Minggu, 31 Januari 2016

Gagal Fokus!

Di tulisan saya sebelumnya, saya sempat bercerita kalau saat ini (saat menulis blog ini lebih tepatnya), saya sedang magang (jadi student staff). Bayangkan saja saat ini saya sedang duduk, dihadapan Laptop saya yang merk nya Toshiba warna hitam dan PC kantor yang sangat jarang saya gunakan walaupun sebenarnya itu udah jadi hak saya, sebelah saya ini udah ada sekotak makan siang yang dari tadi udah manggil-manggil pengen dimakan (nggak perlu tau lauknya apa). Udah dibayangkan? Ya posisi saya itu ketika saya sedang menulis blog ini. Penting? Enggak sihh.. Tapi terimakasih udah membayangkan, kalau belum membayangkan saya kasih saran nggak usah dibayangkan.

Beberapa bulan lalu, saya tanda tangan kontrak mengenai job desk saya magang disini. Ya saya tahu biaya kuliah saya mahaaaal dan kalau saya magang disini, lumayan lah bisa mengurangi beban biaya kuliah, saya harap kalian udah baca postingan saya sebelumnya. Saya sudah baca semua hal yang akan saya kerjakan disini, membuat users manual penggunaan email (yang sebenernya nggak penting, masak org kerja kantoran nggak bisa pakai email?), mendukung keberlangsungan kegiatan unit (kadang cuma angkatin telfon, ngasih salam terus ngasih telfonnya ke atasan), sebenernya ada lagi cuma saya pas nggak inget.

Kerjaan saya itu mudah, bisa saya katakan sangat mudah buat anak seusia saya yg masih belum lulus S1 dan punya otak yang gak pinter-pinter amat. Masalahnya, kerjaan saya ini nggak kelar-kelar. Padahal saya kerja sejak jam 8 pagi - jam 5 sore (jam 12 siang sampai jam 1 istirahat). 8 jam hanya membuat users manual, pekerjaan yang sangat mudah bukan? Yaa tapi tetep aja, saya harus mengerjakan users manual untuk satu aplikasi berhari-hari.

Sangat berbeda ketika saya mengerjakan tugas kuliah dirumah dimalam hari. Makalah atau paper yang ditugaskan itu berlembar-lembar (kadang tembus 30lembar) dan saya bisa menyelesaikan dalam waktu 2 hari dengan jam kerja sekitar 3jam perhari.

Jauh berbeda dengan produktifitas saya ketika dikantor dan dirumah. 8 jam dikantor belum tentu saya bisa menyelesaikan 5 lembar users manual. Sedangkan dalam waktu 6 jam saya bisa menyelesaikan 30 lembar untuk tugas kuliah.

Setelah saya amati cara kerja saya antara dikantor dan dirumah yang jadi masalah adalah saya gagal fokus untuk bekerja dikantor. (bahkan barusan aja ada Laoshi ketika saya nulis blog ini, laoshi itu sebutan untuk dosen bahasa mandarin yang lapor kalau wifi nggak bisa connect, not bad lah karena paling nggak saya masih paham bahasa mandarin dan tau yg dimaksud - intinya wifi e nggak bisa di ruang laoshi). Kalau saya kerja dirumah saya hanya ditemani laptop, kadang teh atau susu dan lagu random yang diputer di laptop. Saya hanya mengerjakan tugas saya itu aja.

Fokus.... ujian terberat untuk menyelesaikan tugas dikantor adalah fokus yang sering terganggu dengan telfon yang berdering dan saya harus angkat, atasan yang tiba-tiba minta tolong, belum lagi kalau ada rekan ke kantor dan ngajak basa-basi (ini hal yang paling merepotkan buat saya yang tergolong introvert).

Beda kalau saya dirumah, saya kerjakan tugas jam 9 malam - jam 12 malam. (termasuk kebiasaan buruk karena tidur terlalu malam). tapi diwaktu ini Mama Papa udah tidur dan kemungkinan manggil saya cuma 0.01% (itungan suka-suka), nggak akan ada telfon yang harus di angkat, HP??? santaaaiii, orang single siapa yg mau nyariin (kalau bukan org iseng yg lagi PDKT), kemungkinan besar saya cuekin mereka (kecuali pas saya liat notif HP dan itu dari dia, dia itu siapa? hmmm jangan kepo).

Saya jadi berpikir kenapa yang menjadi titik berat dari magang disini adalah jam kerja? bukan produktifitas. Percuma kan kalau jam kerja penuh 8 jam, tapi produktifitas nggak maksimal? Kenapa bukan dengan sistem task aja? berikan saya tugas dan saya akan menyelesaikan tugas itu. kalau orang-orang biasanya nyebut "Borongan". Tidak terikat dengan jam kerja doank, cuma hasil nya sudah jelas.

Terus kamu bisa apa fik? saya nggak bisa apa-apa karena kebijakan ini sudah diterapkan dan saya yakin kebijakan ini sudah melalui banyak pertimbangan. Ya mau nggak mau saya cuma bisa berusaha fokus dalam pekerjaan yang sudah saya ambil ini. (memang banyak gagal untuk fokus di jam kerja).

Tapi, saya mau menekankan sekali lagi. Fokuslah. Selama kita nggak fokus, saya berani jamin kita nggak akan mencapai titik produktifitas terbaik. Selama ini saya banyak membaca dan tidak sedikit yang mengatakan bahwa Fokus itu adalah hal yang baik. So, mulailah fokus.

Atau kalau enggak, saya berani nraktir makan pembaca blog ini (nraktir pecel di warung jurang deket kampus saya) kalau memang ada yg tingkat produktifitanya lebih baik ketika mereka tidak fokus. Saya akan berguru dari kalian.

0 komentar:

Posting Komentar