Selasa, 09 Agustus 2016

Merindukan masa SMA, seakan "Tanpa Aturan"

Malam ini jam laptop saya menunjukkan pukul 23.10.
Sudah hampir tengah malam dan saya masih belum bisa tertidur. Banyak hal yang saya pikirkan selain SKRIPSI (pekerjaan atau bisnis, kuliah dan masih banyak yang lain), Tapi puji Tuhan, penyertaan Tuhan itu sangat nyata dalam kehidupan saya.

Tiba-tiba saja saya mengingat masa-masa SMA dan saya merindukan masa-masa itu. Dimana saya seharian penuh menghabiskan waktu di sekolah, tanpa rasa lelah (ini efek habis baca berita gagasan tentang full day school)

Ketika saya mengingat hal-hal itu, saya bertanya-tanya "kenapa dulu pas di SMA saya betah banget di sekolah, kenapa sekarang saya di kampus nggak betahnya setengah mati?"

Ya kali ini saya memang jujur dengan perasaan yang saya alami selama 3 tahun di SMA dan 3 tahun di kampus. Saya coba inget-inget lagi hal-hal yang membuat saya betah seharian penuh di sekolah. Bahkan saya salah satu siswi yang kalau nggak disuruh pulang oleh guru saya, saya nggak akan pulang-pulang. Alasannya sepele, karena ada perpustakaan yang nyaman, selalu buka sampai malem sekalipin dan internet yang banter (dibandingkan internet kampus hehe), plus boleh makan didalam perpus (rada aneh ya?). Bahkan saya salah satu murid yang pernah kekunci didalam sekolah -____-

Jauh dari itu, saya sadar kenapa saya betah banget di sekolah adalah saya TIDAK pernah menemukan satu peraturan pun di SMA saya. Rada aneh ya dengernya?
Tapi itu yang saya rasakan selama 3 tahun sekolah di SMA saya, kalau mau di cek sih boleh. SMA nya masih buka kok.

Mungkin bukannnya nggak ada aturan, cuma saya merasa hidup 3 tahun di SMA seakan-akan tidak terikat dengan aturan yang sangat rumit. Itu pula yang membuat saya mempunyai karakter nggak terlalu suka dengan hal-hal yang ribet dan aturan yang sama sekali nggak fleksibel.

Saya ingat betul, pintu gerbang SMA saya tidak ada satpam yang menjaga dan tidak pernah di tutup kecuali malam hari. Tidak ada aturan seperti yang saya temui di kampus "tidak boleh masuk kelas setelah 15 menit, atau toleransi terlambat 15 menit". Siswa itu bebas, elu mau sekolah ya datang o. Mau dapet ilmu ya masuk o, kalau enggak yaudah. Tapi saya pun selama 3 tahun tidak pernah menemui satu pun siswa yang terlambat karena disengaja atau karena habis makan dikantin atau alasan-alasan yang lainnya. Mungkin karena saya juga salah satu siswa yang hampir nggak pernah terlambat (tapi saya inget masih pernah terlambat), jadi saya nggak pernah ketemu dengan teman saya yang terlambat. Padahal jam masuk SMA saya saat itu pukul 06.45. Satu jam seperempat menit lebih pagi dari jam masuk dikampus saya, tapi saya masih sering terlambat masuk kelas hehehe. Why? di SMA saya terbiasa datang tepat waktu bukan karena aturan yang mengharuskan saya datang tepat waktu tapi kesadaran diri. Lah kalau di kuliah, dengan perasaan seakan-akan terpaksa saya harus datang tet jam 8 pagi karena aturan 15 menit terlambat gak boleh ikut kuliah.

Saya pun tidak menemui aturan "kalau dikelas harus pakai sepatu". Jujur saya adalah salah satu siswa yang sering pakai sandal japit didalam kelas. Bukan karena males ya, saya ini jantung lemah jadi telapak tangan dan telapak kaki sering berkeringat jadi saya butuh sesekali pakai sandal supaya kaki saya nggak lembab. Hampir sepanjang hari disekolah saya pakai sandal dan sama sekali guru saya nggak ada masalah dengan pakai sandal. Tapi saya tahu diri, kalau saya ke ruang guru atau menemui kepala sekolah saya pakai sepatu yang selalu saya tinggal di sekolah (saya bawa pulang kalau waktunya nyuci aja). Hebatnya, sekolah saya juga menyediakan rak sepatu di setiap kelas. Jadi siswa bisa naruh sepatu atau sandalnya di rak itu. Duh jadi semakin rindu masa-masa itu.

Ada aturan yang juga bikin saya kagok ketika masuk kampus "bagi perempuan, kalau pakai rok harus dibawah lutut". Saya bukan wanita berhijab yaa hehehe, tapi tanpa aturan itupun saya nggak menemui ada teman saya perempuan yang memakai rok pendek. Seperti yang masih banyak saya temui dikampus, padahal kan jelas-jelas dikampus sudah ada larangan (di buku student guide yang tebel itu). Bahkan teman-teman nasrani saya pakai baju dan rok panjang, Nggak ada tuh yang pakai rok pendek-pendek banget, walaupun nggak ada aturan harus pakai rok panjang hehehehe. Kok lama-lama saya jadi nyindir kampus saya sendiri ya? Artinya, anak-anak SMA yang tanpa aturan di SMA saya lebih bisa menghargai dirinya sendiri, tanpa harus diikat dengan aturan.

