Senin, 29 Agustus 2016

Panggung Gembira

"Ndang mandi, nanti kalau Fiki jemput kamu belum mandi, diejek lagi kamu nanti" Kata Mama saya nyuruh mandi. Memang saat itu jam sudah menunjukkan pukul 18.00 dan memang saya belum mandi
"Yaelah Ma, Fiki gak bakalan jemput" Jawab ku dengan santainya.

Memang malam itu ada acara panggung gembira di RT saya, satu-satunya RT di desa saya yang mengadakan panggung gembira untuk memperingati hari kemerdekaan,

"Permisi, mbak fika nya ada?"
Laaaah Fiki? Sejak kapan dia mau jemput, gak ada sms gak ada apa tiba-tiba nongol. Gak masalah sih. Cuma ternyata hapenya rusak jd gak bisa sms hehe. (mulai out of the topic)

***

Setelah siap-siap sekitar 20menit untuk mandi dan siap-siap segala macemnya dan sudah ditunggu pak ketua (Fiki), yaweslah saya berangkat dengan ada cacat'an dari Fiki "Ya ampun make up". Ya dia adalah orang yang cukup asik dan menyenangkan, lucu pula. Bikin nyaman buat saya yang terkesan cukup serius.

Sebelum berangkat ke panggung gembira, karena saya adalah salah satu panitia dikampung saya, berangkatlah kami ke sebuah toko untuk membeli pita merah putih. Entah apa gunanya, itu hanya permintaan dari para panitia yang lain.

Saat itu ada tetangga saya yang usianya sekitar 7 tahun nemplok sama saya dan fiki, ya singkat cerita kami harus ngurusi acara dan ngurusi anak orang -_- ditambah dengan ini anak yang tiba-tiba ilang ditengah-tengah acara.

Saya duduk di meja yang katanya adalah meja VIP, karena ada jajanan (yang saya nggak suka dengan jajannya, saya ambil satu biji saja sebagai syarat kalau saya udah menghargai hidangan yang sudah disediakan oleh ibu-ibu hehehe).

Posisi saya sebagai operator, antara peserta yang akan mengisi acara panggung gembira dan sound man. Membingungkan (sangat), kurang komunikasi antara saya dan MC acara. Ditambah lagi dengan MC malam itu yang dengan se'enak memainkan udel sendiri mengganti-ganti jadwal acara. Efeknya saya yang duduk di bangku operator bingung menjawab pertanyaan peserta "Saya tampil jam berapa?". Ya kalau dikampus, saya sudah nggak ngurusi masalah seperti ini, saya tahu nya nyuruh-nyuruh dan tau beres hahahaha (gaya banget).

***

Sebelum acara dimulai saya dan fiki terpaksa harus membuka acara terlebih dahulu, karena MC yang harusnya bertugas malam itu entah kenapa belum datang-datang. Yasudahlah dengan kemampuan ala kadarnya, saya beri salam dan membagikan hadiah-hadiah perlombaan (durasi kurang lebih 20 menit) dan selesai, semuanya saya serahkan kepada MC (yang ruwet itu).

Dibuka dengan group Boidud (I don't know what the meaning Boidud). Beranggotakan 5 anak cowok, saya kenal beberapa dari mereka, usianya masih SD. Mereka tampil dengan busana kotak-kotak yang dipadu padankan dengan celana jeans.

Bang Jali...Bang Jali.. Orang terlajur kaya (tatakgentar josssss)... Lagu sederhana dan gerakan yang sederhana cukup asik untuk membuka acara malam itu. Mereka seakan melupakan segala macam kepelikan tugas dan PR sekolah. Bergoyang dengan asiknyaaa, saya tersenyum tipis melihat mereka bahagia tampil dan melihat orang-orang menikmati acara malam itu.

Dilanjut dengan tarian anak-anak perempuan yang lucu. Saya flashback pada diri saya sendiri. Pada usia itu saya tidak seberani mereka untuk tampil didepan banyak orang dengan lagu dungdat hahahaa. Saya pemalu, kalau sekarang malu-malu'in ke orang yang sudah akrab saja.

Detik demi detik berlalu, jam demi jam berlalu. Penampilan demi penampilan berlalu. Ibu-ibu PKK, mahasiswa yang menyumbang tarian tradisional, Dance, Karaoke. Sudah semua tampil dengan keruwetan-keruwetan yang ada.

Ditutup dengan dangdut yang ditunggu-tunggu oleh semua panitia. Kami bisa joget se'enak hati, melepas stres. Berhubung saya pendiam hahaha, saya memutuskan nggak ikut ah naik dan joget diatas panggung.

Keputusan itu terbantahkan karena panitia-panitia yang lain menyeret saya (menyeret itu apa ya? hahaha) untuk naik ke atas panggung. Ya apa daya? saya naik tanpa menikmati musik dangdut hahaha. For more information, sebenernya saya penikmat dangdut, tapi untuk diri saya sendiri. Kalau harus berjoget di atas panggung dan dilihat banyak orang, nyali saya langsung menyusut wkwkwkwk.

Finally, acara selesai (Belum sih, masih ada kuda lumping) cuma saya takut dengan orang yang main kuda-kuda'an.

Saya capek dan mau istirahat.

Tamat :)

Kamis, 25 Agustus 2016

Masih Menyesuaikan (Posting Nggak Jelas)

Sebelum menuliskan apa rutinitas baru saya, saya mengucapkan selamat ulang tahun kepada orang yang ulang tahun hari ini :)
orang yang sudah menginspirasi dalam banyak hal :)

***

Pagi ini saya sarapan jam 5 pagi didepan laptop untuk menuliskan email ucapan selamat ulang tahun hahaha, kemudian sekitar jam 6 saya sudah berangkat mengirimkan barang pesanan (baju pesanan) karena saya tidak mau memotong jatah libur kantor saya, jd saya bisa siasati dengan mengirim lebih pagi. Kemudian saya sampai dikantor sangat pagi (07.25), kantornya masih sepi jadi saya bisa cuci muka dan make up di kantor karena pagi ini saya nggak sempat touch up muka sama sekali.

Sampai dikantor saya sudah dinanti dengan beberapa data yang harus dipindahkan melalui sistem kampus, data yang cukup banyak dan ada pula beberapa data yang membingungkan. bukan pekerjaan yang sulit, hanya pekerjaan yang banyak dan membosankan.

Dengan segera saya membukan data tersebut satu per satu, dengan harapan sebelum makan siang saya sudah menyelesaikan pekerjaan dan bisa ambil jam tidur di jam istirahat kantor, ya karena hari ini saya sudah mengambil jatah tidur saya untuk pekerjaan yang lain. intinya saya tidak mau merugikan diri saya sendiri, termasuk saya tidak mau dirugikan karena jam tidur yang berkurang hahaha.

Target saya terpenuhi, saya sudah menyelesaikan pekerjaan sebelum jam 11 siang, dan sisanya saya pakai untuk menulis cerita tentang rutinitas baru saya.

