Minggu, 23 Juli 2017

Grow Me Pertama

Senin, 24 Juli 2017 adalah hari pertama saya mendampingi kelompok Grow Me. Grow Me itu adalah salah satu kegiatan di Sekolah Kristen Pamerdi, yang isinya adalah saling berbagi tentang buku yang sudah dibaca.

Karena berbarengan dengan anak TK yang sedang memperingati Hari Anak Nasional, jadi suasana pagi itu cukup ramai. Anak-anak tentu saja tidak bisa fokus. Saya pun sebagai fasilitator pagi itu tidak memaksa mereka untuk fokus membaca, ya saya pun kesulitan fokus pagi itu.

Kemudian ada satu anak yang mencoba mendekat ke saya, saat itu posisi saya berdiri dan dia tiba-tiba berdiri. Sebelumnya saya tidak pernah melakukan ini ke anak lain. Secara saya tipe orang yang cenderung diam dan cuek, bahkan saya memilih untuk tidak terlalu mencampuri urusan orang lain.

Pagi itu berbeda, saya bertanya kepada nya
"namanya siapa? maaf Bu Fika belum hafal"
dia menjawab dengan lirih. Saya menanyakan hal yang umum ditanyakan kepada murid baru tentang bagaimana sekarang sekolah disini? teman-temannya baik? Tinggal di asrama ya, bagaimana kakak-kakak di asrama.

Dia menceritakan begitu banyak pengalaman hidupnya. dia berasal dari Sidoarjo, dia tinggal bersama dua kakak laki-lakinya dan satu adek perempuannya serta Mama nya. Saya bertanya kabar mama nya. Harapan saya jawaban yang saya peroleh adalah "Mama saya baik-baik saja", tetapi jawabannya berbeda, dia bercerita tentang kakak pertamanya yang berani melawan Mama nya.

"Bu, mama saya biasanya di jambak kakak saya, kadang juga di dorong" dengan bahasanya yang lugu.
"Loh, kamu melihatnya?"
"Iya Bu, di depan saya"
"Hmm, tapi kamu sebenernya sayang nggak sama kakak?"
"Ya sayang, tapi saya kasian sama mama. Kakak saya yang kedua biasanya juga bertengkar dengan kakak saya yang pertama karena membela mama"
"Hmm begitu"

Karena ini pengalaman saya yang pertama kali, saya bingung. Terus apa yang harus saya lakukan dengan mendengar cerita tadi?
Akhirnya saya gali lagi supaya dia mau bercerita.
"Setiap hari berdoa buat kakak?"
"Kadang-kadang Bu"
"Apapun yang terjadi dengan kakak, harus tetap ingat kalau itu adalah kakak nya, harus tetap menghormati dan menghargai. Tidak boleh membenci, minta sama Tuhan supaya hati kakak dilembutkan"
"Bu, saya bawa foto nya. Ibu mau lihat?" Saya kaget dan antara bingung campur terharu.
"Boleh, ayok kita lihat bareng-bareng" Saya melihat foto kakak pertamanya yang dia ceritakan sering memukul ibunya.

Karena saya bingung, saya nggak sempat menanyakan apa penyebab kakaknya memukul ibunya. Saya mengalihkan pembicaraan tentang adiknya.

"Kalau adeknya sudah sekolah?" tanya saya
"Sudah, kelas 5 SD, tapi di Sidoarjo. Buat saya adek saya sangat special" Matanya sudah berkaca-kaca ingin menangis.
"special kenapa?" saya ingin dia merasa kalau saya adalah orang yang pas untuk dia berbagi cerita.

Ketika dia masih SD dulu, dia kehilangan uang sebesar 20 ribu rupiah. Uang itu seharusnya dia gunakan untuk mencicil buku LKS, karena uangnya hilang dia tidak bisa membayarnya. Dia bercerita kepada adeknya yang lebih kecil dari anak kelas 5 SD. Saya membayangkan seorang anak kecil yang biasanya uangnya dipakai habis untuk jajan tapi mau memecah tabungannya untuk kakaknya yang baru saja kehilangan uang. Saya bisa merasakan apa yang dirasakan anak tersebut, betapa dia menyayangi adeknya.

