saya ke mereka. Saran saya, pilih-pilihlah salam berteman, tapi hal ini bukan berarti anda adalah orang yang sombong.

5. Pejabat Kampus (Wakil Rektor) yang Humble nya luar biasa
Sepele, bapak ini tahu kalau saya magang di gedung yang sama dengan beliau. Hujan yang deras memberikan pengalaman buat saya dan beliau. Setelah beliau ngajar dan saya selesai kuliah dan harus kembali ke kantor, saya dihadang oleh Hujaaaaaan. Dengan ramah yang luar biasa beliau ini menawarkan "kamu mau bareng saya? saya bawa mobil supaya tidak kehujanan"

Saya tidak tahu seberapa banyak wakil rektor yang akan melakukan hal ini kepada mahasiswanya :)

6. Silent but Always Care
Buat dia yang diam dan cuek tapi saya tahu dia pedul dan memperhatikan saya :)

Tulisan ini hanya sepenggal dari kebaikan-kebaikan yang saya terima. Saya cuma mau berpesan bahwa masih bertebarang orang baik disekitar kita. Jadilah Baik :)

Jumat, 19 Februari 2016

Tidak Harus Sama!

Menggunakan sosial media secara terus menerus adalah hal yang salah. Hmmm, pro kontra mengenai statement ini bukan? Saya setuju kalau menggunakan media sosial secara terus menerus DAN tidak pada tempatnya bukanlah hal yang baik. Iya memang sih, bayangkan aja kalau kita sedang bersama dengan teman, sahabat atau keluarga tapi kita juga sibuk dengan gadget kita. Membuat orang yang bersama dengan kita "sebel" dengan sikap kita bukan?

Kalau boleh jujur, saya salah satu orang yang nggak bisa lepas dari gadget saya. Bahkan ada satu kisah ketika saya pergi makan siang bersama dosen favorite saya, saya tetap membawa gadget saya dan memainkan gadget ketika saya ngobrol santai dengan beliau. Beliau sih nggak masalah dengan sikap saya (atau seharusnya sebel hanya tidak diungkapkan saja), cuma yang jadi masalah adalah etika saya yang saya nilai sendiri kurang baik untuk siang itu. Saya pun baru menyadari hal itu ketika makan siang bersama dengan dosen saya telah usai. Saran saya jangan dicontoh sikap semacam ini.

Saya bukan pecandu media sosial, yang saya rasa saat saya menuliskan sesuatu di media sosial atau blog semacam ini itu merupakan bentuk luapan emosi saya. Toh saya juga jarang sekali bahkan bisa dibilang tidak pernah membuat sebuah tulisan yang merugikan orang lain :)

Saya akan baik-baik saja walaupun situs media sosial di tempat saya bekerja di block. Asalkan jangan internetnya saja yang dimatikan hehehehe. Hanya saja, saya ini orang yang cepat dalam memberikan respon terhadap sesuatu. Bahkan saya menilai diri saya sendiri menjadi orang yang mudah dihubungi dengan via apapun. Mulai dari BBM, Line, Whatsup, Email atau SMS sekalipun.

Saya pengangguran? BIG NO! saya punya banyak pekerjaan untuk dilakukan walaupun saya juga cepat memberikan respon kepada orang yang menghubungi saya. Jadi kalau saya dibilang pengangguran karena bisa merespon dengan cepat, ya saya sedikit tersinggung. Alasan saya untuk merespon segala sesuatu dengan cepat itu berawal dari pekerjaan saya sebagai pemilik konveksi yang baru saja berkembang. Kalau ada orang order barang dan saya merespon dengan lama saya akan kehilangan kesempatan dalam pekerjaan saya. Rutinitas itu yang akhirnya membentuk saya jadi orang seperti ini. Bahkan sampai sekarang saya tetap jadi orang yang fast response walaupun kadarnya tidak untuk mereka yang sekedar menanyakan "kamu lagi apa?" atau "kamu sudah makan apa belum?".

Saya tidak harus menjadi sama dengan mereka yang mematikan semua HP dan internet ketika bekerja. Kalau memang yang lain mau fokus dengan pekerjaan tanpa terganggu HP ya silahkan. Saya setuju dengan hal itu, tapi bukan berarti saya setuju dan harus diterapkan kepada saya.

Menjalankan konveksi saya dengan orderan yang bisa datang kapan saja, pekerjaan magang saya untuk memenuhi kebutuhan kuliah saya dan menjalani kehidupan sebagai mahasiswa itu bukan hal mudah (semudah membalik telapak tangan) untuk dijalani :)

Saya cuma mau menjadi diri sendiri saja, tanpa saya ikut-ikutan karena komentar kalau saya adalah pengangguran yang bisa balas chat dengan cepat :)

Rabu, 17 Februari 2016

Membuat Bahagia (Masih Tentang Monyet di Pinggir Jalan)

Seminggu ini sudah rutin saya berangkat lebih pagi dari sebelumnya membawa 2-3 buah pisang yang saya berikan kepada monyet di pinggir jalan, aku mau kasih nama monyet ini Si Jack. (Jika terjadi kesamaan nama itu hanya kebetulan semata :p )

Si Jack, sudah mulai hafal dengan saya yang setiap pagi berhenti didepan kandangnya dan memberikan pisang. Kalau saya datang Si Jack langsung berdiri dan menunggu saya mengambil pisang dari dalam tas sambil melihat dan senyum (senyum khas nya monyet yang menggemaskan itu).

Karena kandang Si Jack memang berada ditengah jalan, otomatis banyak yang melihati saya ketika saya berhenti didepan kandang Si Jack selama seminggu ini (I don't care with their opinion about my new activity). Ada yang sekedar menengok kearah saya, ada yang melihat sambil tersenyum dan ada yang tidak peduli sama sekali hehehehe.