***

Mungkin kalian yang juga berprofesi sebagai mahasiswa yang sedang bingung Skripsi, merangkap menjadi staff kampus dan punya tanggung jawab besar didalam bisnis yang sudah berjalan akan angguk-angguk ketika membaca posting ini.

Saya tidak mengeluh, bahkan saya sangat bersyukur ketika saya bisa satu langkah lebih maju dibandingkan teman-teman saya yang lain.

Saya berbangga dengan diri saya sendiri?
Ya tentu saja, saya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk membuat diri saya semakin berkualitas.

Awalnya pasti kesulitas untuk menyesuaikan ritme kuliah, kerja kantoran dan bisnis. Keteteran dalam banyak itu sudah pasti. Bahkan IPK dari 3,5.... menjadi 3.2... sudah terjadi. Puji Tuhan masih ada si posisi yang aman.

tapi saya yakin, semuanya butuh proses penyesuaian. Saat semua yang saya kerjakan seakan keteteran, ini bukan Final.
kesalahan? ya kesalahan, tapi bukan akhir dari segala-galanya.

Kuncinya adalah mau memperbaiki hari demi hari.
Kalau dulu ada waktu-waktu yang sebenernya nggak penting tapi saya tetep lakukan, itu yang perlahan-lahan harus dihilangkan.

***

Saya tidak tahu bagaimana detil setiap proses yang saya alami dalam waktu kurang lebih 8 bulan menyesuaikan ritme kuliah, kerja kantor dan bisnis. Hanya saja saya menyadari dan memegang prinsip, besok pasti akan lebih baik. Mulai menstruksturkan pekerjaan-pekerjaan apa yang akan saya selesaikan pada hari itu.

Balik lagi, semuanya adalah niat.
Bagaimana niat untuk memperoleh ilmu, bagaimana niat untuk membantu meringankan beban orang tua supaya tidak lagi membayar biaya kuliah dan tidak perlu lagi ngasih uang bensin + jajan.

Kunci utama lainnya adalah Doa.
Tuhan itu baik, percaya saja kalau Dia nggak akan pernah tega melihat anakNya terus-terusan berusaha. Berusaha pun pasti nggak pernah ditinggal sendiri.

***

Btw, kaki saya sedang sakit. Mungkin efek kedinginan tadi pagi, dan mondar-mandir kesana kemari.
Tapi nggak dirasa-rasa karena saya sadar hari ini hari Jumat dan ada seseorang yang sudah menanti malam supaya segera datang untuk bisa bertemu dengan saya.
besok saya bisa seharian liburan dan menikmati wakti bersama someone who i loved :)

Minggu, 14 Agustus 2016

Seorang Sound Man - Part 2

Ingat kan tulisan saya sebelumnya tentang Seorang Sound Man? Kalau lupa silahkan klik Disini buat yang mau membaca, sepertinya nggak akan ada yang membaca kecuali sound man yang saya ceritakan dalam tulisan saya ini, saya sendiri sebagai penulis yang kadang galau dan kadang enggak #ehh :p
Kecuali juga orang lain yang coba-coba searching di gugeel dengan keyword "Seorang Sound Man" dengan harapan yang muncul di gugeel adalah situs pribadi saya ini hehehe.

Menulis itu ibarat membalikkan telapak tangan aja buat saya, ya iya dong kan sudah pekerjaannya. Jadi cukup senang kali ini saya kembali tertantang untuk menulis kembali tentang seorang sound man.

Kemarin saya kepikiran untuk mengedit saja tulisan sebelumnya, cuma dengan pertimbangan lain saya memutuskan untuk menciptakan tulisan baru. Konteksnya masih sama tentang sound man, tapi ini Part 2 dari seorang sound man.
Semoga akan ada Seorang Sound Man - Part 3, Part 4, Part 5 sampai Part 100.000. Siapa tahu saya dapet royalti karena menuliskan semacam biografi tentang sound man hehehehe :p

Naaaah ditulisan sebelumnya saya menulis tentang bisnis beliau, dan setelah dibaca oleh empunya Sound Man, Sebut saja Sang Pangeran Sound Man yang berasal dari Negeri Labirin Kota Malang dengan tingkat kegantengan 75% (versi saya dengan suka-suka asal nyebut angka) yang sedang mencari Tuan Putri untuk dijadikan Permaisuri Kerajaan Sound (Halah halah opo seh :p )

(saya sendiri merasa kata-kata di atas alay tingkat dewa tapi cukup keren dan keceh)

Ada yang salah dengan apa yang saya tuliskan.
Ceritanya, saya menuliskan bahwa Pangeran Sound Man mendapat warisan dari Tahta Kerajaan Papa nya. Nah cerita itu salah, jadi posting sebelumnya itu salah hahahaha.

Cerita sebenarnya begini
Sound Man ini memulai bisnisnya bukan semata-mata warisan dari Tahta Kerajaan Papanya. Menurut secuil info yang dikasih dari sang sound man (mungkin karena dia sibuk dengan event nya di Jambuluwuk, jadi gak bisa kasih info banyak-banyak), dia memulai bisnisnya dari 0.

Memang sih Papanya sudah punya sound dari lama, cuma semuanya dirombak total oleh dia. Artinya dia nggak cuma dapet enaknya saja.

Sebagai pelaku bisnis juga, saya tahu lah bagaimana rasanya memulai bisnis dari 0.
Saya pastikan 90% ditahun pertama pasti mendapat banyak komplain, revisi sana-sini demi kenaikan kualitas bisnis yang sedang dibangun, banyak ngecewakan client, tekor bandar alias rugi. Cuma nggak tau lagi kalau dia ya. Mungkin saja sound man ini tergolong 10% dari pelaku-pelaku bisnis. Jadi rintis bisnis langsung sukses di tahun pertama :)
Amin
Nothing is impossible in the name of God :)
Kalau saya tergolong yang 90% nya sih

Saya tidak tahu sudah berapa lama kerajaan Sound yang didirikan oleh sang pangeran berdiri. May be he will tell me about it and then I can create some post about "Seorang Sound Man - Part 3" :p
Saya hanya tahu kalau kerajaannya sudah berjaya.

Sedikit saja yang saya coba tebak-tebak menggunakan insting seorang penulis. Saya memastikan sound man ini akan setuju dengan kalimat "Tidak ada tombol keren otomatis" atau "Tombol Sukses Drastis" atau "Tombol pencetak Uang". Adanya tombol "Ganteng/Cantik otomatis" dengan syarat dan ketentuan, elu keturunan bule berkulit putih, dengan perawakan badan yang tinggi, hidung mancung dan syarat-syarat lainnya yang pasti berlaku untuk dapat tombol ini. (Kok jadi semacam rasis ya :p Ingat semua orang dimata Tuhan adalah sama)

Semua yang dibilang keren, yang dibilang sukses, yang dibilang ciamik itu ada kerja kerasnya. Pasti ada pahit manis nya dibelakang semua kata-kata itu.

