Minggu, 26 Juni 2016

Sebotol Kecap - Part 1

"Pa, pokoknya saya mau kuliah di ITB" kata Putra pagi itu
"Nak, kamu tau sendiri kan keadaan keuangan kita gimana?"

***

Pagi itu, Putra cowok berkacamata harus memendam keinginannya untuk masuk ke Perguruan Tinggi ternama di Indonesia. Tak salah lagi, semua karena masalah ekonomi keluarga.

Tetapi hati Putra tetap ingin melanjutkan kuliah, mencari ilmu entah bagaimana jalan yang harus ia tempuh.

"Kamu masih mau kuliah Put, ini aku ada formulir di kampus swasta yang baru itu, mau coba" kata Andre, mencoba memberikan formulir itu kepada Putra
"Ah kalau bayar ya percuma, orang tua ku nggak punya duit" dengan wajah pesimis Putra
"Coba dulu aja daftar tes beasiswa, barangkali kamu bisa dapet bro"
"Ya deh, aku coba ya"

Tiga lembar kertas yang dibungkus dengan map berwarna biru itu dibawanya pulang. Baris demi baris, kolom demi kolom dilengkapi oleh Putra, sampai pada akhirnya Putra mengerjakan tes beasiswa dikampus baru itu.

"Saya berharap dapat beasiswa full Ma, supaya Mama Papa nggak harus kerja keras bayarin biaya kuliah" Kata Putra kepada Mama nya
"Iya amin, Mama doakan yang terbaik untuk mu" Sahut wanita paruh baya dengan penuh kasih sayang

***

Masa penantian pun berakhir. Pengumuman itu pun datang.

Selamat Sdra. Putra Diterima Pada Jalur Beasiswa Reguler

"Ma, beasiswanya jalur reguler. Masih harus bayar 1juta per bulan, kita nggak sanggup" Putra mulai pesimis
"Kita coba berbicara ke Pimpinan ya nak" Ajak Mama

***

Pagi itu cuaca cerah, namun tidak untuk suasana hati Putra yang mendung.

Menanti pria berkumis dengan langkah yang berwibawa dan senyum khas yang selalu melekat dibibirnya

"Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?" Sapa Pria itu
"Pak, sebelumnya mengucapkan terimakasih karena sudah diterima dikampus ini dengan mendapatkan beasiswa reguler, tapi mohon maaf Pak saya masih tidak sanggup membayar sisa biaya kuliah" Kata Putra dengan sedikit harapan
"Oke saya pertimbangkan dulu, keputusan untuk mendapatkan full beasiswa bukan ditangan saya" Jawab pria itu dengan senyum
"Baik Pak, terimakasih banyak" senyum tipis mulai menghiasi bibir Putra

***

Sama halnya dengan penantian sebelumnya, hari-hari itu adalah hari-hari menegangkan untuk Putra dan Mama nya yang berharap bisa mendapatkan beasiswa full dikampus baru itu.

(kring.... kring... kring...)

"Halo selamat siang, ada yang bisa saya bantu?"
"Selamat siang ibu, kami dari pihak Universitas memberi informasi bahwa beasiswa Sdra Putra tidak lagi pada jalur reguler, tetapi beasiswa full"

Air mata membasahi pipi wanita paruh baya itu, tidak ada kata yang bisa diucapkan selain rasa syukur. Siang yang terik itu seakan berubah menjadi pagi yang sejuk.

"Loh ma, siapa yang meninggal? Mama kenapa nangis" Tanya Putra dengan cemas
"Meninggal? Nggak ada yang meninggal"
"Terus mama kenapa nangis?"
"Nak, kamu mendapatkan beasiswa full di kampus itu"

(suasana hening seketika, kesejukan menyelimuti keluarga kecil itu)

***

Dengan bangga Putra memasuki ruang Universitas yang elit itu.

Langkahnya seakan berbicara "Yaa, saya bisa menggapai impian saya di tempat ini". Senyum sumringah terus menghiasa wajah Putra.

***

"Putra, kalau kamu bisa kuliah ditempat itu, kamu harus bersyukur. Kita bukan dari keluarga yang kaya, bahkan untuk membeli sebotol kecap pun kadang kita nggak bisa" Nasehat Papa di suatu pagi.

***

(To Be Continue)





0 komentar:

Posting Komentar