Pagi ini (18 Februari 2016), saya berhenti tidak sendiri. Ketika saya berhenti dikandang Si Jack awalnya saya sendirian saja. Memberikan pisang pertama dan melihat Si Jack mengupas pisang dan memakannya. Tidak berselang lama, ada 2 ibu-ibu datang dan berhenti disebelah motor saya. Mereka tidak membawakan makanan, tapi saya tahu kalau mereka juga punya rasa peduli kepada mahluk ciptaan Tuhan. Awalnya saya sempat berpikir kalau Si Jack adalah milik mereka tapi ternyata bukan.

Saya melontarkan pertanyaan
"ini punya siapa ya buk?"
"Wah saya juga nggak tau, kasian ya mbak ditaruh disini campur sampah. kok gak ditaruh dikebun binatang atau dimana gitu ya mbak?"
"yang ngasih makan siapa buk?"
"Ya sesukanya orang mbak, kalau ada yang kasihan yang dikasih makan tapi kalau enggak ya gak ada mbak, mbak sendiri ngapain disini mbak?"
"Oh saya kebetulah lewat, mau ke kampus. sekalian saya bawakan pisang buk, hampir seminggu ini lah saya berenti disini terus"
"Hmmm, kalau begitu mbak ngasih makan pagi saya yang sore mbak, rumah saya agak jauh sih dari sini, sekitar 20menit'an. jadi kita gantian ngasih makan monyet ini"
"Ooh iya boleh buk, cuma saya kalau Sabtu Minggu libur ke kampusnya, saya masih belum tau bisa atau enggak 2 hari itu. rumah saya ya lumayan jauh dari sini, sekitar 30menit hehehe, didaerah Wagir" 
"Gapapa mbak, sabtu minggu nanti biar saya aja yang ngasih makan, orang-orang ini berdosa kok mbak ngurung monyet disini tapi gak dirumat"
"hehe iya buk"

Bukannya saya sok baik atau gimana sih, untuk ngasih makan monyet ini setiap pagi saya cuma mengeluarkan 10 ribu rupiah untuk satu minggu (dengan kualitas pisang yang layak makan, dan Si Jack makan 2-3 pisang setiap pagi selama satu minggu). Dibandingkan dengan pengeluaran saya untuk makan 3 kali sehari, penggunaan listrik, penggunaan air, pulsa, paket internet, jajan, pergi main sama temen, penggunaan barang-barang elektronik, kendaraan, bedak, lotion, shampo, sabun, deodoran, pewangi, pakaian dan mungkin kalau kalian bisa ngelist kebutuhan saya yang lain akan menjadi lebih banyak lagi kan?

Ya tapi kan kamu manusia Fik, Si Jack kan binatang?
Terus kalau Si Jack binatang apakah dia layak diperlakukan seperti itu? bukannya Si Jack ini sama-sama ciptaan Tuhan ya?

Apa saya masih bisa dibilang baik dengan perbandingan kebutuhan seperti tadi? Hehehehe. Baik karena Tuhan terlebih dahulu baik. Saya bisa bernafas setiap hari tanpa harus membayar. Kalau sekali nafas aja bayar saya udah miskin sejak dulu hehehehe.

Bahagia hari ini karena saya masih bertemu dengan orang yang sama-sama mau peduli dengan sesama mahluk Tuhan (hewan). Saya masih berharap bisa bertemu dengan orang lain yang sama-sama peduli, dan harapan lebih lanjutnya bertemu dengan orang yang tahu bagaimana caranya supaya Si Jack bisa pindah kandang ke kandang yang lebih baik.

[kalau boleh sih saya mau pelihara, cuma rumah masih tinggal dirumah orang tua dan saya tahu pasti tidak akan diijinkan, Papa pernah bilang "silahkan ngasih makan, tapi jangan minta supaya dibawa pulang" Ahhh yasudah lah, Papa udah ngasih lampu merah]


Selasa, 16 Februari 2016

Peraturan Telefon (Doing Silly Thing)

[Again, saya lagi capek ngerjakan rutinitas dikantor dan memilih untuk ambil waktu sebentar buat nulis hehehe]

Sebenernya bikan capek sih, hanya bosan saja dengan rutinitas yang saya lakukan setiap hari dikantor. Datang - Nyalakan Komputer - Cek Email (walaupun udah jelas sinkron dengan Smartphone) - Buka Sosmed sekilas (langsung tutup) - angkat2 telfon sampek bosan - coding (kalau pas iseng dan atasan lagi gak liat).

Sesuai dengan judulnya, saya lagi pengen curhat dengan gaya telfon orang-orang dikantor saya (dari unit lain yang membutuhkan sesuatu dari unit saya).

Jadi percakapan telefonnya salah satunya begini
(kriiiing... kriiing... kriiiing)
Fika : Halo selamat pagi (tergantung pagi, siang atau sore)
X : Halo fik, eh minta tolong Pak X suruh benerin komputer tempat saya yaa, makasi fik..
Fika : emmm.. ini...
(jbraaaaaakkk) langsung tutup telefon dari sononya

Kalau enggak begini
(kriiiing... kriiing... kriiiing)
Fika : Halo selamat pagi (sekali lagi tergantung waktu)
Y : Halo fik, Pak X ada?
Fika : Oh lagi keluar, ada pesan yang mau disampaikan?
Y : Gini aja deh nanti kalau udah dateng suruh telfon balik saya ya, makasi fik.
Fika : emmm.. ini...
(jbraaaaaakkk) langsung tutup telefon dari sononya

