Rabu, 17 Oktober 2018

Trip To Jakarta 2 - Cerita Tentang Palembang

Agak aneh? Iya sih, karena masih melanjutkan cerita sebelumnya tentang first trip to Jakarta tapi yang diceritakan adalah Palembang.

Masih dalam ranah trip to Jakarta buat urusan kerjaan, kebetulan ada 2 teacher yang berasal dari Palembang. Sebut saja si A dan si B. Syukurnya mereka adalah teman-teman yang asik diajakin ngobrol dan bercandaan. Kebetulan juga partner dari Malang (Vega) juga punya pacar orang Palembang. So, aku sendiri dong yang buta tentang Palembang haha.

Beberapa hari aku mengulik-ulik cerita tentang Palembang, tips buat para penulis nih perbanyaklah mendengar sehingga bisa dapat banyak inspirasi nulis. Sebenernya tulisan ini based to aku banyak denger cerita aja dari orang lain. Btw, karena aku bener-bener nggak tau tentang Palembang jadinya interested ketika mereka banyak cerita tentang Palembang. Selain pempek yang katanya endes gila ternyata Palembang punya sisi kehidupan yang lain and until now I can't believe it. And I hope someday I can go to Palembang haha.

Salah satu teacher Palembang, sebut saja Si A pernah bercerita kalau dia pernah menjadi seorang guru SD. Memang dia adalah lulusan Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar. Kalau ingatanku nggak salah dia guru kelas 3 SD. Dia bercerita tentang salah satu muridnya yang membawa bekal ke sekolah. Namanya juga anak-anak liat temennya makan pasti pengen dan ujungnya minta. Aku pernah jadi anak SD dan pernah juga minta jajan temen. Pas si temen minta, menurut cerita si A nih langsung ditusuk kepalanya pakai garpu.

"Hah? Serius? terus gurunya gimana?" Kaget dong aku yang nggak pernah menemui murid gila macem gitu
"Ya itu udah biasa" Si A mah santai-santai aja kalau bilang tusuk menusuk kepala adalah hal yang biasa.

Yasudah, akhirnya semakin kepo lah aku dengan cerita tentang Palembang. Kalau ada kesempatan tanya pasti aku tanya hal-hal yang menurutku menarik tentang Palembang. Dilanjutkan cerita tentang Palembang oleh si A. Katanya, kehidupan di Palembang jangankan selfie dipinggir jalan, main hape dipinggir jalan aja bisa kena begal -_-
Emang segitunya banget ya?

"kalau di Palembang, orang ilang tiba-tiba itu udah biasa" kata Si A
"lah terus keluarganya gimana?" heran dong aku nya
"Ya berarti di anak ini bermasalah, yaudah biasa aja"
"Nggak nangis-nangisan kayak di Jawa gitu?"
"Jarang sih ada yang kayak gitu"

OMGGG, ada ya daerah kayak gitu?
Honesly, yang bikin aku bener bener heran, ya masak ada gitu keluarga yang sama sekali nggak punya belas kasihan ke sesama anggota keluarga. Anjing aja kalau anaknya digangguin si induk pasti marah. Masak manusia ada yang setega itu sama keluarganya?

"Nih Palembang" kata si A sambil nujukkan video berantem dipinggir jalan dan orang-orang sekitarnya emang biasa aja melanjutkan aktifitasnya sendiri-sendiri.
Jadi, aku mikir dong. Emang di Palembang nggak ada agama ya?
Kepo dan tanyalah aku ke Si A.

"Sorry, mayoritas agama disana itu apa?"
"Islam, kristen juga ada" Jawab Si A
"Nah ini anehnya, kalau momen-momen ibadah, masjid rame, tapi ya gitu banyak begal, banyak pembunuhan"
"Lah? mereka beragama diajarin apa?"
"Nah itu aku juga nggak habis pikir"

OMGGG again, jadi gimana dong? Sebegitukan agama tidak berperan sama sekali? Haha
Tapi sih kalau dipikir-pikir, jangankan jauh-jauh ke Palembang, dimana-mana ada tempat ibadah dan dimana-mana masih ada korupsi, barusan aja sih emang di Malang Walikota dan Bupati nya sudah resmi jadi tersangka haha. Emang agama ngajarin apa? -_-

Mungkin Palembang yang sebenernya dan Palembang yang ada dipikiranku ini berbeda. So, aku sama sekali tidak menghakimi orang-orang Palembang haha. Aku masih yakin kalau ditengah-tengah kondisi buruk seperti yang diceritakan masih banyak orang baiknya. Kalaupun tidak menemukan orang baik, ya jadilah baik ^_^

NB : tulisan ini berdasarkan cerita, bukan pengalaman.

