"sudah sampai bab berapa?"
"kapan wisuda?"
"kapan sidang?"
Selama satu tahun terakhir ini, hal-hal ini yang sangat sering saya dengarkan ketika bertemu dengan teman kampus, sodara atau siapapun yang tahu kalau aku sedang ada di semester akhir.
Awal pemilihan topik saya sangat sering berkonsultasi dengan salah satu Dosen saya. Btw, sebelum saya mendapatkan dosen ini, saya berdoa supaya ketika saya mendapatkan Dosen pembimbing skripsi, saya mendapatkan Dosen yang ada Roh Kudus nya. Seperti yang saya doakan, kedua dosen saya seperti yang saya ajukan dan yang saya harapkan. Rasa-rasanya tidak ada masalah dengan Dosen pembimbing saya. Oke, terus masalahnya dimana?
Dalam proses mengerjakan skripsi saya dekat dengan seseorang, cowok yang pasti ya. Awal-awal saya sangat semangat mengerjakan skripsi karena ada motivasinya, yaitu si dia (cowok yang sedang dekat dengan saya). Hampir setiap malam saya pergi bersama dengan cowok ini dengan alasan mengerjakan skripsi, tapi faktanya saya tidak mengerjakan skripsi. Melainkan saya asik ngobrol dan bercanda dengan cowok ini.
Kesalahan pertama adalah Motivasi yang salah.
Oh iya, btw saya menuliskan kisah saya bukan untuk menyombongkan diri saya atau merendahkan orang lain. Tetapi saya ingin berbagi cerita hidup saya dan sekedar membagikan tips kepada para pembaca supaya tidak melakukan hal salah seperti yang pernah saya lakukan.
Kembali ke motivasi yang salah. Saat itu motivasi semangat saya mengerjakan skripsi adalah karena ada si cowok tadi. Percayalah bahwa kalau motivasi kita adalah manusia, mustahil kita akan menjadi berhasil. Bahkan dalam hal sepele. Bukan berarti skripsi adalah hal yang sepele ya, tetapi disini saya mau bilang bahwa hal sekecil apapun yang sedang kita lakukan, jangan pernah menjadikan manusia sebagai motivasi kita untuk melakukan hal tersebut. Jaminannya 99,9% kecewa.
Mungkin sudah ada yang menduga-diga apa yang terjadi dengan saya dan si cowok ini. Yups betul, saya dikecewakan oleh si cowok ini. Ada sebuah masalah yang muncul di antara kami dan berdampaklah pada skripsi saya. Ya sekali lagi, karena saya salah langkah di awal. Motivasi saya ukan Tuhan, tetapi manusia.
Jaminan untuk tidak kecewa hanya ada pada 1 pribadi, yaitu pribadi Tuhan. Jaminannya 100% tidak akan mengecewakan.
Kolose 3:23
Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.
Dari kesalahan tersebut saya diingatkan bahwa "Nak, selama ini kamu punya motivasi yang salah". Iya, saya menerima teguran ini dengan penuh rasa syukur. Saya membutuhkan waktu yang cukup lama sampai saya benar-benar bisa kembali semangat menjalani hari-hari saya yang pernah mengalami kekecewaan.
Saya masih bersyukur karena ditengah-tengah saya mengerjakan skripsi, saya juga bekerja sebagai tenaga pendidik di salah satu sekolah swasta. Setiap hari saya bisa bertemu dengan anak-anak, rekan kerja dan (dia). Tapi (dia) yang sekarang beda ya hehe ^^
Kembali saya melakukan kesalahan yang kedua "Halah ntar lah juga kelar kok, kan bikin programnya begitu-begitu saja". Hampir setiap hari saya memikirkan hal itu. Padahal menurut data statistik dan bisa dibuktikan, hanya ada 30% pelajar Indonesia yang bisa kuliah (sumber : kompas.com)
Artinya, saya adalah salah satu dari 30% pelajar Indonesia yang sangat beruntung bisa kuliah. Tapi penyakit menyepelekan tadi yang membuat saya kembali terpuruk dalam mengerjakan skripsi saya.
Yosua 18 : 3
Berapa lama lagi kamu bermalas-malas, sehingga tidak pergi menduduki negeri yang telah diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allah nenek moyangmu?
Sampai kapan saya menunda-nunda? Sampai kapan saya malas-malasan? Dan sampai kapan saya menyepelekan?
Dua kesalahan tersebut membuat saya gagal menyelesaikan skripsi 2 semester (1 tahun). Pertama saya mempunyai motivasi yang salah, kedua saya menunda-nunda.
Tapi.......
Tuhan itu bukan Tuhan yang jahat. Sampai kapanpun dan sebanyak apapun kesalahan yang kita perbuat, Dia adalah Tuhan yang tetap mengasihi kita.
Saya sampai di puncak benar-benar saya tidak bisa melanjutkan skripsi saya dan mustahil untuk lulus dan wisuda tahun 2018. Tetapi disini Tuhan kembali perlihatkan kebaikanNya.
Saya mendapatkan informasi bahwa saya harus Sidang/Ujian paling tidak 12 Januari 2018, karena skripsi ini sudah saya kerjakan selama satu tahun.
Saya give up dan memutuskan untuk cuti kuliah selama satu tahun. Sambil mengembalikan mood dan mengembangkan karir dibidang pendidikan. Bahkan saya sudah sempat menghubungi Dosen saya dan beliau sudah setuju dengan keputusan cuti saya.
Saya lega, saya sudah sampaikan cuti dan sudah disetujui oleh dosen pembimbing saya dan kemudian saya siap menjalani kehidupan baru saya.
Saya sungguh-sungguh mohon ampun kepada Tuhan atas kesalahan yang saya lakukan. Ini yang saya alami. Tuhan tetap mengasihi saya.
Dan sekali lagi, Tuhan tunjukan kuasaNya. Tepat 12 Januari, hari terakhir saya seharusnya ujian skripsi tetapi saya mendapatkan informasi bahwa saya masih bisa mengerjakan skripsi saya sampai pertengahan bulan Maret. How Great is Our GOD :)
Yeremia 31:3
Dari jauh TUHAN menampakan diri kepadanya:
Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu.
Saya berkali-kali mengalami kasih Tuhan dan kalau Tuhan sanggup melakukan kepada saya, pasti Tuhan juga sanggup melakukan kepada kita semua :)