Sudah bisa menebak apa masalahnya? Hehehehehe. Kalau bisa menebak mungkin anda adalah orang yang pernah mengalami nasib seperti saya hehehehe.
Ya mana tau saya itu telfon dari siapa?
Iyaa mereka taunya kalau telfon ke unit tempat saya bekerja kalau suara nya cewek bukan lain adalah "Fika" (iya saya satu2nya cewek di unit tempat saya bekerja dan jelas saya yang paling cantik) hehehehe. Lah saya? Yang telfon sampai puluhan dan saya masih belum genap sebulan ada di unit ini hehehehe. Saya tuh cuma bisa mengenali 2 orang saja tanpa mereka harus mengatakan itu siapa (satu wakil rektor yang suaranya ketara banget dan satu lagi pimpinan unit kemahasiswaan yang sering ngobrol), yang lainnya mah hehehehe.. kagak tau.. :p

Pengen deh saya buat peraturan yang disebarkan lewat email Kampus
"Dear all staff, pimpinan dan seluruh civitas ***, tolong yaaa kalau telfon sebutkan nama dan dari unit mana, karena di unit saya yang sering angkat telfon cuma saya dan saya nggak hafal suara orang sekampus" Hehehehehehe

Ini postingan cuma bercandaan, jangan dianggap serius. I just Doing Silly Thing. hehehehe :)



Kamis, 11 Februari 2016

Monyet Di Pinggir Jalan

Sebulan terakhir ini saya berangkat ke kampus selalu diantar oleh Papa. Ya karena sekalian sih tempat kerja Papa dan kampus saya sejalan yaudah deh mending jadi satu aja. Karena Papa yang bawa kendaraannya Papa melewati jalan pintas yang memang jalan itu jauh lebih efektif dibandingkan lewat jalan besar biasanya.

Dipinggir jalan yang saya lewati itu ada kandang Monyet (monyet ini beneran monyet, bukan karena saya pengen nyindir, tapi saya memang mau bercerita tentang monyet). Setelah sebulan lamanya saya berangkat dan pulang selalu melihat monyet itu yang terkurung didalam kandang (entah apa dosanya jadi harus dikurung), saya mulai merasa kasihan pada mahluk Tuhan yang nggak berdosa ini.

[kalau kalian orang Malang dan pengen liat beneran coba lewat jalan pintas yang menghubungkan antara Lembah Dieng dan Villa Puncak Tidar, kalau ada kandang dipinggi jalan nah itu satu-satu nya kandang sepanjang jalan itu]

Kemarin sih sebelum pulang saya minta Papa berhenti sebentar diwarung yang jual Pisang ketika Papa jemput saya dikampus. Terus Papa tanya
"Kok tumben? biasanya kan suka Apel bukan Pisang?"
"Enggak Pa, ini mau beliin monyet yang dikandang sana, besok pagi mau aku kasih makan"
"Ohh..." (dengan muka nya Papa yang biasa-biasa aja)

Besok paginya, tepatnya hari ini (12 Februari 2016) saya ngajak Papa berangkat lebih pagi dari biasanya, ya seperti tujuan sebelumnya saya mau ngasih Pisang buat si monyet.

Untuk yang pertama kalinya saya berhenti di Kandang Monyet itu. Saya speechless ketika saya benar-benar melihat keadaan monyet itu
1. Bau Kandang monyetnya bener-bener nggak enak (musim hujan, becek, campur kotoran monyet, sampah dibawah kandang karena yg ngasih makan selain saya mungkin ada bungkus plastiknya)
2. Kondisi Kandangnya Jelek (ayunan patah, besi kandangnya berkarat)
3. Kondisi monyetnya kasian, kulit tubuhnya banyak yang terluka (keliatan merah-merah seperti terlalu lama duduk dan tinggal ditempat yang lembab)

Monyet itu menerima pisang yang saya kasih dan melambaikan tangannya (may be mau bilang, xie xie wo ai ni cieeeee.. wkwkwkwk apa an sih). Tapi karena pagi ini pertama kalinya saya dateng ke kandangnya dan liat si monyet secara langsung jadi saya mah nggak berani jabanin lambaian tanggannya yang posisi pengen salaman sama saya.

Saya sih nggak yakin dengan perasaan kasian saya ke si monyet, karena saya nggak tau tuh monyet memang seharian disitu atau sebenernya ada yang punya cuma kalau pagi-sore ditaruh situ atau seperti apa saya nggak tau pastinya. Saya hanya berpikir dia ini sesama mahluk Tuhan yang tetep harus dihargai keberadaannya.

Pikiran saya saat itu
1. Kenapa si monyet ini nggak dilepas aja ke hutan supaya bebas aja sih?
2. Ya kalau memang hutannya udah habis taruh aja di kebun binatang atau suaka marga satwa udah jelas ada yang merawat kan?

[Mungkin yang ngasih makan bukan cuma saya ya, terbukti banyak sampah plastik dibawahnya yang sepertinya bekas orang lain ngasih makan sampahnya ketinggalan disitu. Usul kongkrit kalau memang ada temen-temen yang minat ngasih makan monyet dipinggir jalan kasih aja buah, jangan yang berbungkus plastik karena plastiknya malah semakin numpuk sampah disana]

Maybe perasaan kasian ini semakin kuat karena saya juga pecinta binatang, apapun. Kecuali yang berbahaya semacam buaya, macan, harimau (bukan berarti benci, cuma takut aja sih hehe, kalau mereka bisa baik yang saya bakalan baik juga).

Buat yang punya kalau memang tulisan ini salah ya saya minta maaf karena saya tahunya cuma tahu dari apa yang tiap pagi dan sore saya lihat hehehe. Good Luck Nyeeet!