Senin, 15 Oktober 2018

Trip To Jakarta 1 - Kos Putra

Setelah drama skripsi berakhir haha, akhirnya aku bisa lebih fokus ke bisnis dan pekerjaan. Beberapa teman sih bilang "aku bilang juga apa, jangan kerja dulu. Molor kan jadinya"
But, everything happen there is always something good to be grateful

Seminggu setelah sidang akhir, saya harus pergi ke Jakarta (Tangerang Selatan - BSD) buat training kerja selama satu minggu. Dan trip kali ini adalah trip pertama ke Jakarta, kota Metropolitan haha. Really exited with my first trip to Jakarta, beberapa teman pun ku hubungi dan berharap bisa berjumpa di Jakarta. Setelah prepare dan memastikan semua kebutuhanku selama seminggu disana cukup, terbanglah ke Jakarta tanggal 8 Oktober 2018.

Sesampainya disana, aku dijemput oleh team DK (Mr. Steven dan Mr. Rendi). Kebetulan juga ada 2 teacher lainnya yang berasal dari Palembang. Kami langsung menuju center untuk kenalan dengan tempat dan beberapa orang yang akan mentraining kami selama disana. Syukurnya mereka adalah orang-orang yang asik.

Setelah sampai disana, kami hanya dikenalkan dasar-dasar learning center tempat kami bakalan ngajar dan beberapa hal yang harus kami pahami sebagai teacher. Nggak makan waktu lama, akhirnya kami diantarkan ke Kos tempat kami akan menginap selama satu minggu.

Btw, sebelum kami berangkat, Bos kami bilang "ya kalau nempatin anak orang tapi tempatnya nggak lumayan kan nggak enak". Jadi yang ada dibayangan saya itu adalah cluster yang enak untuk tidur. Ditambah aku kan orang Malang, jadi AC adalah benda yang bener-bener ku butuhkan di kamar haha. Secara, suhu kamar di Malang tanpa AC aja tiap hari 18 - 23 derajat. Tergolong dingin dong.

Ketika sampai disana, agak "canggung" karena didepan ada tulisan "KOS PUTRA", kalau ada yang bilang itu kos campur mungkin dia nggak bisa baca atau buta kali. Orang udah jelas-jelas ada tulisan KOS PUTRA. Karena posisinya aku orang asing yang nebeng seminggu tinggal disana yaudah sih aku ikuti dulu alurnya.

Sampai akhirnya di ibu kos dateng dan menunjukkan kamar kami (aku dan vega). Kebetulan yang dari Malang ada 2 orang. Pikirku kamar kami bisa berdekatan, nyatanya aku dapet kamar di lantai 2 dan vega di lantai 1. Ya kali lantainya deketan gitu, udah aku harus masuk dulu ke dalem baru naik lantai 2. Oke deh, aku tahan dulu perasaan campur aduk karena feeling tinggal disini udah nggak enak.

Sampai kamar pun, aku nggak mau unpack barang-barang dulu karena nih feeling masing nggak enak. Akhirnya aku turun dan nebeng ke kamar vega. Dan guys, kamar vega rupanya lebih panas dari suhu luar kamar. Awalnya nih, dia nggak kerasa karena dia didalem kamar terus. Ketika dia keluar tuh baru kerasa kalau kamarnya lebih panas dari suhu luar kamar. Gilak, berarti AC nya bikin tambah panas dong. Kemudian, aku naik lagi ke kamar aku dan berharap AC kamarku lebih dingin. Betapa kagetnya aku ketika aku tengok kanan-kiri kamar isinya cowok semua ditambah kamarku posisinya paling ujung.