Walaupun saya tidak tahu apa dibalik kisah kerajaan sound, let me tell you about Amsal 10:4 (bagi yang seiman ya, kalau gak seiman boleh menyimak dan ambil baiknya).
Silahkan dibaca sendiri hahahaha
Kenapa kok sound nya bisa sukses ya?
Semua keyakinan percaya tangan orang yang rajin mendatangkan berkat. Sepanjang hidup saya nggak pernah mendengar ada orang yang kerjaannya tidur-tiduran, nongkrong sana-sini, foya-foya kemudian sukses dalam bisnis dan karir.

Saya berani memastikan kalau sound man ini pasti kerja keras (eh gatau lagi sih, takut salah lagi hahaha).
Ya karena semua kerja keras mendatangkat keberhasilan dan tangan orang rajin mendatangkan berkat.

Btw, semoga akan ada bagian lain yang akan memunculkan "Seorang Sound Man - Part 3" :D

Sukses terus ya sound man :)

Keep shining and be blessed :)

Sabtu, 13 Agustus 2016

Seorang Sound Man

Kalau ditulisan-tulisan saya yang lain saya selalu menuliskan tentang diri saya sendiri, kapan saya jatuh cinta, bagaimana kuliah saya, bagaimana bisnis saya dan lain sebagainya. Hmm kali ini saya menulis tentang orang lain, seorang sound man. Dan semoga apa yang saya tuliskan di blog ini benar :)

Saya tidak akan menyebutkan siapa nama sound man itu, rumahnya atau pin BB nya atau instagramnya atau pacarnya (emangnya gue tau pacarnya? Kagak lah hahaha). Percaya saja apa yang saya tuliskan dalam posting kali ini full tentang sound man itu :)

Saya tidak pernah mengenal dia, tapi saya sedikit banyak tahu tentang dia. Kita mulai saya pembahasan tentang dia dan apa yang menarik dari dia. Btw, saya menulis ini karena saya kemarin mengatakan pada dia kalau saya akan menulis tentang dia. Let me tell you about him :)

Dia ini adalah sound man, yang kuliah di Universitas Brawijaya, jurusan Ilmu Komunikasi (semoga apa yang saya ketahui benar adanya). Saya tidak tahu persis dia angkatan tahun berapa, tapi yang saya tahu dia masih belum lulus hehehe. Saya nggak menghina loh ya, saya cuma menuliskan tentang dia. Ingat, tulisan ini real tentang dia. Dari mana saya tahu kalau dia belum lulus? Karena di instagramnya nggak ada foto dia wisuda, So saya sendiri yang menyimpulkan kalau dia belum lulus (maafkan kalau ada kata-kata yang menyinggung dan salah informasi hehehe).

Menurut saya sih, nggak masalah, toh dia udah sukses. Ngapain harus pusing dengan skripsi dan revisi-revisi itu. Tapi saran sih, kalau sempet ya diselesaikan. Eman udah menempuh sekian tahun tinggal langkah terakhir kok nggak dilanjutkan :)

Kalau tidak salah lagi dia lahir di bulan Desember. Persisnya saya nggak tau hahaha. Tapi dari muka nya sepertinya dia kelahiran tahun antara 1990 - 1993. Tanggalnya antara 10-20 (yang saya tuliskan hanyalah insting seorang penulis). Kalau bener ya syukur kalau salah ya maafkan :p

Dalam keluarga dia adalah anak kedua dari 2 bersaudara, dia punya kakak perempuan dan 2 keponakan (anak dari kakaknya). Keponakan yang pertama cewek dengan inisial nama K, dan yang kedua saya tidak tahu siapa :p

Clue berikutnya dia tinggal di sebuah daerah yang saya sebut sebagai "Labirin Kota Malang". Why? Karena setiap saya ke daerah itu, entah keperluan apapun, tiada sekalipun saya melupakan hal wajib dari daerah itu "Kesasar". Saya nggak tau rumahnya, cuma saya tahu daerahnya saja.

Sepertinya dia baru saja putus dari pacar nya HAHAHAHAHA, sok tau banget kan. Artinya sekarang dia single (sepertinya). Tapi tenang, layang-layang yang putus banyak yang ngejar, apalagi sound man model begini. Temen cewek dan temen kencannya sangat banyaaaaaak. Saya yakin kalau dia orang yang baik, cuma entah kenapa bisa putus dengan pacarnya yang kelihatannya juga baik (Sok Tau Part 2).

Saya menduga kalau dia yang di khianati (ini insting seorang penulis yang sudah terbiasa mengamati apapun). Ya ya ya, saya tahu bagaimana perasaan dikhianati (saya pernah merasakan juga T_T).
Sabar ya bro, yang terbaik akan datang tepat waktu :)

Dia adalah seorang sound man yang mewarisi tahta kerajaan Papa nya (sepertinya). Kalau dugaan saya dia melanjutkan bisnis Papa nya yang keren itu, yang sudah terkenal se-Malang Raya, yang sudah banyak sekali handle job-job besar, yang sudah dikelola dengan sangat profesional.

Yang bikin saya terinspirasi dari nya, bukan karena dia pewaris tunggal tahta kerajaan papanya ya. Cuma ketika dia bekerja sangat pagi dan pulang sangat malam (saya jadi buka kartu kalau saya seorang yang diam tapi memperhatikan dengan baik). Sebenernya enggak mengamati yang gimana-gimana juga. Cuma sound man ini sering update tentang pekerjaan nya di sosmednya. Bagaimana saya tidak tahu? hehehe
Rajin sekali Yaa :)
Rajin tapi kok skripsi nya gak dikerjakan #ehhh (mungkin passion nya beda)

Dia ini bergereja di GBI, dia pelayanan sebagai sound man (mungkin) dan yang pasti drummer, yang sukanya gebuk-gebuk barang yang tidak bersalah. Ya sekali-kali drum itu di elus-elus, jangan di gebukin terus :p

(hmmm saya bingung harus menulis apa lagi tentang nya hhahahaha, ini pengalaman pertama saya menulis orang lain)

Oh iya, dia suka ngaffee dan foto makanan-makanan enak. Saya sering sekali lihat foto makanannya :)
Temannya banyak, karena setiap ngaffee dia selalu saja ada teman kencan (entah cewek entah cowok).

Cinta keluarga (btw maaf kalau tulisannya semrawut, saya menulis dengan metode menebak-nebak dan mengingat-ingat).
Ya, saya tahu bener ini kalau dia tipe orang yang sangat cinta keluarga. Saya pernah melihat foto dia dengan Mamanya, Liburang bareng keluarga besarnyam Foto bareng cece nya.

