Selasa, 21 Juni 2016

Akhirnyaa, UJIAN PKL

Ujian PKL, biasa saja untuk dosen pembimbing atau dosen penguji. Atau siapapun yang nggak berkepentingan dengan Ujian PKL.
Tapi ujian PKL ini sangat berarti buat saya, karena saya tahu kalau ujian ini hanya akan terjadi seumur hidup sekali. Kecuali ujiannya ngulang ya berarti dua kali seumur hidup. Kalau ngulang lagi ya tiga kali seumur hidup. Gitu seterusnya.

Yang membuat sangat ujian PKL sangat berarti kali ini sih ada beberapa hal

1. Aplikasi yang Dibuat
Sebenernya program yang saya buat adalah program yang sangat biasa. Apalagi untuk mereka-mereka yang sudah bisa membuat banyak hal. Wihhhhh, program saya mah gak ada apa-apanya hehe.
Tapi hal ini sangat berkesan, buat saya sendiri. Jadi ceritanya saya baru saja lulus mata kuliah pemrograman web, dan harus membuat sistem berbasis website dengan kemampuan coding yang biasa-biasa aja, di kasus yang nyata.
Jadi ada 2 dosen yang selalu saya ingat ketika saya menyelesaikan aplikasi ini. Pertama dosen yang ngajari HTML, CSS dan Bootsrap. Kedua dosen yang ngajari PHP (bahasa pemrograman loh ya). Sebenernya, saat harapan saya adalah "let them see my first product". Ya caranya jadilah dosen penguji saya atau dosen pembimbing saya. Tapi harapan ini tidak tercapai :)
But, it's OK. karena yang terjadi bukanlah sebuah hal yang kebetulan.

Sebenernya bukan karena konsep "Dosen itu sudah digaji, ngapain perlu ingat jasanya yang udah ngajari kita, toh itu memang tugas nya".
Noooo, gaji mereka itu bukan acuan buat saya pribadi melupakan mereka sudah pernah ngajari apa. Sampai kapanpun, saya nggak akan pernah sanggup membayar ilmu yang mereka miliki. Gaji itu adalah sebuah penghargaan karena mereka meluangkan waktu dan memilih profesi sebagai pendidik :)

2. Bimbingan dengan Dosen (Dosen Pembimbing)
Yang namanya persiapan ujian PKL, ada yang namanya bimbingan dengan dosen. Ya saya nggak perlu menceritakan kembali tentang dosen ini, karena yang mengenal saya dengan baik sudah tau pasti siapa yang saya pilih untuk menjadi dosen pembimbing :)

Ketika saya memilih satu nama saja dalam pengajuan dosen pembimbing, banyak yg mencibir "Ya biasalah Fika pasti milih dosen itu"

Let me tell you about it, why I choose him :)

Yang pertama karena saya memang membutuhkan dosen yang berkarakter seperti dia. Saya butuh dosen yang ngepush saya, butuh dosen yang bisa diajak berkomunikasi dengan lancar, objektif dan memang bidang pengajarannya dibidang yang saya sedang kerjakan. Saya tipe mahasiswa yang sangat membutuhkan dukungan dan motivasi dari orang lain, ya satu-satunya dosen yg memotivasi saya yang beliau. saya juga butuh dosen yang bisa marah dan ngomong apa adanya, mengkomunikasikan kekurangan saya itu secara blak-blakán. Nah yang bisa ngomong apa adanya itu cuma dosen ini. Bukan karena saya masih mahasiswa, setiap kesalahan masih diampuni. No, saya malah butuh beliau yg negur saya banyak hal kalau memang salah. Ya, saya nilai dari beliau kalau lagi marah ya marah, tapi marahnya sangat bijaksana :)
Lagian bidang yang sedang saya kerjakan ini sistem dan berbasis website. Lah kan memang dosen ini yang bidangnya memang disitu.

Yang kedua bukan karena saya pilih kasih sama dosen lain. Kagak lah, ngapain saya pilih kasih. Lagian dosen juga gak butuh dikasihi mahasiswa kayak saya hahahaha. Saya mau lebih sayang dosen ini, terus gak sayang sama dosen yang itu, kagak ada pengaruhnya sama dosen2 itu. Jadi salah besar kalau ada yang menganggap pilih-pilih dosen.

Yang ketiga, kenapa mengajukan cuma satu nama dosen?
Saya nggak ingin menjadikan orang lain sebagai cadangan. Memang, saya bisa mengajukan 3 nama. Dengan prioritas pilihan 1, 2, 3.
Kalau gak dapet yg ke 1, ah yaudah yang ke 2, kalau gak dapet yang ke 1 atau 2, ah yaudah yang ke 3. Saya sih nggak mau dicadangkan, jadi saya juga nggak mau mencadangkan orang lain :) termasuk dosen.
Semua dosen itu sama, kalau saya pilih 1 ya bukan berarti yang lain saya nggak sukai. Cuma saya nggak ingin mereka menjadi cadangan saja :D

Ini juga jadi saran saya. Jangan pernah menjadikan orang lain itu cadangan karena harapan yang pertama nggak kesampaian. Kalaupun memang yang kita prioritaskan itu tidak mau, atau tidak memilih kita itu sudah diluar tugas dan sikap kita.