Mungkin akan ada beberapa orang yang menganggap kalau selantai sama cowok semua selama nggak satu kamar itu nggak masalah. Buat saya sih, kalau saya kenal mereka-mereka ini siapa dan ada di daerah sendiri sih OK. Tapi, plisss aku orang Malang dan tinggal di Kos Putra, cewek sendiri di lantai 2 yang jauh dari kamar temen. Panik dong. It's OK sih kalau beberapa orang bilang sikapku mungkin berlebihan. That's why jaman now free sex, hamil diluar nikah de el el udah hal biasa karenaaaaa protect buat diri sendiri itu dianggap hal yang berlebihan. Buat aku, anak yang dibesarkan dari keluarga yang sehat dan baik-baik sih bener-bener risih dengan sikon tempat nginep kayak gitu.

Jadilah saya telfon ke Bos, Puji Tuhan si Bos ini adalah partner lama yang pengen bisnis bareng dari duluuuuu tapi baru bisa partneran beneran sekarang haha. Aku ceritakan kondisi kos tempat tinggal dan agak maksa buat aku pindah tempat tinggal malam itu juga. Sampai aku searching sendiri penginapan dekat-dekat dengan lokasi training. Dapetlah kami di sebrang kos lama. Kebetulan sebelahan juga dengan penginapan teacher palembang.

Tapi, malam itu masih tidur di Kos Putra sekamar dengan vega karena AC kamar vega mati dan aku ga berani tidur sendirian. Dan besok paginya lansung deh pindah kos.

Nah, disini yang mau aku bagikan sebelum aku nulis Trip To Jakarta yang berikutnya adalah protect yourself. Toh meskipun kanan kiri mu bilang it's OK kok selantai sama cowok-cowok selama nggak satu kamar. No, if you feel not secure just tell it and go away. Jangan mencobai diri sendiri dengan hal yang sekiranya itu membahayakan kamu. Kita nggak pernah tau sih kapan dan dimana hal-hal buruk bisa terjadi. So, yang bisa kita lakukan adalah menjaga dari kemungkinan buruk yang terjadi.

Kemudian, jangan menggampangkan hal-hal yang remeh. Kadang kita bisa nyesel karena kebiasaan meremehkan hal-hal kecil, kalau bisa diantisipasi sejak sekarang kenapa nunggu nanti-nanti. Ya mungkin jaman skrg udah biasa keluar cewek cowok gitu, selantai atau mungkin juga sekamar selama gak ngapa-ngapain. Atau mungkin ngapa-ngapain juga ga masalah selama ga hamil.
Tapi sih, Tuhan jelas banget bilang kalau hidup kita adalah hidup yang kudus dan hidup yang harus berkenan kepadaNya. Kalau Tuhan sendiri yang bilang apakah kita masih OK OK aja dan takut kalau kita dianggap berlebihan?

Cintai Tuhan dulu, Kasihi Tuhan dengan segenap hati dan akal budimu. Maka hidupmu akan dituntun olehNya.

Roma 8:28

-To Be Continue-

Kamis, 04 Oktober 2018

Drama Skripsi

Mahasiswa tua, jelas dong kalau ribet skripsi kadang mengalihkan pikiran "yaudahlah nikah aja". gimana gak pengen nikah? ketemu dosen aja beribetnya amit-amit, kalau dosennya ganteng atau minumal ramah OK dong, kalau udah aura-aura nyiksa nih bakalan jadi neraka uji coba kali ya.

Anyway, kebetulan saya dapet dosen pembimbing pertama yang baik. Ya secara emang aku mahasiswa yang udah ambil kerja part time dan ngurusi segala macem keperluan keluarga sendiri, pecahlah konsentrasiku mengerjakan skripsi. Dateng - Ilang - Dateng lagi - Ilang lagi. Skripsi Style yang salah hehe.

Btw, ini adalah skripsi kedua setelah skripsi pertama fail. Ya karena kerja juga hoho.