Sikap itu juga yang membuat saya bisa memastikan kalau dia adalah tipe calon suami yang baik (bagi yang beruntung), bukan perfect ya. Karena tidak ada manusia yang sempurna. Ini bukan gombal dan bukan ngareeeep.
Saya menebak dari mana?
Dari sikapnya ke Mama dan Saudara perempuannya :)
Ini salah satu tips dari saya. Kalau sedang PDKT sama lawan jenis, kita nggak perlu wawancara panjang lebar untuk memastikan apakah dia adalah calon suami/istri yang baik. Kalau mau tahu bagaimana dia memperlakukan suami atau istrinya kelak, lihat saja bagaimana dia memperlakukan Papa/Mama nya dan memperlakukan Saudara Perempuan/Saudara Laki-lakinya.
(Buat yang cowok, perhatikan bagaimana dia memperlakukan Papa dan sodara laki-lakinya, Buat yang cewek, perhatikan bagaimana dia memperlakukan Mama dan sodara perempuannya). Demikian juga kelak dia akan memperlakukan kamu :)

Ini dugaan saya saja. Dia ini orangnya sangat baik dan humble. Dari mana saya tahu itu semua?
Saya pernah direkomendasikan oleh temannya teman saya untuk mewawancarai dia (ini berhubungan dengan pekerjaan saya sebagai penulis dimana-mana). Sebenernya tentang "Derita Cowok Ganteng, Kaya dan Terkenal". Tapi saya salah orang -_____- dia nggak ada menderita-menderitanya sama sekali (mungkin cuma galau karena habis putus aja hehehe). Akhirnya saya setor tulisan ke bos saya dengan kalimat-kalimat yang bukan jawaban sesungguhnya, demi keamanan pekerjaan saya :p

That's it make me choose him as my inspiration.
Saya yakin nggak ada satupun manusia yang lahir dan hidup tanpa masalah. Hanya saja, bagaimana kita menyikapi semua masalah yang ada. Kagumnya, dia sama sekali tidak mengatakan ada derita.
Saya menduga-duga lagi dia adalah anak Tuhan yang senantiasa bersyukur :)

Itu aja kali ya yang saya tahu dari dia. Ya memang pada dasarnya saya nggak terlalu kenal dengan dia, atau mungkin saya cuma tahu saja. Jadi saya sulit untuk menuliskan yang lebih detil lagi tentang dia. Sedikit saja info yang saya tahu tentang dia sudah cukup memotivasi saya untuk menulis di cuaca yang mendung semendung hatinya :p
(Nggak sih, memang menulis pada dasarnya kerjaan dikala nganggur)

Inti dari semua tulisan saya "Sound man ini keren dan baik".
Orangnya ramah walaupun nggak pernah bertemu secara langsung, nggak pernah kenal secara langsung tapi masih mau berinteraksi :)

Semoga sukses dan terus memberkati banyak orang :)

Keep Shining and Be Blessed :)

Jumat, 12 Agustus 2016

Masa Liburan dan Habibie

Secara manusiawi saya iri melihat masa liburan teman saya dengan foto makanan-makanan yang mewah diluar negeri, tempat-tempat indah misalnya pantai, gunung, paralayang, taman dll. Sedangkan saya setiap hari duduk didepan komputer kantor, Jelly yang saya bawa dari rumah dengan niat berhemat dan tetap bisa nyamil dengan sehat, kemudian benerin sistem akademik kalau ada yang butuh bantuan dan bantuan-bantuan kecil lainnya.

Hati kedagingan saya bertanya "kok enak ya temenku isa jalan-jalan ke LN, sedangkan saya harus betah duduk disini". Saya bersyukur masih ada koneksi internet, walaupun nggak banter-banter banget minimal sudah bisa dipakai untuk streaming YouTube seharian entah nonton film, dengerin musik favorite atau mungkin juga nonton reality show yang kadang memang nggak penting untuk dilihat (sampai sekarang favorite masih mata najwa).

Karena kebiasaan nonton setiap hari bosan, saya utek-utek internet dengan membaca apa saja yang membuat saya tertarik. Dan hari ini tidak sengaja saya membaca biografi dari habibie. Lah, saya tertarik untuk membaca ini juga karena habis nonton mata najwa yang tema nya belajar dari Habibie. Jadilah saya membaca dari awalnya sampai akhir satu artikel tersebut.

Apa sambungannya dari masa liburan dengan biografi Habibie?

(iklan : semua yang saya lakukan tidak lepas dari kehendak dan rencana Tuhan, termasuk ketika saya tidak sengaja nonton mata najwa dengan tema itu dan membaca biografi nya. Sekedar info, saya ngefans sama Habibie)

Satu kalimat dalam artikel itu. Prinsip seorang Habibie
"Masa liburan itu adalah masa emas, yang harus diisi dengan banyak ujian"

Entah kenapa kalimat itu yang menjadi semacam rema dalam hati saya. ya ya ya, saya nggak berhak iri dengan teman saya yang liburan ke LN dengan foto-foto makanan yg indah (saya bisa unfriend saja sosmednya biar nggak lihat).

Iya yah, sebenernya masa liburan saya itu masa emas, kenapa saya harus fokus mantengin foto teman saya yang liburan makan-makan enak atau ke tempat yang bagus? Saya bisa kok fokus ke hal lain.

Apa saya sudah dapat emas nya?
sudah, mas mas tukang bakso yang kadang ada dibawah jualan bakso ya bukan pangsit, hahahaha bukan bukan :)

emas nya adalah saya sudah banyak sekali diajari bagaimana saya survive di dunia kerja, mungkin secuil dan sangat secuil.

1. Tekanan Kerja
Ya namanya orang kerja, walaupun saya masih ada di golongan VIP untuk bekerja disini, tetap saja tekanan didunia kerja itu masih ada.

Ngomong-ngomong tentang VIP, jadi saya bekerja dengan posisi yang sangat enak. Setengah bulan saja saya duduk disini dengan komputer dan free internet dan effort kerja yang tidak begitu susah (atau mungkin sudah terbiasa), saya bisa mendapatkan nominal 7 digit. Buat apa? Buat memotong biaya kuliah saya :)

Saya masih mendapatkan toleransi-toleransi lain karena masih di anggap "mahasiswa". Waktu saya bekerja pun bisa sangat fleksibel, kalau mau gajinya gedhe ya berlama-lama lah disini hehehe.

tekanan kerjanya tentu saja masih ada, bagaimana bisa kerja tanpa tekanan. saya sering kali dimintai tolong hal remeh temeh tapi memusingkan. Misalnya adalah input data tagihan mahasiswa baru pakai excel dan data yang saya input harus tepat dan cepat. Mau pulang saja ada yang telfon "fika besok pagi diselesaikan ya".

Saya harus menekan batas kemampuan saya bekerja, saya harus menguatkan mental kerja saya. Tapi saya yakin suatu saat nanti saya akan tahu apa maksud Tuhan memposisikan saya pada posisi seperti ini.

