Bahkan, saya pun juga menjadi bagian orang yang akhirnya bekerja dirumah. Teman-teman yang ada di Malang dan ada di luar kota pun mungkin mengalami hal yang sama. Bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan melakukan banyak aktifitas dirumah.
Bagi sebagian orang yang cenderung ekstrovert ini sangat mengganggu. Bosan, nggak bisa ngapa-ngapain, bingung dirumah mau ngapain, cuma makan tidur makan tidur. Wajar, kebutuhan ekstrovert memang begitu. Mereka akan merasa lebih hidup kalau rame-rame, interaksi dengan banyak orang, bergaul dan menghadiri berbagai kegiatan yang "rame". Nggak jarang juga saya dapat WA dari teman berupa keluhan kalau dia itu bosan, di kos ngapain, nonton TV ya gitu-gitu aja dll dll dll.
Tapi, buat orang introvert (count me in), ini sangat membahagiakan hehe. Kita nggak perlu basa-basi sama orang yang nggak terlalu dekat dengan kita, nggak perlu menghabiskan tenaga ditengah kerumunan orang dll. Cukup stay at home, baca buku, nulis sesuatu, nonton anime/film, makan tidur dll. That's an awesome life for introvert. Nggak ada keluhan apapun ketika diminta stay at home.
Anyway, diluar pro dan kontra, suka nggak suka nya keadaan yang memaksa kita buat stay at home, ada beberapa hal yang bisa saya ambil. Terutama himbauan untuk Social Distance atau membatasi kegiatan sosial secara fisik. Bagi saya yang sudah biasa sendiri (kasian banget gue) hahaha, ini bukan masalah serius.
Atau memang ini adalah masa dimana semua orang sedang diajari untuk membiasakan dengan kesendirian. Mencukupkan diri sendiri, merasa cukup dengan diri sendiri. Segala sesuatu dirumah dan sendiri. Kerja dirumah, sendiri, papa mama juga nggak akan ngerti kalau ada error di pekerjaanku. Intinya adalah sendiri, entah pada akhirnya manusia itu akan sendiri atau menemukan soulmate yang pas untuknya. Honestly, bagi saya social distance bukan masalah baru. Pada akhirnya memang siapapun akan menghadapi keadaan "sendiri"
Bahkan ibadah pun sendiri hehe, memang ada ibadah online, tapi saya nggak melakukan ibadah online. Ini sangat relevan dengan keadaan saat ini. Ibadah dan hubungan dengan Tuhan tidak lagi dilihat dari bagaimana kita berpakaian ketika ke gereja, bagaimana gedung gereja yang kita datangi, seberapa banyak jemaat yang datang dll. Just you and Lord.
Saya cuma tersenyum ketika sebagian orang "mengeluh" karena dihimbau stay at home dan tidak ada ibadah secara fisik.
"yah, nggak bisa ke gereja"
"biasanya kalau ke gereja kan disana rame-rame" (hmm, ibadah rame-rame???)
dll
dll
dll...
I found something new why I always do everything alone and I'm so grateful.
ketika orang lain berempati "kamu sendirian saja ya?" dan itu lama-lama menjadi kebiasaan dan bukan sebuah masalah lagi, saat ini ketika orang bingung karena apa-apa harus sendiri, hal itu saat ini sudah tidak lagi menjadi masalah buat saya. Percayalah, ada sesuatu yang bisa disyukuri dalam setiap kejadian yang dialami.
Roma 8:28
Kita tahu sekarang, bahwa Allat turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
0 komentar:
Posting Komentar