Jumat, 31 Agustus 2018

Rumit

Beberapa bulan yang lalu, saya tiba-tiba dichat oleh salah satu teman jauh. Sebenarnya saya dan dia tidak pernah saling kenal. Hanya tau kalau dia sekarang bekerja ditempat saya kerja dulu. Ketika saya sudah resign dia baru masuk, pernah bertemu beberapa kali ketika saya main-main ke kantor saya sebelumnya.

Ditempat kerja yang sama juga ada sodara saya yang saya ketahui dia sudah punya pasangan. Sodara saya perempuan. Saya sudah lama tidak bersua dengan sodara saya dalam jangka waktu yang cukup lama. Entah bagaimana keadaan yang sebenarnya, saya pun tidak paham. Tiba-tiba saya mendengar kabar bahwa dia sedang dalam hubungan yang renggang dengan pasangannya. Setahu saya dan rekan-rekan yang lain, dia akan segera lamaran dengan pasangannya. Kabarnya, memang ada kebohongan diantara mereka dan campur tangan pihak ketiga. Bukan sebuah kebenaran apa yang saya tuliskan, saya hanya menuliskan dari informasi yang saya terima.

Ketika saya akhirnya bertemu dan membicarakan banyak hal, pihak ketiga berasal dari keduanya. Dan salah satunya adalah teman jauh yang saya sebutkan di paragraf pertama.

Saya tidak tahu apa yang akan terjadi dengan mereka nantinya. Ah semoga saja Tuhan menuntun setiap jalan dan langkah mereka.

Minggu, 26 Agustus 2018

Dosa dan Micin

Apa pendapat saya tentang Dosa?
Saya biasa aja, ya gpp ada dosa.
Kenapa?

Kamu tau micin? Itu bisa bikin kanker, bisa bikin bodoh juga katanya. Kamu tau apa pendapat saya tentang micin?
Pendapat saya tentang micin yang biasa aja, ada micin ya biasa aja. Apa boleh ada micin, boleh-boleh aja, kenapa gak boleh ada micin?
Karena micin bikin kanker, bikin bodoh.
Saya tidak akan kena kanker atau jadi bodoh selama saya tidak makan micin, kalau saya nggak makan micin, apakah micin ada pengaruhnya dengan saya?
Sama sekali nggak ada. Toh saya nggak mengajurkan makan micin.

Gimana dengan Dosa?
Sama aja, saya biasa aja sama Dosa. Dosa bikin masuk neraka, bisa merugikan orang lain.
Iya terus kenapa? Selama itu nggak saya lakukan, apakah Dosa ada hubungannya dengan saya?
Apa pendapat saya tentang Dosa? Saya biasa aja. Toh saya tidak menganjurkan untuk berdosa kan?
Saya dan kamu sudah sama-sama tahu tentang konsekuensi Dosa, lantas apa lagi yang perlu dipertanyakan?

Ada micin atau nggak ada micin gak masalah, saya punya pilihan nggak makan micin meskipun sebelah rumah saya pabrik micin kan?
Ada dosa atau nggak ada dosa juga nggak masalah, saya punya pilihan untuk tidak melakukan dosa.

Jadi apa pendapat saya tentang dosa? Ya gpp, ya biasa aja, emang kenapa?
Lain cerita jika kamu bertanya
Jadi apa pendapat saya tentang seseorang yang berbuat dosa? :)

Jadi apakah ada dosa sebuah masalah?
Ya nggak lah. Kalau kamu berbuat dosa itu yang masalah :)

Mari minum kopi.

Lama Sekali

Beberapa waktu lalu, saya bertemu dengan dosen pembimbing saya. Saya menunjukkan hasil saya dan beliau tidak banyak berkomentar. Satu kalimat yang membuat saya terkejut adalah judgement diawal "buat saya ini terlalu lama kamu menyelesaikan ini, kan tinggal pakai". Meskipun setelahnya beliau bisa menerima alasan saya kenapa saya menyelesaikan ini dengan jangka waktu yang cukup lama, tapi saya sudah merasa mendapatkan judgement yang cukup pedas.

Dibaliknya saya menghasilkan satu buku antologi, mengajar sebagai guru matematika, membantu Desa mendatakan data desanya.

Ah yasudahlah, dia hanya duduk dan hanya siap menjugde saya lagi mungkin.