2. Tidak Pakai Hati
Di dunia kerja pula saya belajar untuk menghilangkan sifat sensitif diri saya.
Saya tipe orang yang teramat sangat sensitif, saking sensitifnya kadang saya harus overthinking. Kadang saya pun menjadi sangat curiga dengan orang yang sikapnya tiba-tiba cuek. Ah sudahlah, dulunya saya sangat amat membawa perasaan dalam hal apapun. Disini saya nggak bisa pakai sistem ini.

Saya harus belajar kapan saya harus pakai hati, kapan saya nggak harus pakai hati. Orang cuek ya biarkan, orang baik itu urusannya.

Kalau dulu sikap yang sangat sepele misalnya papasan sama orang kemudian orang itu nggak menyapa, saya udah mikir "wiiiihhh jangan-jangan saya ada salah sama dia".
Kalau sekarang "Kamu nggak ngomong langsung sama saya, ya saya anggap gak ada apa-apa yang terjadi'.

3. Berinteraksi dengan Rekan Kerja
Saya introvert, saya kurang suka berbasa-basi. Tapi di dunia kerja saya dituntut, mau tidak mau, suka tidak suka harus bisa berinteraksi dengan banyak orang. tuntutan itu ditambah dengan bisnis. Mau tidak mau modal seorang pembisnis adalah teman.

3 itu dulu kali ya.

Oh iya, ini out of the topic ya. Sedikit saya cerita tentang apa yang saya lihat dari "belajar dari Habibie", ada bagian-bagian yang bikin saya merinding. Selain keren-kerennya Pak Habibie, kisah cinta nya juga nggak kalah keren :)

Jujur ini inspirasi saya untuk punya pasangan hidup yang keren seperti itu, yang pasti sak karep e Tuhan lah ya :)

Satu lagi, saya pengen punya buku "Dimana Ainun" :)

Selasa, 09 Agustus 2016

Persimpangan Jalan

Saya sedang ada posisi untuk mengambil satu keputusan yang nantinya akan berdampak hingga puluhan tahun ke depan. Iya, tentang masa depan saya.

Pergumulan yang sedang saya alami adalah saya akan tetap kekeuh untuk lanjut kuliah ke luar negeri atau tetap kuliah didalam negeri dengan alasan mempertahankan bisnis saya. Semuanya masih ada dalam pergumulan. bahkan untuk mencurahkan unek-unek ini adalah hal yang sangat berat.

Fokus saya mulai pecah, yang awalnya saya bersikeras untuk menjadi seorang dosen. Saya melanjutkan cita-cita saya yang sudah tertanam sejak kecil. Saya mulai goyah dengan bisnis yang saya miliki sekarang. Bisnis konveksi yang sudah mulai besar dan berkembang. Dan satu lagi bisnis yang masih belum sempat diceritakan (semoga suatu saat nanti).

Kalau berbicara tentang hasil, tentu saja saya akan memilih untuk melanjutkan bisnis saya. Toh saya sudah memakan buah dari bisnis saya. susah payah saya rintis, saya harus menerima banyak sekali kritik dan saran dari banyak orang. Bahkan kadang kritik yang pedas dan menyakitkan, ya semuanya itu adalah proses belajar.

Setelah saya sudah berada dipuncak, apakah saya akan terjun dari puncak karena saya tahu kalau puncak ini bukanlah puncak yang saya harapkan. Hmm, saya tidak tahu. What next step.

Sebagai orang introvert yang lebih nyaman berteman dengan komputer dan handphone saya susah untuk menjelaskan perasaan saya kepada siapapun.

Ah, sudahlah pernyertaan Tuhan dan tuntunan Tuhan berlaku sampai kapanpun.
Saya hanya tinggal percaya.

Sudah ya guys. Saya lanjut kerja dulu.
Ini tadi hanya sekedar refreshing saja :)

Merindukan masa SMA, seakan "Tanpa Aturan"

Malam ini jam laptop saya menunjukkan pukul 23.10.
Sudah hampir tengah malam dan saya masih belum bisa tertidur. Banyak hal yang saya pikirkan selain SKRIPSI (pekerjaan atau bisnis, kuliah dan masih banyak yang lain), Tapi puji Tuhan, penyertaan Tuhan itu sangat nyata dalam kehidupan saya.

Tiba-tiba saja saya mengingat masa-masa SMA dan saya merindukan masa-masa itu. Dimana saya seharian penuh menghabiskan waktu di sekolah, tanpa rasa lelah (ini efek habis baca berita gagasan tentang full day school)

Ketika saya mengingat hal-hal itu, saya bertanya-tanya "kenapa dulu pas di SMA saya betah banget di sekolah, kenapa sekarang saya di kampus nggak betahnya setengah mati?"

Ya kali ini saya memang jujur dengan perasaan yang saya alami selama 3 tahun di SMA dan 3 tahun di kampus. Saya coba inget-inget lagi hal-hal yang membuat saya betah seharian penuh di sekolah. Bahkan saya salah satu siswi yang kalau nggak disuruh pulang oleh guru saya, saya nggak akan pulang-pulang. Alasannya sepele, karena ada perpustakaan yang nyaman, selalu buka sampai malem sekalipin dan internet yang banter (dibandingkan internet kampus hehe), plus boleh makan didalam perpus (rada aneh ya?). Bahkan saya salah satu murid yang pernah kekunci didalam sekolah -____-

Jauh dari itu, saya sadar kenapa saya betah banget di sekolah adalah saya TIDAK pernah menemukan satu peraturan pun di SMA saya. Rada aneh ya dengernya?
Tapi itu yang saya rasakan selama 3 tahun sekolah di SMA saya, kalau mau di cek sih boleh. SMA nya masih buka kok.

Mungkin bukannnya nggak ada aturan, cuma saya merasa hidup 3 tahun di SMA seakan-akan tidak terikat dengan aturan yang sangat rumit. Itu pula yang membuat saya mempunyai karakter nggak terlalu suka dengan hal-hal yang ribet dan aturan yang sama sekali nggak fleksibel.

Saya ingat betul, pintu gerbang SMA saya tidak ada satpam yang menjaga dan tidak pernah di tutup kecuali malam hari. Tidak ada aturan seperti yang saya temui di kampus "tidak boleh masuk kelas setelah 15 menit, atau toleransi terlambat 15 menit". Siswa itu bebas, elu mau sekolah ya datang o. Mau dapet ilmu ya masuk o, kalau enggak yaudah. Tapi saya pun selama 3 tahun tidak pernah menemui satu pun siswa yang terlambat karena disengaja atau karena habis makan dikantin atau alasan-alasan yang lainnya. Mungkin karena saya juga salah satu siswa yang hampir nggak pernah terlambat (tapi saya inget masih pernah terlambat), jadi saya nggak pernah ketemu dengan teman saya yang terlambat. Padahal jam masuk SMA saya saat itu pukul 06.45. Satu jam seperempat menit lebih pagi dari jam masuk dikampus saya, tapi saya masih sering terlambat masuk kelas hehehe. Why? di SMA saya terbiasa datang tepat waktu bukan karena aturan yang mengharuskan saya datang tepat waktu tapi kesadaran diri. Lah kalau di kuliah, dengan perasaan seakan-akan terpaksa saya harus datang tet jam 8 pagi karena aturan 15 menit terlambat gak boleh ikut kuliah.