"Kamu kenapa nangis?" tanya saya karena pipinya sudah penuh air mata
"saya merindukan adek saya, kalau di asrama saya tidak bisa bersama adek saya"
Saya meilirik jam tangan saya 08.15 sudah seharusnya bel pergantian pelajaran. Saya tidak bisa melanjutkan lagi, saya sudah bingung campur terharu campur perasaan "ini sudah harus bel"

Saya menutup percakapan kami pagi itu dengan berdoa bersamanya. Untuk yang pertama kalinya dia memeluk saya dan berkata "Bu Fika terimakasih ya". Saya tersenyum dan menjawab "Semangat ya, kamu pasti bisa jadi Dokter, belajar yang rajin dan jangan lupa berdoa"

Mungkin karena ini pertama kalinya ada anak yang sangat percaya kepada saya, saya merasa pengalaman ini adalah pengalaman yang indah :)


Kamis, 06 Juli 2017

Menukar Hidup

Saya yakin, setiap orang dilahirkan ke dunia ini pasti mempunyai sebuah tujuan. Entah sadar dengan tujuan yang Tuhan berikan atau mungkin membiarkan saja tujuan yang sudah Tuhan tetapkan dalam kehidupan kita.

Tulisan ini tidak sepenuhnya ide dari saya, baru saja saya melihat sebuah video di youtube yang judulnya untuk apa anda hidup?
Sebenarnya sudah lama saya diberikan rekomendasi oleh pembuat video itu, yang kebetulan kenalan saya. Terakhir saya bertemu dengan dia saya diberikan satu pertanyaan dan baru sekarang saya bisa menjawabnya. Pertanyaan yang sangat sederhana, jika anda boleh menukar usia, waktu dan hidup mu maka kamu mau menukar itu dengan apa? Jujur, saya tau apa tujuannya bertanya seperti itu sayangnya saya tidak bisa dengan gamblang menjawabnya.

Kemudian pertanyaan yang diberikan kepada saya "passion mu itu apa?". kalau pertanyaan ini saya tidak ragu-ragu untuk menjawabnya.
"passion saya mengajar"

Ngomong-ngomong tentang passion, apakah yang membaca blog saya sudah tau apa yang dimaksud dengan passion?
saya dan beberapa kenalan saya saat berbincang sepakat bahwa passion adalah hal yang paling kamu sukai untuk melakukannya meskipun itu tidak dibayar sekalipun. meskipun harus ada pengorbanan yang diberikan, yang namanya passion tetap akan menjadi passion.

Saya tidak suka bercerita tentang orang lain, saya lebih cenderung berbagi tentang kehidupan saya pribadi. Salah satu passion saya adalah mengajar, meskipun tidak dibayar sekalipun saya suka dan saya menjalahi, syukur-syukur kalau passion itu akhirnya menjadi pekerjaan yang menghasilkan income.
Saat ini salah satu pekerjaan saya adalah seorang pengajar resmi disebuah sekolah swasta dan sudah memberikan andil meluluskan banyak siswa :)
Ini adalah hal yang saya syukuri ketika passion saya menjadi pekerjaan saya.
Sebelumnya saya menjadi asisten dosen selama kuliah. Job Desk nya saya harus mengajar materi sesuai dengan silabus yang diberikan oleh Dosen Pengampu. Hampir 3 tahun saya menjadi asisten dosen, dibayar? Nggak :)
Tapi saya suka melakukan itu karena itu adalah passion saya. Saya mempunyai sebuah kebanggaan ketika melihat seseorang yang awalnya bingung kemudian dengan sedikit penjelasan berkata "oalah gitu ternyata caranya" :)
Sejak SMP saya sudah mengajar anak SD yang belum bisa membaca sampai dia lulus SD dan karena kesibukan, saya tidak lanjut mengajar, saya datang kerumah murid saya dan dibayar seikhlasnya. Meskipun demikian, saya sangat menikmati kegiatan ini.