Di skripsi kedua, topik lebih jelas, hasil lebih jelas jadi nggak terlalu susah juga buat aku mengerjakan skripsi kalau ku bandingkan dengan skripsi pertama.

Awal-awal, mulai dari perencanaan sistem gak berjalan dengan baik, Saat itu aku selesai ngrusi keuangan, ngurusi administrasi dan lain-lain selesai bulan Maret 2018 dan aku pun maksa maju seminar proposal april pertengahan 2018. Layak sih emang kalau perencanaan belum mateng. Banyak rombak ini itu.

Setelah fix tuh perencanaan, jadilah aku mulai ngoding-ngoding dan kesulitan. Nah, ini tips buat para pekerja IT, jangan mendewakan 1 bahasa pemrograman. Kalau pas bahasanya bisa dipakek ya nggak masalah tapi kalau ternyata bahasa pemrogramannya nggak sesuai atau terbatas dibeberapa kondisi itu bakal nyusahin diri sendiri.

Awalnya sih aku mau dekstop aja, karena dengan pertimbangan dosen pembimbing juga apps dekstop lebih OK untuk kondisi TA dibandingkan web. Padahal aku cuma bisa web. Nah kebetulan juga pas aku ambil 144 SKS selama kuliah, surga yang ku rasakan dijaman kuliah adalah mata kuliah Pemrograman Website :D

Kemudian, kan aku belajar dari 0 dan kehabisan waktu belajar bahasa pemrogramannya saja. Belum lagi nanti aku mikirin logic yang ada dikepala ke dalem codingan. Finally, aku potong jalan ngoding pakek bahasa pemrograman yang aku bisa aja buat memastikan logic yang ada dikepala bisa ku coding. Finally, aku coding pakek PHP dong.

Sampai akhirnya dibantuin sama beberapa orang yang jago bikin program dektop tapi sayangnya, karena logikanya banyak, kelamaan saya harus mengubah dari PHP ke VB (dekstop). Yaudah diselesaikan pakek metode hybrid. Interfacenya Dekstop pakai VB, tapi engine dalemnya pakek PHP. Ini bener-bener coding yang nggak baik hehehe.

Sesuai dugaan ini bakalan dicacat sama dosen. Akhirnya suruh memutuskan, mau full pakai VB atau full pakai Web. Ya nggak pikir panjang aku pilih full Web dan Interface ngulang dari 0. Meskipun logicnya udah jalan kan yang bikin interface nggak kayak orang pesen bakso. Belum lagi sering aku tinggal kerja dan ngurusi hal lain.

Deadline yudisium semester itu dan wisuda semester itu udah lewat, In the end aku ga bisa dong ikut wisuda tahun itu. Baiknya masih ada extend 2 bulan. Pas kebetulan 2 bulan dikasih waktu extend buat nyelesaikan skripsi masalah datang bertubi-tubi. Udah kepleset, jatuh, ketimpa tangga dan kejatuhan drum pula. Dalam pikiran yang ada, nih kalau nggak dibantuin sama dosen pembimbing pasti aku ga bisa lulus semester ini deh.

Jadilah aku ke kampus lagi 2 minggu sebelum batas akhir sidang. Itu dengan kondisi laporan udah selesai dan program sudah selesai. Tapi memang dalam proses bimbingan saya sering ilang dan ga ngasih kabar. Ya kali dosen bakal bosen denger kabarnya tentang fika doang.

Maksa tiga dosen buat maju ujian itu sebenernya udah diluar batas kemapuan saya. Dan parahnya, di ruang ketiga dosen itu udah terjadi pertumpahan air mata. Gimana nggak nangis sih, kenyataannya emang akunya salah karena sering ilang dan lebih fokus kerja kemudian mendesak biar segera maju ujian dan bisa lolos.