3. Revisi Laporan
Saya nggak ngerti kenapa, membuka laporan itu kayak orang cacingan (tiba-tiba ngantuk datang). Seakan-akan apa yang ingin saya tuliskan itu berat (padahal saya suka nulis). Alasannya simple, karena menulis ilmiah harus diatur ini itu. Mungkin karena saya juga belum terbiasa untuk menulis ilmiah, jadi cukup memberatkan dan membosankan.
Ditambah dengan format tabel, format gambar, format margin dan lain-lain.
Yang hasil dari kebosanan saya ini membuat nilai saya di segi laporan tidak bisa optimal :(

4. Menyiapkan Konsumsi
Nggak ngerti sejak kapan budaya ini terbentuk ya. Kalau ujian PKL, Ujian Proposal Tugas Akhir atau Ujian Hasil Tugas Akhir harus membawa konsumsi untuk dosen. Setahu saya, dosen itu nggak pernah minta dibawakan konsumsi hehehe. Ya mungkin karena "Wong Jowo", ada tepo sliro. Kalau nggak itu adalah salah satu bentuk penghormatan kepada dosen penguji saja :)

Kali ini saya ingin memberi kepada dosen. Iya sedang memupuk budaya memberi :)
jadi memang saya sudah sediakan beberapa kotak kue yang lain selain untuk dosen penguji, yang itu memang untuk dosen-dosen yang nggak terlibat dalam ujian saya. Kenapa? Ya nggak tau kenapa. Saya cuma pengen ngasih aja :D
Sekalian bentuk ucapan syukur karena sudah bisa lulus ujian PKL.

5. Menyiapkan Presentasi
Presentasi ini hukumnya wajib, jadi tidak ada alasan untuk tidak membuat presentasi hehehe.
Saya mendesain presentasinya dengan sangat simple, tidak banyak animasi-animasi. Yang saya tambahkan hanya animasi gif untuk menghindari dosen dan mahasiswa yang melihat bosan dengan presentasinya.

Dan trik yang saya pakai, benar-benar yang ada di presentasi saya adalah poin nya saja. Saya lebih banyak bercerita. Alasannya, kalau saya tuliskan di presentasi kemungkinan salah masih ada dan itu masih terbaca. Nah kalau saya bercerita, dosen itu pasti lupa dan ketumpuk dengan cerita-cerita saya yang lain. Ini trik untuk menghindari dosen yang mencoba mencari-cari kesalahan dalam menguji.

6. Hari H Ujian PKL
This is the day, I am ready for it :)
Saya sudah menyiapkan semua keperluan untuk ujian. Saya yakin, kalaupun ada yang kurang dari persiapan saya, semuanya sudah diperlengkapi oleh Tuhan :)
Menegangkan? Ya tentu saja.
Apalagi ketika ditanya banyak hal oleh dosen penguji hahahaha.
Kompre Tugas Akhir aja kalah dengan ujian PKL saya :D :p
Dan ini serius, kalau waktu yang sudah dijadwalkan adalah 1 jam untuk ujian PKL. mulai dari presentasi sampai tanya jawab. Cuma kali ini memakan waktu 2 jam, saya rasa lebih termasuk nunggu dosen yang memberikan penilaian.

Sampai saya ingat ketika salah satu dari dosen saya bilan
"Weh fika ujiannya 2 jam, dahsyaaat.."
Ya saya cuma ketawa aja, toh yang terjadi seperti itu hahahaha.


Saya bersyukur kalau sudah bisa menyelesaikan ujian PKL ini. Hasil dan nilai ya sudah lah itu urusan belakangan. Toh saya sudah melakukan semuanya sebaik mungkin dan mempersiapkan semuanya sebaik mungkin :)
I do the best and God do the rest :)

Hari ini saya sudah kembali bekerja, duduk dikantor saya untuk kembali berkarya disini 8 jam sehari karena sudah liburan. Menambah penghasilan sekalian nabung buat masa depan :)

[ada cerita lain yang tidak patut untuk saya ceritakan diruang publik semacam ini, cerita yang sangat seru berkaitan dengan ____________ hahahaha. Ya cukup jadi pembelajaran buat saya sendiri]

tebak-tebak tidak berhadiah :)
Yowislah, setiap orang punya kebijakan sendiri-sendiri :)

0 komentar:

Posting Komentar