Kecuali juga orang lain yang coba-coba searching di gugeel dengan keyword "Seorang Sound Man" dengan harapan yang muncul di gugeel adalah situs pribadi saya ini hehehe.
Menulis itu ibarat membalikkan telapak tangan aja buat saya, ya iya dong kan sudah pekerjaannya. Jadi cukup senang kali ini saya kembali tertantang untuk menulis kembali tentang seorang sound man.
Kemarin saya kepikiran untuk mengedit saja tulisan sebelumnya, cuma dengan pertimbangan lain saya memutuskan untuk menciptakan tulisan baru. Konteksnya masih sama tentang sound man, tapi ini Part 2 dari seorang sound man.
Semoga akan ada Seorang Sound Man - Part 3, Part 4, Part 5 sampai Part 100.000. Siapa tahu saya dapet royalti karena menuliskan semacam biografi tentang sound man hehehehe :p
Naaaah ditulisan sebelumnya saya menulis tentang bisnis beliau, dan setelah dibaca oleh empunya Sound Man, Sebut saja Sang Pangeran Sound Man yang berasal dari Negeri Labirin Kota Malang dengan tingkat kegantengan 75% (versi saya dengan suka-suka asal nyebut angka) yang sedang mencari Tuan Putri untuk dijadikan Permaisuri Kerajaan Sound (Halah halah opo seh :p )
(saya sendiri merasa kata-kata di atas alay tingkat dewa tapi cukup keren dan keceh)
Ada yang salah dengan apa yang saya tuliskan.
Ceritanya, saya menuliskan bahwa Pangeran Sound Man mendapat warisan dari Tahta Kerajaan Papa nya. Nah cerita itu salah, jadi posting sebelumnya itu salah hahahaha.
Cerita sebenarnya begini
Sound Man ini memulai bisnisnya bukan semata-mata warisan dari Tahta Kerajaan Papanya. Menurut secuil info yang dikasih dari sang sound man (mungkin karena dia sibuk dengan event nya di Jambuluwuk, jadi gak bisa kasih info banyak-banyak), dia memulai bisnisnya dari 0.
Memang sih Papanya sudah punya sound dari lama, cuma semuanya dirombak total oleh dia. Artinya dia nggak cuma dapet enaknya saja.
Sebagai pelaku bisnis juga, saya tahu lah bagaimana rasanya memulai bisnis dari 0.
Saya pastikan 90% ditahun pertama pasti mendapat banyak komplain, revisi sana-sini demi kenaikan kualitas bisnis yang sedang dibangun, banyak ngecewakan client, tekor bandar alias rugi. Cuma nggak tau lagi kalau dia ya. Mungkin saja sound man ini tergolong 10% dari pelaku-pelaku bisnis. Jadi rintis bisnis langsung sukses di tahun pertama :)
Amin
Nothing is impossible in the name of God :)
Kalau saya tergolong yang 90% nya sih
Saya tidak tahu sudah berapa lama kerajaan Sound yang didirikan oleh sang pangeran berdiri. May be he will tell me about it and then I can create some post about "Seorang Sound Man - Part 3" :p
Saya hanya tahu kalau kerajaannya sudah berjaya.
Sedikit saja yang saya coba tebak-tebak menggunakan insting seorang penulis. Saya memastikan sound man ini akan setuju dengan kalimat "Tidak ada tombol keren otomatis" atau "Tombol Sukses Drastis" atau "Tombol pencetak Uang". Adanya tombol "Ganteng/Cantik otomatis" dengan syarat dan ketentuan, elu keturunan bule berkulit putih, dengan perawakan badan yang tinggi, hidung mancung dan syarat-syarat lainnya yang pasti berlaku untuk dapat tombol ini. (Kok jadi semacam rasis ya :p Ingat semua orang dimata Tuhan adalah sama)
Semua yang dibilang keren, yang dibilang sukses, yang dibilang ciamik itu ada kerja kerasnya. Pasti ada pahit manis nya dibelakang semua kata-kata itu.
Walaupun saya tidak tahu apa dibalik kisah kerajaan sound, let me tell you about Amsal 10:4 (bagi yang seiman ya, kalau gak seiman boleh menyimak dan ambil baiknya).
Silahkan dibaca sendiri hahahaha
Kenapa kok sound nya bisa sukses ya?
Semua keyakinan percaya tangan orang yang rajin mendatangkan berkat. Sepanjang hidup saya nggak pernah mendengar ada orang yang kerjaannya tidur-tiduran, nongkrong sana-sini, foya-foya kemudian sukses dalam bisnis dan karir.
Saya berani memastikan kalau sound man ini pasti kerja keras (eh gatau lagi sih, takut salah lagi hahaha).
Ya karena semua kerja keras mendatangkat keberhasilan dan tangan orang rajin mendatangkan berkat.
Btw, semoga akan ada bagian lain yang akan memunculkan "Seorang Sound Man - Part 3" :D
Sukses terus ya sound man :)
Keep shining and be blessed :)
0 komentar:
Posting Komentar