Ada 2 temen lain yang ujiannya juga maksa banget. Selain aku harus bisa membujuk hati para dosen, aku juga harus berebut jadwal dengan 2 temen itu. Kita sama-sama pengen lulus. Satu temanku udah dipastikan ujian hari Senin jam 1 siang, temanku yang lainnya 3 hari sebelumnya. Pas papasan dengan dosen penguji langsung deh aku tembak
"Buk buk, senin saya bisa ujian semhas? kan ibu kosong jam 3"
"Iya bisa"

Acc bisa itu udah keren dengan kondisi ngomong sambil putus asa dan tidak pada tempatnya. Buruknya, itu udah hari Jumat sore jam setengan 5. Dari dosen pembimbing belum dapat Acc semhas. Besoknya sabtu dan aku ngajukan kapan dong kalau ujiannya senin sore?
Tenang-tenang, aku masih punya senin pagi. Buruknya lagi, dosen penguji belum aku kasih draft ujian seminar hasil.

Sampai ketiga dosen acc saya ujian seminar hasil hari senin jam 3, saya dateng pagi-pagi jam 7 sampai kampus. Ternyata dosen penguji udah ada tuh diruangan. Saya ketok dan saya ajukan pagi itu untuk ujian nanti sore. Endingnya, aku ditolak hahaha. Batal deh aku nih ujian nanti sore, padahal aku kan udah prepare, termasuk prepare makanan juga.

Sebelumnya dua dosen lainnya konfirm kalau selain senin gak bisa, selasa ada jadwal padat, rabu kamis tugas keluar kampus dan jumat harus udah kompre. Gila aja, aku belum semhas T_T
Rasanya itu udah putus asa banget. Jadinya mohon-mohon sama dosen pembimbing 1 buat bolehin maju besok pagi-pagi banget.

Again, karena kebaikan hati dosen pembimbing dibolehkanlah saya maju seminar hasil selasa jam 8. Saya selesai mengajukan urusan administrasi hari senin sore. Terjadi lagi hal yang bikin deg-deg an, sampai sore jam 4 pengumuman di email buat jadwal dan ruang belum keluar padahal ujian besok jam 8, aku belum tau diruang mana juga. Jadinya saya email bagian sekretaris fakultas buat nanya ruang ujian. Nggak lama email keluar dan pas bagian ruang di Bold dengan huruf kapital. LoL. Itu pasti sekfak udah kesel banget, ngajukan mendadak minta buru-buru pula.

Ya, masih OK karena bisa ujian seminar hasil hari selasa, jadi jumat saya masih bisa ujian kompre. Masih ada secercah harapan.

Selasa pagi jam 7 saya sampai kampus buat nyiapkan ruang dan LCD. Drama dimulai lagi, LCD ruangan rusak dan otomatis aku ga bakal bisa pakai ruangan itu. Sekfak belum pada dateng. Panik dong, ujian jam 8, sekfak belum ada, ruangan ga bisa dipakek pula. Nanya satpam juga gatau mana ruangan yang kosong pagi hari. Nggak lama mbak-mbaknya dateng dan langsung deh aku nanya ruang mana lagi yang kosong? Dapet deh ruangan, pindah ruang, siap-siap lagi. Sempet ngontak dosen via Chat buat ngasih tau kalau ruangan sebelumnya ga bisa dipakek.

Masih baik dosen ngebales dan ngasih tau kalau bakal dateng agak telat, jadinya aku bisa bernapas setelah ngos-ngos'an dari lantai 1 ke 3, ke 1 lagi balik ke 3. Udah aku nih kurus, makin kurus lagi dengan beban pikiran dan perasaan ditambah lari pagi naik turun tangga.

Finally, selesai satu masalah seminar hasil. Tinggal selangkah lagi sidang akhir. Satu-satunya hari yang bisa dipakai cuma hari Jumat, itupun jadwalnya berebut sama 2 temen yang juga sama-sama mau kompre. Kalau Jumat belum kompre bisa-bisa perpanjang lagi ini dah -_- amit-amit dah. Bayar mahal ntar.

Masalah jadwal yang mepet ditambah dengan dosen yang nggak ada dikampus hari rabu dan kamis. Aku ngajukannya gimana dong? T_T
Again and again, dosen pembimbing nih yang akhirnya nyaranin pakek jam makan siang aja buat aku. Tapi nggak tau nih dosen yang lain pada mau nggak nguji di jam makan siang?
"saya coba konfirmasikan ya? kamu tunggu dulu"
Singkat cerita ketiga dosen bersedia nguji di jam makan siang. Ya niat baik saya sendiri sih mau bawakan makan siang juga buat dosen.