Rabu, 10 Februari 2016

Gaji (Gaji Buta) vs Penghargaan

Antara suka dan tidak suka dengan yang namanya Gaji Buta (namanya manusia, siapa yang tidak suka dengan uang? Kalau saya sih nggak ada uang gapapa asal kalau belanja tetep bisa debet dari account bank, hehehe kurang suka bawa uang cash sih). Kalau menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Gaji Buta itu punya arti "Gaji yang diterima dengan tidak bekerja". Kalau boleh saya ingin mengartikan dengan versi saya sendiri Gaji Buta itu "Gaji yang kita terima karena kita kelihatannya kerja namun sebenarnya tidak melakukan pekerjaan apapun" Ya intinya sih sama saja, hanya saya lebih mendetailkan pengertian dari Gaji Buta itu sendiri.

Lantas, apa yang jadi pengamatan dan pemikiran saya mengenai gaji buta? Oke kali ini postingan saya akan sedikit lebih berbobot (emm nggak juga sih, mumpung nganggur aja) dan tidak membahas lagi mengenai "Learning By Doing" Hehehe.

Kalau misalnya ada dua kasus seperti ini

Kasus 1 :
Ada seorang sekretaris yang seharusnya mempunyai Job Desk untuk menyiapkan data rapat, menyiapkan presensi, mencatat hasil dari agenda yang telah dilakukan oleh ketua (atau lebih tepatnya pimpinan) dan mungkin masih banyak lagi ya tugas seorang sekretaris. Nah permasalahannya disini, sebuah organisasi atau lembaga atau kegiatan apapun yang akan menjadi ujung tombak dan penanggung jawab dari lancar atau tidaknya adalah ketua (benar kan?). Kalau terjadi kesalahan apapun siapa yang akan dicari terlebih dahulu? Pasti ketua bukan?
Misalnya si mbak sekretaris ini merasa bahwa "ahhh ntar juga bakalan ditanggung sama ketuanya, saya nggak nyiapin juga nggak akan terjadi masalah apa-apa"

Kasus 2 :
"eh kerjakan ini kerjakan ini kerjakan ini dong, nanti fee dari kerjaan kamu sekian. gimana? Oke?"
"Hemm Oke deh"
beselang lamaaaaaa.. karena yang disuruh ini nggak pinter-pinter amat jadi membutuhkan waktu yang lama tapi beneran dikerjain sih.. Dibayar iyaa dibayar.. Berguna nggak kerjaannya? Hmmm nggak tau.. Hahahaha..

Dari dua kasus di atas menurut kalian mana yang dibilang "Gaji Buta"?

Kalau menurut saya dua-dua nya termasuk gaji buta. Memang dari dua kasus diatas yang terlihat jelas adalah kasus pertama yang biasa disebut dengan gaji buta. Bener kan? Kalau ada yang nggak setuju silahkan komen dibawah ini ya.

Kok kasus kedua juga bisa disebut gaji buta? (versi fika). Yes, menurut fika sih kasus kedua juga gaji buta. Kenapa kok gaji buta? Kembali ke gaji buta versi fika di atas deh "gaji yang kita terima karena kelihatannya kita bekerja namun sebenernya tidak melakukan apapun". Namanya bekerja itu harus ada hasil dan hasil itu harus berupa produk, kalau pekerjaannya adalah jasa beda cerita lagi deh atau minimal jasa itu bisa dinikmati oleh orang lain bukan?


Sama dengan kasus kedua kan? Bekerja sih iya bekerja, tapi hasilnya mana? Adaaa, hasilnya sih ada cuma nggak bisa dinikmati kan? Kalau saya sih menyebut itu bukan disebut "gaji" cuma sebuah penghargaan aja dari orang yang sudah menghargai kerja keras dan usaha yang udah diberikan aja sih. Saya sih nggak setuju kalau kasus kedua juga di sebut dengan gaji atau fee. Saya akan lebih setuju kalau itu disebut dengan "penghargaan usaha". Jarang sekali loh ada orang yang mau menghargai kita dengan mengorbankan apa yang dipunya termasuk memberikan fee kepada kita hehe.

Udah jelaskan apa itu gaji dan apa itu penghargaan? :)
Soooo, mending jangan bangga dulu deh kalau dibayar karena do something buat orang lain. May be orang itu sebenernya nggak terlalu butuh kita bahkan nggak terlalu butuh dengan jasa kita. Bahkan itu bisa jadi karena orang tersebut terlampau baik saja hehehehe.

[anyway kasus kedua itu adalah pengalaman penulis yang sebenarnya nggak layak mendapatkan upah, cuma saya sangaaaaaaaat sadar kalau itu adalah sebuah bentuk penghargaan buat kerja keras dan usaha saya. So, saya berdoa supaya kalian yang membaca postingan ini bakalan ketemu dengan orang yang bisa menghargai usaha kalian seperti saya yang ketemu seseorang semacam ini. Buat yang merasa, saya mengucapkan terimakasih banyak. Dibalas? Pasti dibalas, tunggu saja tanggal mainnya]

You Should Read This One (Programer Masa Kini)

Malam ini saya sedikit galau, Praise The Lord saya bisa kontak-kontak an lagi sama mantan dosen (tepatnya yang belum sempat ngajar dan udah harus pergi aja sih). Iseng-iseng nanya dan terjadilah percakapan semacam ini dan akan saya abadikan dalam blog ini

Saya : Bapak lagi sibuk Apa Pak sekarang?
Beliau : Saya sibuk coding, tiap hari saya sibuk coding. Hahahaha
Saya : Asik, bapak coding nya fokus kemana Pak? Mobile, Web atau apa? Ajarin dong Pak hehehe (walaupun dia ini udah bukan dosen saya wkwkwk)
Beliau : Saya mainannya cross platform, web dan mobile, cuma kebanyakan sih web. Mainannya nodejs dan couchdb. Sama angular juga. (yang gak tau itu makanan apa udah baca aja deh ya hehe)