Passion saya yang kedua adalah menulis, kalau iseng-iseng membuka google dan memasukan kata kunci "fika handani" selain sosmed saya yang muncul, hampir bisa dipastikan muncul juga tulisan-tulisan saya sejak saya masih duduk dibangku SMA. Saya sudah cek sendiri, ketika saya masuk google dan mengetik kata kunci fika handani, sampai dihalaman kelima google itu adalah karya saya.
Tulisan yang dimuat dalam beberapa website pemberi informasi sampai tulisan saya yang masih alay dan labil, kalau saya baca tulisan saya semasa saya kelas 1 SMA, saya geli dan berkata pada diri saya sendiri "saya sudah pernah alay". Dilaptop saya sudah pukul 22.59 dan saya tidak dibayar untuk menulis hal semacam ini, tetapi saya sangat menikmati passion saya. Dan saya harap kalian tidak membaca tulisan saya dimasa saya sangat alay, kalau mau dibaca ya gpp.

Meskipun menjalani passion itu tidak dibayar bukan menjadi masalah lantas mencari uang itu tidak penting, next time saya akan menulis tentang hidup dan uang.

So, what is your passion?
Kalau anda mau menukar hidup anda, anda akan menukar dengan apa?
(apakah menukar waktu dan hidup saya untuk mencintai seseorang yang tidak jelas mencintai saya apa enggak, meskipun tidak dibayar saya akan tetap cinta :p yang penting kan melakukan hal yang kita sukai meskipun tidak dibayar gak apa-apa)

Tidak ada yang salah dengan passion, termasuk passion anda mencintai dia yang tidak jelas. Kembali kepada hal pertama kenapa kita dilahirkan ke dunia? Sudah pasti mempunyai tujuan. Tujuan hidup itu harus berdampak. Saya berbagi tentang prinsip saya dalam iman dan ingin menjadikan prinsip saya berdampak.
Orang yang beriman harus bertumbuh dalam iman, iman juga harus berbuah dan buahnya harus manis dan bisa dinikmati banyak orang.

Sama ketika saya mempunyai passion mengajar saya ingin memberikan dampak kepada mereka yang saya bagikan sebagian ilmu saya. Setiap hari pun saya dituntut untuk menjadi seorang yang bisa memberikan teladan mulai dari bersosial media dengan bijak, bertutur kata dengan baik, memperlakukan orang lain, menepati segala ucapan yang saya pernah katakan, datang ke berbagai kegiatan tepat waktu dan lain sebagainya. Sangat sulit dan setiap hari saya belajar. Tidak hanya yang kelihatan, bahkan dalam kerohanian dan dalam hubungan saya dengan Tuhan saya harus bisa memberikan teladan yang baik. Mungkin itu harga yang harus dibayar untuk sebuah passion.
(bayangin aja kalau misalnya ada yang datang dan tiba-tiba bertanya "bu yang dimaksud dengan ragi farisi dan saduki itu apa ya?" untung saat itu saya paham maksud bacaan di kitab matius, andai saja saat itu saya nggak ngerti apa itu ragi farisi dan saduki, entahlah apa klaim mereka tentang saya sebagai pengajar, based on true story :p apalagi dengan budaya belajar indonesia yang menganggap guru adalah dewa yang sakti)

Begitu pula ketika saya menulis dan membagikan cerita hidup saya, saya ingin tulisan saya berdampak dan memberkati setiap mereka yang membaca tulisan saya. Mangkanya jangan membaca tulisan saya dimasa saya masih alay, selain saya sudah berubah untuk sedikit tidak alay, tulisan alay saya tidak akan bermanfaat kalau dibaca hehehe.

Saya rindu menjadi seorang guru besar yang bisa menginspirasi banyak orang dan tulisan saya bisa Go Internasional. So, sampai sekarang saya tetap belajar bahasa inggris karena saya ingin mempersiapkan diri saya untuk Go Internasional. Itu adalah mimpi saya.

Saya tidak ingin ketika saya ditengah-tengah mengajar atau ditengah-tengah menulis kemudian Tuhan memanggil saya dan saya hanya akan dikenal sebagai
"Oh, Fika yang lulusan Ma Chung"
"Oh, Fika yang jadi guru di sekolah itu"
"Oh, Fika yang suka nulis status galau"
dan mungkin Oh Fika Oh Fika yang lain. Saya sedang mempersiapkan diri, kapanpun saya dipanggil Tuhan, saya bisa berkata kepada Tuhan
"Tuhan, saya sudah menjalani dan menukar hidup saya dengan menjadi seorang pengajar yang berusaha baik di ................. dan menulis sebagian perjalanan hidup saya dan melibatkan Engkau didalam tulisan-tulisan saya"

Diusia saya yang 20 tahun ini, saya sudah siap dengan semuanya. Btw bukan saya pengen cepet-cepet dipanggil Tuhan loh ya hehehe :p
Saya sudah menukar hidup saya.