Saya pun tidak menemui aturan "kalau dikelas harus pakai sepatu". Jujur saya adalah salah satu siswa yang sering pakai sandal japit didalam kelas. Bukan karena males ya, saya ini jantung lemah jadi telapak tangan dan telapak kaki sering berkeringat jadi saya butuh sesekali pakai sandal supaya kaki saya nggak lembab. Hampir sepanjang hari disekolah saya pakai sandal dan sama sekali guru saya nggak ada masalah dengan pakai sandal. Tapi saya tahu diri, kalau saya ke ruang guru atau menemui kepala sekolah saya pakai sepatu yang selalu saya tinggal di sekolah (saya bawa pulang kalau waktunya nyuci aja). Hebatnya, sekolah saya juga menyediakan rak sepatu di setiap kelas. Jadi siswa bisa naruh sepatu atau sandalnya di rak itu. Duh jadi semakin rindu masa-masa itu.

Ada aturan yang juga bikin saya kagok ketika masuk kampus "bagi perempuan, kalau pakai rok harus dibawah lutut". Saya bukan wanita berhijab yaa hehehe, tapi tanpa aturan itupun saya nggak menemui ada teman saya perempuan yang memakai rok pendek. Seperti yang masih banyak saya temui dikampus, padahal kan jelas-jelas dikampus sudah ada larangan (di buku student guide yang tebel itu). Bahkan teman-teman nasrani saya pakai baju dan rok panjang, Nggak ada tuh yang pakai rok pendek-pendek banget, walaupun nggak ada aturan harus pakai rok panjang hehehehe. Kok lama-lama saya jadi nyindir kampus saya sendiri ya? Artinya, anak-anak SMA yang tanpa aturan di SMA saya lebih bisa menghargai dirinya sendiri, tanpa harus diikat dengan aturan.

Tentang sanksi bolos sekolah? Hmmm saya nggak pernah tau ada siswa yang nggak bisa ikut UAS karena kehadiran minimal 80% hehehe. Artinya nggak ada siswa yang bolos sekolah, mungkin karena terlalu cinta dengan sekolah. Kalau dibilang, mungkin karena sekolahnya jauh dari mana-mana. Ah enggak juga, jalan kaki dari SMA saya 15 menit udah ada Mall Olympic Garder, depan sekolah warung makan. Lah tempat kuliah saya, udah dipucuk gunung, jauh dari mana-mana masih ada saja yang nggak bisa ikut UAS karena bolosnya lebih dari 20%.

Ngomong-ngomong masalah full day school yang lagi rame, dulu saya udah pernah menjalani.Tanpa diminta seharian di sekolah, saya udah seharian dengan sendirinya di sekolah. Ngapain aja? Ya selain ada gebetan saya (enggak ding), ada beberapa guru yang memang sudah terjadwal untuk menemani kami disekolah. Entah bagaimana jadwal itu terbentuk. Tanpa ada ikatan jam pelajaran, tanpa ikatan belajar harus dikelas dan ikatan-ikatan yang lain. Saya dan banyak teman saya yang lain sangat betah di sekolah. Bahkan kalau kami nggak disuruh pulang, kami nggak akan pulang dari sekolah. Kami belajar belajar dan belajar, tapi kami tetap fun dan tidak merasa tertekan (seperti sekarang dikampus). Kekunci didalam sekolah itu hal yang biasa terjadi dalam hidup saya selama SMA -_-

Kemudian untuk tindakan mencontek, saya tidak pernah dikasih tahu tentang "Mata kuliah akan digugurkan kalau ketahuan nyontek". Selama 3 tahun saya di SMA, saya jamin 100% saya nggak nyontek dari awal saya masuk SMA sampai saya lulus dari SMA. itu akhirnya terbawa sampai saya kuliah, walaupun nggak nyontek itu susah dipertahankan di kampus karena sudah lingkungan yang berbeda dan ada aturan yang tertulis. Bahkan Ulangan Harian, Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir Semester, try out dll semuanya tanpa pengawas udah jadi makanan sehari-hari. Sekali lagi, saya nggak nyontek saat itu bukan karena ada aturan yang jelas tertulis, tapi kesadaran yang sudah ditanamkan sejak awal masuk SMA. Kalau nggak percaya silahkan datang ke SMA saya, kebetulan kepala sekolahnya masih sama :)

Kedekatan dengan guru, hahahaha ini nggak diragukan. Saya inget bener ada guru yang jadi tempat curhat, cerita masalah percintaan, bahkan sampai sekarang saya masih sering merindukan dia :)
Apakah saya lebih dekat dengan guru dibanding orang tua? hahaha ya enggak. Bahkan guru saya sangat akrab dengan orang tua saya. Padahal di SMA saya nggak pernah ada tuh acara parents day :D yang katanya temu akrab dengan orang tua mahasiswa, dosen, staff dll :p
Ahhh saya juga jadi inget, kalau yang tanda tangan SKR saya di kampus bukan orang tua saya. Tapi guru SMA saya :)
Saat itu orang tua saya sibuk diluar kota karena pekerjaannya dan guru saya rela datang ke kampus dan tanda tangan SKR saya, dengan resiko kalau saya telat bayar kuliah beliau yang akan dikejar-kejar. Tapi Puji Tuhan semua terlewati dengan baik. (SKR = Surat Keputusan Rektor).
Kalau masih nggak percaya seharusnya data SKR saya masih tersimpan dengan baik dikampus, jadi bisa dicek kapanpun maunya, jadi yang tanda tangan disitu bukan nama orang tua saya. Jujur sampai skrg saya belum menemui hubungan seperti ini dikampus elit saya.

Sampai sekarang pun saya masih kagok dengan banyaknya aturan yang kadang nggak saya pedulikan. Memang nggak pernah saya pedulikan. Terutama dikampus saya hehe, tapi kok ya tanpa mempedulikan aturan saya jadi mahasiswa ya sangat jarang bermasalah. Adapun masalah itu nggak 100% kesalahan saya sih, namanya manusia tetap aja ada salahnya.

Saya merindukan masa-masa saya bisa hidup dengan sangat fleksibel, penuh dengan kesadaran tanpa ada perasaan tertekan dengan banyaknya peraturan. Mungkin itu juga yang membawa karakter saya jadi orang yang nggak suka ribet dan sangat menjunjung 'kefleksibelan'. Aduh bahasa kerennya apa ya hahaha, pokoknya saya seneng dengan hal-hal yang fleksibel saja :)

Jumat, 05 Agustus 2016

Sok Pinter

Hola holaaa... Sok pinter identik dengan sombong ya??
Jujur kadang saya sendiri susah membedakan mana sombong dan mana berbangga karena Karya Tuhan di hidup kita yang luar biasa.
Contohnya : "Eh Puji Tuhan saya dapet IPK 3.7 loh"
Menurut teman-teman itu sombong atau bangga karena penyertaan Tuhan yang luar biasa?? Banyak pro kontra tentang sombong dan berbangga karena karya Tuhan. Iyaa, saya juga..