Bla bla bla bla bla... dan seterusnya. Sampai kita mengakhiri chat kita dengan bahasan tentang Github (Github itu gampangannya media sosial nya programmer). Sebenarnya masih banyak yang mau dibahas sama Bapaknya, cuma Bapaknya males ngetik. May be and I hope next time :p

[Anyway beliau ini orang ketiga setelah Favorite Lecturer dan Super Power Lecturer yang saya nggak segan-segan buat nyerap ilmunya. Hmm Super Power Lecturer udah pernah saya ceritakan sedikit di blog ini kan? Nah kalau Favorite Lecturer nanti lah kapan-kapan saya ceritakan, kalau mantan dosen yang ini saya mau ngasih gelar Up To Date Lecturer wkwkwk, ya memang dia ini selalu Up To Date]

Chat nya saking panjang nya saya yang baca kuwalahan karena satu layar smart phone saya bisa penuh dengan tips dan trik yang beliau berikan dan masih banyaaaaak (this is amazing, paling tidak mood yang tadi drop karena masalah study jadi up lagi hehehe). Ternyataaaa 3 kali saya harus memposting hal yang sama dalam blog ini "Learning By Doing". Ini beliau pesen ke saya begitu lagi "Learning By Doing", belajar sendiri dan mandiri. Jadi saya udah gak mau ngutak-ngutik lagi masalah teori Learning By Doing nya yaa, udah  kali di bikin tulisan di blog ini.

Sesuai dengan judul post nya adalah "Programmer Masa Kini". Yang bukan programmer sih ya biasa-biasa aja kali yaa baca post ini, cuma karena saya "merasa" sedikit banyak ada darah-darah aliran programmer ya nge-post nya salah satunya bahasan macam ini, semoga sih tulisan sepele ini bisa menginspirasi sesama programmer buat selalu up to date (up to date nya tentang belajar mengenai hal-hal baru aja sih). Next yukkk kita masuk Programmer Masa Kini versi Up To Date Lecturer pada bulan Februari di tahun 2016 (saya yakin postingan ini bakalan basi kalau di baca 1 tahun kedepan atau beberapa bulan kedepan ya karena teknologi akan selalu up date hehehe)

1. Github
2. Couchdb
3. Angular
4. Terminal / Command Line

Yaa saya nggak pengen menjelaskan itu wkwkwkwk.. (biarkan lah yaa agak gak nyambung dengan judulnya).. Ada sih yang mau saya garis bawahi dari kata-kata beliau "Larinya Perkembangan Dunia Kerja dan Kurikulum Di Perkuliahan sangat Jauh Fika, jadi km sendiri yang harus lari untuk ngejar kalau nggak mau ketinggalan" Nah loh kan, pas bener kan sama yang saya tulis di postingan sebelumnya (itu tuh yang saya nulis karena lagi marah hahahaha, padahal nggak pengen nulis sih sebelumnya cuma pengen melampiaskan emosi saja wkwkwk). Tapi ternyata bener kan apa yang saya asumsikan sebelumnya? Hehehe... Ehhh paling tidak kita basic udah tau dan jadi bisa lah yaaa hehehehe..

[kita nggak pernah tahu kapan dan dengan siapa kita akan bertemu dan saling berbagi ilmu. contohnya malam ini pun saya bisa chating banyak hal dengan dosen yang belum sempat ngajar saya dan sudah harus resign karena urusan keluarga hehehe. Dekat? Hmm nggak terlalu sih, cuma kenal aja. Oh ini Fika, Oh ini Pak ,,,,, Oh yaudah gitu doank. Cuma malam ini beliau yang semakin meyakinkan saya bahwa "Learning By Doing" itu harus dan wajib dilakukan. Paling tidak guyonan e beliau ini bikin up mood bener-bener dah hahaha. Harapannya hubungan baiknya akan teruuuuussss berlanjut sampai akhir hayat hehehehe]

Dunia Kerja dan Kuliah

[guys sebelumnya maaf yaa kalau tulisan ini kurang bagus, kalau boleh jujur tulisan ini hasil karena saya itu lagi sebel, marah dan pengen nangis sama study saya yang terkesan dibikin main-main atau hanya perasaan saya aja, ah ya sudah abaikan saja]

Jadi awalnya saya bertemu dengan beberapa dosen saya, ya namanya dosen itu bagaimana pun juga akan saya jadikan panutan (dengan catatan kalau dosen itu nggenah kinerja e). So, buat para dosen yang baca ini jadilah dosen sing nggenah #OpoSeh hahaha...

Ehhh kok saya jadi bahas ini yaa?? skip skip.. bukan ini yang mau saya bahas.. Hahahaha...

Nggak nggak, saya mau bahas ketika saya baru balik dari ruang salah satu dosen saya. Saya memberi gelar dosen ini "super power lecturer" ini penamaan suka-suka jadi nggak usah nanya artinya apa'an. Suka-suka saya hahaha..
Ketika saya balik, ketemu lah saya dengan Manager saya dikantor dan nanyakan hal yang seharusnya dibidang saya cuma saya jadi nggak ngerti apa-apa..
Kalau saya boleh ngelist buat hari ini ada 3 hal yang ditanyakan Manager dan jujur saya malu ketika saya harus jawab "NGGAK BISA"

1. Bisa nggak SQLServer?
2. Bisa nggak ASP?
3. Bisa nggak Web Service?

pertanyaan ketiga sih saya jawab "Emmm bisa Pak (sambil googling wkwkwkwk). Ternyata saya bisaaaa Yeeeeey.. (walaupun ragu-ragu njawabnya)

itu yang jleeeeeeb banget pertanyaannya ada pertanyaan iseng yang dilontarkan dan saya tetap menjawab NGGAK BISA..
1. Bisa nggak mastering data?
2. Bisa nggak bikin Software Requirement Specification?