Selesai dah urusan seminar hasil dan sidang akhir, kemudian saya dinyatakan lulus dengan nilai yang biasa-biasa aja hahahaha.

Masih lanjut drama skripsi, batas revisi dan lain-lain 10 hari setelah kompre. Nah ini juga aku nggak teliti dipenulisan, banyak typo, banyak daftar pustaka nggak sesuai pula akhirnya bolak-balik revisi laporan. Masih bersyukur ada printer yang boleh aku pakai sesuka hati asal kertas beli sendiri.

Ini nih, ketika aku nulis ini, aku udah selesai revisi. Tapiiii, nih kan udah Jumat, besok libur kampus. Senin aku harus terbang ke Jakarta buat kerja. Ya udah berusaha juga nemuin dosen, lah kalau yang mau ditemuin sibuk mulu aku bisa apa?

But, in the end God always take control on you.
Roma 8:28

Jangan ditiru karena mepet-mepet deadline juga sama sekali nggak baik. Yuk bangkit dan mulai awal karir sebagai pengajar yang baik :)

Good Luck para pejuang skripsi yang lain :)



Senin, 01 Oktober 2018

Kento Momota


Setelah uforia Asian Games 2018 dan Indonesia mampu meraih emas dicabang bulutangkis tunggal putra dan ganda putra, kembali rame permainan badminton di Indonesia. Bahkan semua beranda sosial media saya bermunculan meme meme tentanga atlit bulutangkis dan foto-foto yang sudah diedit nitijen sedemikian kreatifnya.

Anehnya saya tidak terlalu tertarik dengan kehidupan atlit lokal hehe, bukan mereka tidak ganteng. Versi saya kalau saya lihat dari jejak-jejak sosmednya saya tidak tertarik. Saya lebih tertarik dengan pembulutangkis asal Jepang, Kento Momota. Pembulu tangkis kidal yang tidak bisa berbahasa inggris itu punya sebuah cerita yang membuat saya cukup terinspirasi.

Pada tahun 2016, dilansir dari beberapa sumber berita yang saya sempat baca Kento Momota tersandung beberapa kasus. Perjudian dan foto panas dengan beberapa perempuan penghibur. Namanya dicoret dari BWF (Badminton World Federation) dan tidak dapat mengikuti beberapa turnamen buluntangkis karena dia harus menjalani suspend (konsekuensi). Bagi saya, hal itu tidak mudah buat seorang yang sudah memiliki "nama" dicabang bulutangkis kemudian tidak dapat mengikuti pertandingan dalam jangka waktu yang cukup lama. Saya membayangkan jika saya ada di posisi kento pasti saya sudah depresi dan tidak ingin lagi bermain badminton.

2 tahun berikutnya, tahun ini (2018) Kento Momota sukses menjadi pembulu tangkis nomor 1 dunia versi BWF sejak 27 September 2018. Buat saya proses 2 tahun bukan proses yang panjang. Proses yang singkat untuk atlit kelas dunia seperti Momota.

Yang saya pelajari dari kasus yang terjadi dengan Momota, someday kita merasa bahwa masalah kita adalah masalah terbesar, bahkan sebisa mungkin orang lain harus memahami kondisi kita. That's No to Momota. Dia bisa bangkit dari kesalahannya dan menjadi pembulutangkis terbaik 2 tahun setelah dia melakukan kesalahan yang mungkin itu cukup fatal.

Semakin kesini saya semakin kepo dan membuka-buka sosial media Momota. Bersih. Dalam artian bersih adalah dia benar-benar fokus sebagai atlit. Tidak seperti kebanyakan atlit Indonesia yang sosial medianya tercemar dengan iklan-iklan produk tertentu. Mungkin juga ajang aji mumpung si Atlit, mumpung terkenal, mumpung bisa nambah penghasilan lewat Iklan. Ya semua itu adalah keputusan masing-masing atlit. Selama iklan tidak mengganggu fokus sebagai seorang atlit it's OK untuk menjadi bintang Iklan.

That's
I like Momota