Sore ini sambil nunggu waktu pulang dari kantor dan install beberapa program di laptop baru saya lagi hehehe (Puji Tuhan). Nah loh, sombong atau bangga karena berkat Tuhan melimpah??

Whatever lah, sore ini saya mau sedikit cerita tentang ke'sokpinteran saya hhahahaha.
Jadi beberapa hari lalu, setelah tetangga saya beli laptop karena saya juga barusan beli laptop (ceritanya tetangga saya kepengen). Saya dimintai tolong untuk membantu mencarikan laptop yang pas. Lah ini rada susah. Susahnya kalau budgetnya si tetangga nggak cukup terus minta processor yang bagus. Hahahaha bukan ini ding.

Mereka dengan kerendahan hati mereka minta tolong ke saya mencarikan laptop dengan keinginan processor minimal core i3, ram 4gb dan ada grafisnya dengan budget 4-5 juta. Jaman sekarang ya memang ada laptop budget segitu, cuma fitur-fitur yang diminta itu bikin saya rada susah mencarikan device yang pas.

Mereka mah cuma bilang "Cece lak anak IT, mesti ngerti, kan dokter e laptop"
(nah kowe salah kaprah to), saya ngerti laptop tapi saya bukan dokter laptop plissssss.

Ya akhirnya dengan senyum aja saya nanggepi, ya ayok tak anter kalau beli laptop. Sampai kami pun sepakat buat jalan ke mall cari laptop.

karena saya tipe manusia yang nggak suka keliling mall, jadi saya langsung mengarah ke toko resminya ASUS, sebut merk gapapa wes. sapa tahu dapet royalti karena udah bantu promosi. Setelah saya baca-baca katalog di toko ini, saya melihat kalau core i3, ram 4gb dan butuh grafis itu harga nya masih di atas 5jt dengan merk ASUS, karena saya datang ke toko resmi nya asus.

Kemudian saya mulai berpikir, gimana saya bisa dapet laptop dengan fitur yang diminta dan budget yang sesuai. Oke, karena nih orang tahunya cuma intel jadi agak susah ketika saya bujuk untuk beli AMD saja. Toh AMD sama bagusnya cuma memang lebih terkenal intel, tapi untuk masalah grafis dan harga yang dibawah 5jt dan spesifikasi yang diminta tadi ya saya 'macak' sok pinter (dan semoga benar), saya membujuk dan menganjurkan untuk membeli AMD A8 yang setara dengan core i3 dengan grafis dan ram yang di pengen.

Setelah menjelaskan ke orang yang nggak paham komputer, jadilah si orang ini setuju dengan rekomendasi saya. Kemudian sang penjual bilang "Maaf ya ce, kalau disini kami nggak ngasih windows bajakan, karena dari toko resmi kami hanya akan memberikan windows yang asli dengan menambahkan uang 1,5 juta".

Karena saya orang IT, jadi saya paham yang dimaksud sama penjual ini. Saya setuju dengan si penjual, nggak ngasih windows yang bajakan. Tapi, si orang yang minta tolong sama saya ini bilang "Yawes gapapa, kan nanti cece isa benerin kan". Gampangan e bilang "Pokok e saya tahu beres ya ce!".

Ya ya ya, niat mu baik nak. Menguji kemampuan mahasiswa IT yang nggak pernah ngutik-ngutik beginian hahaha. Jadilah saya membawa laptop kosongan ini pulang dengan saya bilang "Tak bawa sehari dulu ya, tak isi windows dan program".

Percayalah, 20 tahun selama saya hidup di muka bumi ini saya nggak pernah nginstall komputer saya sendiri. Tapi saya anak IT, percayalah kalau saya baru bisa install laptop setelah kejadian ini hahahaha (memalukan). saat itu saya berpikir "ada google, jadi pasti nemu solusi walaupun saya harus pusing-pusing dulu, nggak tau gimana caranya".

Step by step saya buka, saya coba masuk bios dan saya gagal berkali-kali sampai pada percobaan kesekian (lebih dari 10 kali mencoba dan gagal) akhirnya berhasil hahahahaha. Untung saja saya punya akun dreamspark, jadi saya bisa memastikan windows nya asli hahahaha. Kemudia office nya juga saya dapatkan free dari akun office saya.

Intinya saya berhasil karena saya macak sok pinter dan dalam hati "pasti Tuhan menyertai orang yang mau berbuat baik". Keesokkan hari nya saya kembalikan laptop kepada pemiliknya. Ketika saya kasihkan yang terjadi adalah "Ce, jangan dikasih windows 10, saya nggak suka"

Yaelah ini orang dikasih yang bagus nggak mau -_-
"terus minta windows berapa?"
"windows 7"
"kayaknya nggak bakalan support kalau dikasih windows 7, ini di driver nya support windows 8.1 atau di atasnya"
"Oh yaudah windows 8 aja ce"

Jadilah saya harus install ulang dengan windows yang baru lagi. Ini adalah hal yang sebenernya menyebalkan walaupun saya tetap meng iya kan dan tersenyum.

Tapi karena anggapan kalau saya dokter laptop, saya jadi bisa install laptop hahahahahaha.

Sudah sore, mari kita pulang :)

guys saya sudah bisa install laptop :)

Senin, 01 Agustus 2016

Punya Bisnis Keren?

mengawali bulan agustus, saya ingin berbagi tentang bagaimana rasanya berbisnis. saya ingin berbagi tentang yang saya rasakan di bisnis saya. percayalah kalau punya bisnis adalah hal yang sama sekali nggak keren. kok bisa? Ya saya akan ceritakan apa yang terjadi di bisnis saya.

Saya sudah berbisnis selama kurang lebih 4tahun, lumayan lama ya? iya selama itu juga saya belajar banyak hal di dunia bisnis.

Selama 4 tahun saya berkecimpung didunia konveksi/garmen. Modalnya dari mana? Modalnya percaya Tuhan dan uang beasiswa. Bukan dari orang tua? No, memang akhirnya banyak yang bilang "Fika mah enak punya bisnis tinggal nglanjutin dari punya orang tua". Kalau muncul kata-kata itu, dari hati yang paling dalam saya pengen jawab "gundulmu a penak?"