Emmm saya sih nggak "merasa" nggak pernah dapat, atau bisa jadi dosen saya udah mengajarkan cuma saya aja yang udah lupa hahahaha.. May be saya seharusnya menjawab "BELUM BISA"

Dannnnn Praise The Lord nihh, Manager saya ini tipe orang yang "Learning By Doing". So, saya masih bersyukur karena beliau nggak menuntut saya dengan skill yang hebat. Catatan beliau cuma satu sih "Have a good attitude". Terharu sekali ketika beliau bilang "Saya mau kok training staff atau student staff kayak kamu asalkan attitude nya Ok".

Ya kalau semua orang bisa seperti ini sih kita nggak butuh skill yang bagus, malahan kita bisa asah skill di tempat kerja. isn't it? :)
Nah kalau nggak gimana dong?? (ya nggak tau, asumsikan aja semuanya bisa hahahaha.. guyonan macam apa ini berdasarkan asumsi??)
Hahahaha.. Yasudah jadi belajar mandiri.. Entah ya kalau di tempat kuliahnya teman-teman yang lain.. Hanya saja saya merasa kalau pengetahuan yang kita dapatkan dikuliah dan kebutuhan ditempat kerja rentangnyaaa sangaaaat jauuuuuuh.. Saya sih merasa nggak bodoh-bodoh banget ya wkwkwk, cuma masih merasa seperti itu..
So, apapun yang terjadi kalian nggak pernah bisa mengharapkan siapapun kecuali Tuhan dan diri kalian sendiri.. Ohh may be kalian masih bisa kok mendapatkan orang yang "menghargai" kalian.. :)

[Nah sekarang saya udah nggak marah lagi karena marahnya sudah dilampiaskan ke coretan nggak jelas ini hahahaha.. I think this is the best way to express my feeling.. Anyway udah jam pulang, yukkk terobos hujan dan pulang. Papi udah jemput tuh.. Thank you Papi udah jemput On Time hahahaha]

Kamis, 04 Februari 2016

Pembicaraan Tingkat Dewa – Just Do it!




Diawal tulisan ini saya akan dengan gamblang mengatakan bahwa “Pengetahuanmu yang didapatkan dari kuliah itu NGGAK ada apa-apanya”. Benar. Entah ini hanya terjadi ditempat kuliah ku atau terjadi pula ditempat anda kuliah. Diluar benar dan salah (yang ketika nulis ini saya pun nggak pernah melakukan survei hehehe). Bolehlah kalau dianggap tulisan hoaks atau buat yang setuju boleh komen dibawah mengenai apa yang anda rasakan selama masa perkuliahan S1. Saya bilang S1 loh yaa hehehehe. Eits tunggu dulu, jangan-jangan Cuma saya yang terlampau O’on jadi nggak tau apa-apa ya? Hahahaha. Whatever lah, skrg saya mau cerita.

Semester ini saya mengajukan untuk mengambil PKL (Praktik Kerja Lapangan). Yaa seharusnya memang saya ambil ini semester depan lagi (Selangkah lebih depan dari yang lain). Untungnya apa sih? Hmmm, saya juga nggak tau. May be mempercepat waktu aja sih.

Pagi ini saya berharap Pembimbing Lapangan saya nggak jadi cuti (karena kemarin beliau sempat ngomong kalau mau cuti) dan benar, doa saya dikabulkan. Beliau tidak mendapat ijin cuti dari pimpinan (hmmm syukurin luuuuh, Wkakakakakak #tertawasetan, tapi saya nggak seperti itu hehehe). Ya Cuma bersyukur aja, jadi hari ini saya bisa mengajukan apa yang sudah saya kerjakan 3hari 3malam. Terus hasilnya apa? Wait, yang udah ganteng (paling enggak menurut saya dan dosen pembimbing saya) dijadikan jelek lagi.

[Padahal disini dosen pembimbing saya dan dosen pembimbing lapangan adalah teman baik hehehe, suatu saat saya akan cerita kekocakan mereka diruang dosen ketika berdiskusi mengenai project PKL saya]

Coret-coretannya memang kelihatan memperburuk pekerjaan saya yang sudah ganteng versi Fika. Tapi tunggu dulu, ehh ini yang bagian ini nggak udah dikerjakan, yang bagian ini juga nggak usah, yang ini juga nggak butuh terlalu habat kalau saya bisa mengerjakan semua itu. Intinya beliau malah membatasi project yang akan saya kerjakan (hmm baik yaa, saya yang udah mikir sebelumnya, buseeeeet bih gua salah milih tempat PKL, banyak bangeeeet). Akhirnya beliau membatasi project saya hanya sampai pendataan barang IT dan Aset Habis Pakai.

[cerita singkatnya saya ambil topik PKl tentang inventory barang IT dan Non-IT Universitas saya berbasis website]

Udah kan saya ajukan hasil pekerjaan saya, terus deskripsinya nggak dibaca sama sekali T_T padahal itu bikinnya susah
Nah yang jadi masalah disini nih

Case 1 :

Ketika duduk dibangku perkuliahan, saya mendapatkan mata kuliah website dengan code Native (bahasa gampangnya manual). Belum pernah diajarkan menggunakan Framework apapun sih. Penulisan code nya juga dilakukan secara Struktural (urut dari atas kebawah). Disini (ditempat PKL) saya harus mengikuti aturan main ditempat ini. Coding dengan menggunakan sistem OOP (Object Oriented Programing), kalau di Website (coding menggunakan PHP) istilahnya adalah PDO. Mau nggak mau saya harus belajar dulu kan? Terus saya mikir “laaah saya nggak pernah diajarkan ini”. Mereka tetap aja nggak mau tahu. Haha yaudah saya pikir ini adalah tantangan.