Tentang sanksi bolos sekolah? Hmmm saya nggak pernah tau ada siswa yang nggak bisa ikut UAS karena kehadiran minimal 80% hehehe. Artinya nggak ada siswa yang bolos sekolah, mungkin karena terlalu cinta dengan sekolah. Kalau dibilang, mungkin karena sekolahnya jauh dari mana-mana. Ah enggak juga, jalan kaki dari SMA saya 15 menit udah ada Mall Olympic Garder, depan sekolah warung makan. Lah tempat kuliah saya, udah dipucuk gunung, jauh dari mana-mana masih ada saja yang nggak bisa ikut UAS karena bolosnya lebih dari 20%.

Ngomong-ngomong masalah full day school yang lagi rame, dulu saya udah pernah menjalani.Tanpa diminta seharian di sekolah, saya udah seharian dengan sendirinya di sekolah. Ngapain aja? Ya selain ada gebetan saya (enggak ding), ada beberapa guru yang memang sudah terjadwal untuk menemani kami disekolah. Entah bagaimana jadwal itu terbentuk. Tanpa ada ikatan jam pelajaran, tanpa ikatan belajar harus dikelas dan ikatan-ikatan yang lain. Saya dan banyak teman saya yang lain sangat betah di sekolah. Bahkan kalau kami nggak disuruh pulang, kami nggak akan pulang dari sekolah. Kami belajar belajar dan belajar, tapi kami tetap fun dan tidak merasa tertekan (seperti sekarang dikampus). Kekunci didalam sekolah itu hal yang biasa terjadi dalam hidup saya selama SMA -_-

Kemudian untuk tindakan mencontek, saya tidak pernah dikasih tahu tentang "Mata kuliah akan digugurkan kalau ketahuan nyontek". Selama 3 tahun saya di SMA, saya jamin 100% saya nggak nyontek dari awal saya masuk SMA sampai saya lulus dari SMA. itu akhirnya terbawa sampai saya kuliah, walaupun nggak nyontek itu susah dipertahankan di kampus karena sudah lingkungan yang berbeda dan ada aturan yang tertulis. Bahkan Ulangan Harian, Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir Semester, try out dll semuanya tanpa pengawas udah jadi makanan sehari-hari. Sekali lagi, saya nggak nyontek saat itu bukan karena ada aturan yang jelas tertulis, tapi kesadaran yang sudah ditanamkan sejak awal masuk SMA. Kalau nggak percaya silahkan datang ke SMA saya, kebetulan kepala sekolahnya masih sama :)

Kedekatan dengan guru, hahahaha ini nggak diragukan. Saya inget bener ada guru yang jadi tempat curhat, cerita masalah percintaan, bahkan sampai sekarang saya masih sering merindukan dia :)
Apakah saya lebih dekat dengan guru dibanding orang tua? hahaha ya enggak. Bahkan guru saya sangat akrab dengan orang tua saya. Padahal di SMA saya nggak pernah ada tuh acara parents day :D yang katanya temu akrab dengan orang tua mahasiswa, dosen, staff dll :p
Ahhh saya juga jadi inget, kalau yang tanda tangan SKR saya di kampus bukan orang tua saya. Tapi guru SMA saya :)
Saat itu orang tua saya sibuk diluar kota karena pekerjaannya dan guru saya rela datang ke kampus dan tanda tangan SKR saya, dengan resiko kalau saya telat bayar kuliah beliau yang akan dikejar-kejar. Tapi Puji Tuhan semua terlewati dengan baik. (SKR = Surat Keputusan Rektor).
Kalau masih nggak percaya seharusnya data SKR saya masih tersimpan dengan baik dikampus, jadi bisa dicek kapanpun maunya, jadi yang tanda tangan disitu bukan nama orang tua saya. Jujur sampai skrg saya belum menemui hubungan seperti ini dikampus elit saya.

Sampai sekarang pun saya masih kagok dengan banyaknya aturan yang kadang nggak saya pedulikan. Memang nggak pernah saya pedulikan. Terutama dikampus saya hehe, tapi kok ya tanpa mempedulikan aturan saya jadi mahasiswa ya sangat jarang bermasalah. Adapun masalah itu nggak 100% kesalahan saya sih, namanya manusia tetap aja ada salahnya.

Saya merindukan masa-masa saya bisa hidup dengan sangat fleksibel, penuh dengan kesadaran tanpa ada perasaan tertekan dengan banyaknya peraturan. Mungkin itu juga yang membawa karakter saya jadi orang yang nggak suka ribet dan sangat menjunjung 'kefleksibelan'. Aduh bahasa kerennya apa ya hahaha, pokoknya saya seneng dengan hal-hal yang fleksibel saja :)

0 komentar:

Posting Komentar