Senin, 06 Maret 2017

Tahun Pertama Mengajar

ini adalah bulan ke-3 saya menjadi pengajar disalah satu Sekolah Swasta, di Malang. Awalnya saya bergabung dengan sekolah ini untuk menjadi web developer untuk sekolah ini. Kemudian ada tawaran lain, yaitu menjadi pengajar dibidang matematika. Wah ya kebetulan sekali, dulu saya memang bercita-cita menjadi pengajar dibidang matematika. Tanpa pikir panjang saya langsung bilang "iya".

Bulan pertama saya merasa menjadi orang yang benar-benar baru, saya harus berkenalan dengan murid-murid disana. Senyuman mereka seperti mengucapkan "selamat datang guru baru".
Karena saya pernah menjadi murid di sekolah yang saat ini saya mengajar, saya nggak terlalu susah untuk beradaptasi. Masih ada beberapa guru yang dulu adalah guru saya.

Saya dipercaya untuk mengajar kelas VII dan IX. kesannya adalah adanya perbedaan yang sangat signifikan mengajar tingkat paling rendah dan paling tinggi dalam satu sekolah.
Semakin rendah tingkatannya, akan semakin sulit tingkat mengajarnya. Walaupun secara subyektif saya lebih nyaman mengajar kelas VII dari pada kelas IX. Tetapi dikedua kelas tersebut saya memberikan kasih sebagai seorang pengajar yang sama.

Bulan kedua saya mencoba membiasakan diri untuk menguasai kelas, bagaimana membuat murid-murid mau mendengarkan dan belajar. Menerima saya sebagai teman belajar.
Mulai saya berikan sistem poin untuk sikap, kalau sikapnya baik dikelas poin akan bertambah, sebaliknya kalau sikapnya buruk dikelas. Sistem itu cukup membantu saya untuk mengendalikan keramaian dikelas.

Saya juga mencoba sistem kompetisi satu kelompok. Ya dalam waktu kurang lebih 2 bulan saya sudah mulai bisa melihat satu per satu kemampuan siswa (saya berbicara tentang sistem pendidikan yang ada di negara kita ya dan saya harus mengikuti itu). Saya bentuk kelompok berdasarkan dengan kemampuan mereka belajar, sehingga akan terbentuk kelompok-kelompok yang seimbang. Saya pilih leader di tiap kelompok yang tugasnya adalah mengajari temannya yang belum bisa. Kalau ada soal yang susah yang tanya adalah leader dari kelompoknya. Hal ini saya terapkan semenjak saya merasa kuwalahan ketika beberapa anak menanyakan hal yang sama diwaktu yang berbeda. Cukup menyita waktu, jadi mending saya jelaskan ke satu anak dan anak akan menjelaskan ke temannya yang lain. Ya saya masih pada tahap trial error sih :p

Bulan ketiga atau keempat adalah bulan-bulan menjelang UTS. untuk yang pertama kalinya saya harus menyiapkan soal yang sesuai dengan kisi-kisi. Beberapa kali saya sharing dengan teman yang mengambil jurusan pendidikan dikuliahnya bercerita "mebuat soal itu nggak sembarangan, harus ada bagian ini bagian itu begini begitu" (banyak pokoknya). Saya sediri latar belakangnya adalah anak Teknik. nggak mau ribet yang penting hasilnya sesuai :p

Ada deadline pengumpulan soal, guru-guru lain sudah mengumpulkan soal jauh lebih awal. Bahkan saya belum menyelesaikan sampai sekarang. Untung saja, kepala sekolah yang sekaligus menjadi manager disekolah ini paham tentang keadaan guru baru. Ketika sarapan saya mengatakan "Pak, saya masih menyiapkan soal-soal" dan beliau dengan ketawa menanggapi "ya iya, nanti kalau sudah 2 tahun 3 tahun tenang".

Saat itu yang saya pikir "betapa malesnya saya, yang lain udah menyelesaikan soal kok saya belum". Ternyata, ya memang saya harus 'babat alas' dulu :p
(belum lagi saya harus memikirkan skripsi, huuuuuuuuuuu. lah kok jadi curhat).

Beberapa kali saya merasa kalau saya dicintai dan dirindukan oleh mereka. Saya yakin yang keluar dari mulut mereka itu tulus. Ya bedalah kalau kata-kata manis yang keluar dari mulut mahasiswa :p
Saya harus meninggalkan murid-murid saya untuk ngurusi skripsi yang masih saya kerjakan sapai sekarang. Beberapa kali saya hanya meninggalkan latihan soal untuk mereka. Ketika kembali mereka menyambut dengan sangat hangat
"buuu, nanti ada matematika ya"
"buuu kemarin kok gak ada berarti sekarang dobel"
"buuu gak usah pelajaran agama, lanjut matematika saja"
"buuu PKN nya aja yang satu jam, matematika dua jam"
dan lain sebagainya.
Kata-kata mereka membuat saya merasa "wah saya diterima dengan baik ya oleh mereka"

Ya, saya menikmati hari-hari saya bertemu dengan anak-anak manis walaupun setelah pulang yang ada dipikiran saya adalah "apa kabar skripsi?"

0 komentar:

Posting Komentar