Case 2 :

Cerita diatas adalah masalah bahasa pemrograman yang saya terima dikampus. Next adalah perencanaan Sistem. Jadi ceritanya gini, setiap orang yang akan membuat sebuah program harus melakukan yang namanya Analisis dan Desain Sistem. Gunanya apa? ini semacam Master Plan kita. Jadi alur program kita nantinya akan sesuai dengan master plan (kalau di dunia IT namanya adalah UML singkatan dari Unified Modeling Language). Susah? Sebenernya enggak sih, Cuma karena pas mata kuliah itu saya mengambil semua jatah bolos saya hehehe (jangan di contoh yaa). Jujur sih emang saya nggak niat dimata kuliah itu, walaupun saya bisa sombong “Gua dapet grade A hahahaha”. Beneraaaann, itu mata kuliah yang saya paling nggak niat dan tetep aja dapet bagus. Apa gunanya kalau sekarang pas saya butuh ilmunya saya nggak bisa apa-apa. (Jadi pembelajaran baru, jangan sampai nggak niat dalam satu mata kuliah). Barangkali dipakai.

Sebenernya bukan nggak niat yang gimana-gimana sih, alesannya saya nggak terlalu suka dengan dosen pengajarnya. Kok bisa? Bukannya biasanya Fika itu orang yang cocok sama siapa-siapa aja ya? Iyaa, Cuma kali ini dosen ini agak nyebelin. Dipertemuan pertama nggak dateng dan tanpa pemberitahuan. Coba? Siapa yang nggak bete diawal. Ya karena udah bete diawal jadi keterusan samapai mata kuliah berakhir deh.

Case 3 :

Database, kalau orang-orang yang berkecimpung didunia komputer atau programer pasti udah nggak asing dengan yang namanya database. Kalau yang belum tahu, saya singgung sedikit. Jadi database itu adalah sumber data (berbentuk tabel dengan kolom-kolom), yang mana tabel-tabel tersebut yang akan menampung semua data kita (sudah paham?). Dikampus saya hanya mendapatkan matakuliah sistem basis data dan menggunakan CLI (Command Line Interface). Itu penggunaan yang sangat jadul bahkan sudah tidak dipakai didunia kerja.

Nah, ditempat saya PKL menggunakan database SQLServer. Pas ditanya “kamu bisa SQLServer?” yaa gimana lagi, saya Cuma bisa “hmmm nggak bisa tapi saya mau sih kalau belajar dulu”. Intinya saya mau menjaga nama almamater saya (walaupun saya PKL nya di kampus-kampus aja hehehe). Jadi database yang saya terima dikampus sama sekali tidak dipakai.

So guys, what will you do?
Saya punya saran yang kongkrit dan pasti berguna.

Learning By Doing
Kita nggak akan pernah tau kapan ilmu kita akan benar-benar berguna bukan? Satu-satunya cara untuk menerapkan ilmu kita dan menguji kemampuan kita sendiri adalah belajar sambil melakukan. Dari kisah yang saya alami, saya nggak akan pernah bisa melakukan banyak hal selama saya nggak pernah melakukan apa-apa.  Bahkan, saya bisa melakukan ini itu karena mau nggak mau saya harus menyelesaikan tugas PKL saya. Mau nggak mau saya harus sidang PKL kan?

Learning with yourself
Mandiri, kalau didunia kerja kayaknya udah nggak ada orang yang bisa kita tanyain tentang kerjaan yang kita nggak ngerti. Mereka pasti udah pada sibuk dengan urusan dan pekerjaan masing-masing. Terus? Ya gimana lagi, satu-satunya cara kamu harus belajar sendiri. Entah dari buku, google atau teman yang lebih jago dari kamu.

Confident
Ini yang paling susah sih, mempertahankan rasa percaya diri. Punya i pikiran seperti ini “orang lain bisa saya juga pasti bisa” dengan catatan kamu mau belajar dan berusaha.Yakin aja sih intinya. Banyak kok yang bisa kamu lakukan, just do it.
Jangan memikirkan gambaran besarnya dulu sih. Lakukan mulai hal yang kecil-kecil dulu aja.

[Sedikit pengalaman nih, pas saya ngerjain PKL ini nggak ada satupun orang yang bisa saya tanya. Termasuk pembimbing lapangan saya juga nggak ada karena saat itu pergi entah kemana, alhasil saya lakukan apa yang saya ngerti dan saya ajukan. Yaaa memang hasilnya heeemmm penuh dengan coretan, but it still go on.]

Keep pray until something happen
This is the most important thing. Kita nggak akan pernah tahu kan apa yang akan terjadi kedepannya? Poin ke empat ini Cuma aku bagi buat yang percaya sama Tuhan aja sih J
“Segala perkara dapat kutanggung didalam TUHAN yang memberikan kekuatan”
Saya sangat meyakini itu dan ketika saya berdoa, saya yakin sesuatu yang besar sedang terjadi. Berbahagialah kamu yang tidak melihat tetapi percaya

Rabu, 03 Februari 2016


Not the right time

Not the right time??
bukan waktu yang tepat??
benar?? benar jika saat ini anda sedang berada ditengah-tengah kesibukan anda dan anda lebih memilih menggunakan waktu anda untuk membaca blog ini. Tapi, kaau anda melakukan pada saat yang tepat lanjutkan membaca postingan ini hingga selesai. Alright?
OK.. Start..

Case 1:
hari ini saya nggak membawa bekal untuk makan siang dan saya lupa kalau beberapa hari ke depan saya harus nebeng papa buat berangkat ke kampus. Ke kampus kali ini bukan buat kuliah, tapi buat kerja. Jam istirahat datang dan saya yang nggak bawa bekal ini bingung cari makan. Ya kalau didepan kampus ada warteg daya bisa jalan aja ke warteg. Untuk mencapai indom*rt aja harus turun gunung dulu (majas hiperbola) baru ketemu tuh indom*rt. Akhirnya saya cuma makan sisa camilan kemarin siang, yah dicukup-cukupkan aja. Namanya tidak membawa kendaraan sendiri diwaktu yang tepat.