Saya mengumpulkan uang selama 3 tahun di SMA dan 1 tahun di kuliah. Puji Tuhan, semuanya karena kasih karunia selama saya di SMA dapat tunjangan beasiswa yang bisa saya tabung (dengan kasus Papa masih harus tetep bayarin sekolah dan kuliah saya), dan berlanjut ke kuliah. Memang bukan nominal yang fantastis, tapi setidaknya cukup untuk mengawali bisnis saya.

oh iya, ngomong-ngomong kenapa saya pilihnya konveksi? Oke saya ceritakan sedikit aja. Mama saya punya kemampuan menjahit dan punya satu mesin lama peninggalan kakek saya. Kemudian dari situ saya melihat banyak ibu-ibu disekitar rumah saya (kebetulan saya tinggal dikampung, semoga tau suasana orang pinggiran). Namanya ibu-ibu, butuh tambahan pemasukan buat kebutuhan sehari-hari, butuh ngasuh anaknya yang masih kecil dan hal itu tidak memungkinkan si ibu-ibu untuk pergi ke pabrik. Suatu saat ada yang berbisik di hati saya dengan jelas "Kamu bisa jadi berkat buat mereka". terus saya ngapain? Saya nggak punya ide apapun saat itu, sampai suatu titik Tuhan kasih tau kalau mama saya bisa ngajarin mereka menjahit dan saya bisa mencarikan pekerjaan menjahit dengan sistem drop kerjaan dari pabrik (saat itu). Saya bermodal 1 mesin lama, dan dengan cara kredit sekarang saya bisa punya belasan mesin jahit, sekali lagi semuanya karena kasih karunia.

berawal dari sistem drop pekerjaan dari tempat lain, saya mulai memikirkan cara bagaimana supaya saya tidak seterusnya bergantung dengan pabrik? bagaimana caranya hasil saya optimal dan upah untuk pegawai saya optimal?

Akhirnya dengan iman percaya lagi, saya memutuskan untuk tidak mengambil apapun dari pabrik. Saya mulai mencari order sendiri. Bisa bikin kaos? Bisa karena sudah terbiasa dengan pola-pola kain, minimal kalau saya bikin kaos, saya tahu apa saja yang harus disiapkan. Langsung sukses? Ya enggak hahahaha. Semua pegawai saya buyar mengundurkan diri karena sering nggak ada kerjaan. Beneran semuanyaaaa. jadi saya merasa mulai dari 0 lagi.

Puji Tuhan saya punya Mama Papa yang selalu dukung saya dalam keadaan apapun dan selalu membesarkan hati saya. Kami bertiga mencari order sendiri dan mengerjakan sendiri, kami susun bordir, belanja bahan, memola pakaian bertiga. Minimal kami punya satu langkah untuk mandiri.

Namanya masa penjajakan nggak mungkin langsung jaya. Kami harus belajar dari setiap kesalahan yang kami buat. mulai dari ukuran leher kekecilan, ukuran panjang baju yang kurang, ukuran panjang lengan yang kepanjangan, jahitan yang kurang rapi dan macem-macem. Kami belajar dari setiap komplain yang diberikan ke kami. Karena yang jadi seakan-akan owner adalah saya, mau nggak mau saya pasang badan menghadapi komplain.

Kebayang nggak saya yg belum genap 20tahun (karena sekarang baru saja 20 tahun), sudah sering sekali dapet caci maki dari client. So, kalau sekarang saya mau berhadapan dengan siapapun saya nggak takut. Kalau saya salah, maksimal saya dimarahin, nggak dipakai lagi (tingkat ekstrem seperti dianiaya atau dibunuh ya sepertinya nggak akan sampai situ). Kalau dimarahin, yaudah diem aja, dengarkan dan jangan lupa minta maaf. Simple kan? Iya tapi harus kuat mental ya :")

Sering sekali saya nangis, tapi saya hanya menceritakan di blog pribadi saya. Saya hanya cerita ke Tuhan dan orang tua saya. Saya memang minta maaf dan tetap menjaga senyum dimana saja. Tanpa saya harus memberitahukan kalau saya sedang bersedih karena masalah di bisnis saya.

Hal-hal pahit itu juga yang membuat saya terus mau bisnis. Saya udah merasakan pahitnya, ya masak mau mundur gitu aja? Eman-eman, pikir saya saat itu.

Kemudian cara pemasaran saya gimana? Promosi atau iklan di TV? Duit dari mana?
Ini juga jadi kendala saya, saya bukan anak manajemen pemasaran, jadi saya nggak tau teori yang baik dan benar tentang pemasaran. Tapi yang saya alami dan bisa saya bagikan adalah The Power of Friends.

Selama 4tahun saya berjalan dengan bisnis saya, saya sudah pernah beberapa kali ikut pameran. Ya pameran dikampus sampai pameran diluar. Dan itu pasti bagi brosur dan kartu nama. Ajaibnya nggak ada dari pameran-pameran yang saya ikuti mendatangkan client. Kalau pameran produknya makanan masih memungkinkan ada pembeli makanan saat pameran. nah kalau konveksi? belum tentu yang datang adalah mereka yang butuh kaos dalam jumlah besar. Karena pengalaman itulah yang akhirnya saya putuskan untuk nggak ikut pameran yang berbayar, kalau gratis saya masih maulah display barang di pameran itu.

Bahkan sampai skrg yang order ke saya adalah teman, temannya teman dan teman teman nya yang lain. Jadi perkuatlah jaringan dan relasi, tapi saya tidak menganjurkan untuk berteman secara sembarangan. relasi yang baik itu dibutuhkan, tapi bukan berarti semua orang bebas masuk dalam kehidupan kita.

Kemudian yang bisa saya bagikan adalah jujur dan tanggung jawab. Katakan saja kalau bisa ya bisa, kalau enggak ya enggak. Pernah ada satu peristiwa, saat itu order saya datang dr Universitas X. Jumlahnya sekitar 70 kemeja dalam waktu 5 hari. Itu sangat-sangat mustahil. Karena perhitungan kerja ditempat saya, 1 hari beli bahan, 1 hari pola kain, 4 hari bordir/sablon, 4 hari jahit. Estimasi pekerjaan 10hari, maksimal 2 minggu (saya menerapkan sistem ini sampai skrg dengan pelajaran-pelajaran yang saya dapatkan selama pengalaman saya). Cuma saat itu saya mengiyakan order karena saya pikir saya bisa minta tukang bordir kerja lebih cepat dan penjahit lebih cepat.

Puji Tuhan, saat itu 2 hari berturut-turut pemdaman listrik di daerah saya. Sudah bisa menebak apa yang akan terjadi kan? Ya, order saya telat deadline, pekerjaan tidak rapi karena cepet-cepet. Dampaknya adalah nama saya tercoreng. Dan sampai sekarang dia nggak pernah order lagi hahaha. Lagian saya kerjakan 70 dalam waktu 5 hari masih belum sanggup (tapi suatu saat saya yakin dan percaya hal itu bisa). Jadi bekerjalah dengan kemampuan saat itu, berkembanganlah step by step.

Mungkin itu dulu kali ya yang bisa saya bagikan, mungkin next time saya bisa kasih cerita yang lebih menarik :)
Yang saya bagikan itu bukan bersumber dari buku yang saya baca, tapi dari pengalaman yang saya sudah mengalami :)