Jadi kalian mau menukar hidup kalian dengan apa?
a. Dengan mencintai dia yang entah mencintai balik apa enggak
b. Cari uang sebanyak-banyaknya
c. Seneng-seneng dan Foya-foya entah sumbernya dari mana
d. Nonton drama korea seumur hidup
f.  __________________________________________

Saya berharap kalian bisa mengisi bagian f
Toh saya sudah memberikan beberapa opsi jawaban yang mungkin bisa dipilih :)
Kalau belum menemukan jawaban berdoalah dan mintalah tuntunan roh kudus untuk menemukan apa passion yang Tuhan tetapkan dalam kehidupan kalian.

Salah satu tips bagaimana menemukan passion adalah carilah terlebih dulu inspirasi dari Tuhan, saya pribadi menemukan inspirasi dari Tuhan yang menjadi Guru dan Pengajar dibanyak tempat :)
(cerita paling menjadi favorite saya adalah ketika Tuhan mengajar ribuan orang dan memberi makan semuanya dengan 5 roti dan 2 ikan)
Temukan untuk diri anda :)

Keep Shining and Be Blessed :)

Senin, 03 Juli 2017

Panggilan Sayang

Pernah nggak mendengar sepasang kekasih yang memberikan panggilan sayang kepada pasangannya sebenarnya sebuah ejekan yang nggak sepantasnya diberikan kepada orang yang dikasihi?
Misalnya
"Hai Ndut Gendut"
"Cerewetku sayang"
"Pesek"
dan mungkin masih banyak panggilan sayang lainnya.

Sebenarnya fine-fine saja kita memanggil orang dengan sebutan apapun selama orang yang bersangkutan tidak masalah dengan panggilan sayang yang kita berikan.
Tapi kembali kepada sebuah nama. Setiap orang tua memberikan nama kepada anaknya dengan harapan yang baik.

Misalnya nama saya sendiri.
FIKA, dulu papa ingin memberikan nama PIKA it's mean "Putriku Ingatlah Kepada Allah" karena mungkin P dan F itu lebih keren F, ya akhirnya Papa memberikan nama FIKA dengan tujuan yang mulia, supaya Putrinya selalu ingat kepada Allah.
HANDANI, itu marga Chinese yang turun temurun. Search dengan keyword "Marga Cina Hamdani", Pakai M ya :)
kembali dimodofikasi oleh Papa menjadi HANDANI yaitu Singkatan nama dari kedua orang tua saya "Hartatik And Toni -> HANDANI"
Secara Keseluruhan saya adalah putri dari kedua orang tua saya yang diharapkan untuk selalu ingat kepada Allah :)
mulia sekali bukan tujuan orang tua memberikan nama kepada anaknya?

Saya yakin setiap nama yang diberikan oleh kedua orang tua mempunyai maksud dan tujuan yang mulia.
Kemudian setelah dewasa mereka bertemu dengan seseorang yang mungkin mereka anggap mencintai dan menyayangi mereka. Sebut saja pacar, saya tidak iri dengan mereka yang memberikan panggilan sayang apapun kepada pasangannya, tetapi yang saya sayangkan adalah jika mengasihi seseorang mengapa harus memberikan sebutan buruk? "ndut" misalnya.
Ya mungkin benar kalau badannya memang gendut, atau mungkin montok yang berlebihan, atau mungkin makan yang tidak diatur, atau mungkin tidak suka olah raga. Ya itu alasan kenapa akhirnya memanggil ndut hehehe.

So, disini saya hanya ingin membagikan pemikiran saya. Kenapa tidak memberikan panggilan sayang yang memberkati saja kepada pasangan. Misalnya cantik, ganteng, my best dan lain sebagainya. Selain lebih enak didengar, ucapak itu adalah doa.
Jadi, gunakan mulut untuk mengucapkan panggilan-panggilan sayang yang memberkati.