Case 2 :
Semester ini saya lagi mengerjakan PKL daaaaannnnn pembimbing lapangan saya ilang-ilangan kayak kunci motor. kadang muncul kadang enggak, kadang udah siap konsul nggak dateng, belum siap apa-apa udah ditanyain macem-macem. Waktu kita selalu nggak tepat.. wahai pembimbing lapangan.. Ditambah pembimbing dosen yang BUAAAIIIIKKKK saking baiknya nih chat nya kayak gini..
Gua : Pak, barusan saya kirim email. hasil kerjaan saya 3 hari, mau ngecek dulu.
Dosen : udah saya delete
Gua : Jahaaaaaat.. itu perjuangan 3 hari 3 malam tau..
Dosen : Iya udah saya baca
Gua : cepet banget bacanya? saya ngerjakan itu 3 hari loh Pak
Dosen : iya saya baca nama file nya doank
Gua *krataaaaaak*
Chat itu beneran terjadi.. Salah dosennya? Kagak.. itu dosen saya yang request.. hehehehe..
Saya emang milih dosen yang cukup dekat dengan saya, jadi bisa sekalian konsul ditambah curhat gak penting dan bercanda nggak jelas. Kelebihannya lagi bimbingannya bisa 24jam (dengan catatan Bapaknya pas nggak tidur, bbm nya aktif dan di PING PING PING kalau belum diread). Tapi dosen ini dosen favorite (ditambah telor dadar, saus sambal dan mayonaise lebih favorite lagi)
Kan lagi, waktu yang nggak tepat..

Case 3 :
Lao Shi ngomel pakek bahasa china dan nggak ada orang di kantor kecuali saya. Hahahahaha
Iyaaa, jadi ceritanya sebentar lagi Chinese New Year, dan mereka ini masih ada di Indonesia butuh koneksi internet suapay bisa komunikasi dengan keluarganya. Satu-satunya jalan buat mereka komunikasi adalah Skype. Sooo, mereka butuh koneksi internet yang cukup cepat. Masalahnya server koneksi internet ditempat mereka sedang rusak kesambar petir beberapa hari lalu. Setiap mereka kekantor selalu hanya ada saya dikantor yang memaksa saya untuk tahu apa yang mereka katakan dan saya harus tahu harus ngomong apa.
Hemmm nggak mungkin kan saya cuma jawab "Wǒ bù zhīdào Wǒ bù zhīdào Wǒ bù zhīdào" (itu artinya saya tidak tahu, sata tidak tahu, saya tidak tahu). Lumayan lah mengasah kemampuan bahasa china saya :p
Tapi tetap saja, ini bukan waktu yang tepat.
I just tell them,"your device was broken because the storm few days ago."
terpaksa terakhir saya jelaskan pakai bahasa inggris karena saya nggak ngerti bahasa china nya kalimat itu apa. bisanya cuma jawabin salam mereka dan kata-kata yang nggak "njlimet"

(Kamus Fika Njlimet : Ruwet)

Case 4 :
Saya nulis post ini ketika saya mau pulang "lagi". Iyaaa, saya hanya menggunakan waktu luang saya untuk menuliskan sebuah post yang sebenarnya nggak penting untuk dibaca.
Waktu untuk menulis post yang bagus tidak tepat. But, I promise for all of you, I will write some story about my life again and I hope my posts give some motivate to you. I love what i do and i do what i love.

美好的一天
感谢您抽出阅读
谢谢
 

Selasa, 02 Februari 2016

Bengong Dikantor

Sebulan lalu saya sudah magang disini dan lama-lama saya mengalami hal yang saya rasa "aneh". Apa? Saya jadi orang yang sering banget Bengong (bukan bingung yg di eja dengan bahasa jawa). Many time.......
(emmm maaf kepotong bentar dan udah lupa itu tadi mau nglanjutin nulis apa. barusan ada yang minjam laptop dan modem ditempat saya magang, jadi saya harus berhenti sejenak)

Yaa, intinya saya kebanyakan diem, do nothing at office, Bayangkan aja, disini udah ada 3 staff, 1 pimpinan, 1 student staff dan 6 anak magang dr SMK.. (kebayangkan gimana banyak nya orang disini, belum lagi AC ruang yg mati jd udara semakin panas #Abaikan). Sebenernya sih dari pada saya bengong dikantor kan mending saya pulang dan bisa melakukan pekerjaan yang lain (yang setuju dan percaya katakan Ameeeen! #BukanKhotbah).

Saya merasa waktu saya disini terbuang sia-sia. Nggak ada hal spesifik yang bisa saya lakukan, bahkan saya bingung mau ngerjakan apa. Buat para orang rajin kayak saya (iyaalah saya bisa bilang kalau saya rajin dibandingkan teman-teman saya yang lain.. nggak usah mikir.. percaya aja), hal seperti ini benar-benar nggak nyaman.

Pikiran saya saat ini begini "kebiasaan seperti ini yang terus-terusan akan merusak habit yang baik". Bayangkan kalau setiap jam 2 siang sampai jam pulang saya cuma diem didepan komputer. Baca-baca artikel nggak jelas, kadang ya  berita hoaks.

Intinya saya sedang menjaga habit saya supaya tidak berubah (menjadi yang lebih buruk).

Anyway, udah jam mau pulang. Sooo sorry postingannya kurang bagus. Hmmm dari pada saya bengong gak ngapa-ngapain :) [02-02-2016 16:50]