Jumat, 24 Agustus 2018

Demam Asians Games 2018


Yang membuat saya menambah angka following di instagram saya dan membuat saya duduk manis di depan TV dengan kopi sachet'an dan kentang goreng adalah Asians Games 2018. Pesta Olah Raga Se-Asia. Salah satu cabang olah raga yang saya favoritkan adalah bulu tangkis, selain saya sendiri juga memang main bulu tangkis, olah raga itu yang sering ditampilkan di media televisi.

Atlit-atlit yang mewakili Indonesia cukup membuat saya terpesona. Salah satunya Jonatan Christie. Kalau dilihat dari segi bermainnya masih lebih bagus Anthony Sinisuka Ginting, dari peringkat dunia pun Anthony masih lebih unggul. Tapi, Jonatan Christie menjadi idola saya karena perawakan yang sangat altlethis dan tampang yang ganteng sekali (ganteng relative, tapi buat saya dia ganteng).

Untuk yang pertama kalinya juga saya trenyuh sampai nangis liat pertandingan sepak bola. Saat itu yang bermain adalah Anthony Sinisuka Ginting dalam pertandingan regu menghadapi pemain dari China. Diset pertama unggul, kalah diset kedua sampai akhirnya mengalami cidera diset ketiga. Sampai perolehan Score 20-21 yang seharusnya masih ada Game Point, Anthony tidak bisa melanjutkan permainannya karena cidera yang didapatkan diset ketiga. Score yang sangat tipis. Benar-benar Indonesia, sampai titik darah penghabisan dan menahan rasa sakit dikaki karena kram Ginting masih melanjutkan permainan hingga akhir. Saat itu Juri tidak memberikan kesempatan perawatan medical dengan pertimbangan time limit. Ginting menarik banyak perhatian masyarakat Indonesia dengan perjuangannya membela Indonesia dicabang badminton.

Ketika menjalani perawatan medis, presiden Indonesia Joko Widodo turut menjenguk Ginting di ruang perawatan, beberapa wartawan mengabadikan moment sang presiden melihat kondisi kesehatan Ginting. Gagal menambahkan point untuk Indonesia pada badminton beregu, tapi Ginting berhasil mengambil hati masyarakat Indonesia.

Beda dengan Jonatan Christie yang saat ini saya idolakan. Dia harus mengakui keunggulan lawannya ketika menghadapi pemain china. Score yang diperoleh Jojo juga sangat tipis meskipun harus mengalami kekalahan.

Diteam ganda ada the minions (Kevin dan Marcus), menghadapi atlit dengan perawakan badan yang jauh lebih tinggi dari mereka bukanlah hal yang mudah. Mereka adalah satu-satunya penyumbang poin dalam pertandingan beregu putra. Diakhir pertandingan, gaya tengil yang menjadi ciri khas Kevin kembali menarik perhatian warga masyarakat. Gaya "mendengarkan" seolah mengejek pemain lawan yang digadang-gadang menyulut emosi lawan.

"saya tidak memancing emosi lawan, dari tadi teriak-teriak ke arah saya, maksudnya apa coba?" kurang lebih begitu yang disampaikan Kevin pada wartawan.

Yang pasti permainan team beregu putra yang mewakili Indonesia cukup panas.

Yasudah, saya melanjutkan menikmati kopi sachet'an saya aja.

Sabtu, 18 Agustus 2018

Agustus'an 2018

Jika sudah memasuki bulan agustus, sudah mulai sibuk orang-orang kampung saya gotong royong bersih-bersih sungai, mengecat pinggir jalan guna memperindah jalanan, memasang umbul-umbul dan masih banyak kegiatan yang dilakukan warga desa setempat.

Foto Pengecatan Jalan Kampung RT 04

3 hari lalu, secara berturut-turut pemuda kampung sini, khususnya RT 04 Desa Sidorahayu yang menyebut dirinya sebagai Taruna Berkarya menyelenggarakan lomba bagi anak-anak. Makan kerupuk, Balap Karung, Tangkap Bebek, Pukul Air, Koin Keberuntungan dan lain-lain. Sekitar 40 anak dari berbagai RT turut mejadi perserta lomba. Lomba sengaja dilaksanakan pukul 15.00 kemudian berhenti sejenak disaat Maghrib dan kembali dilaksanakan lomba lagi setelah Ibadah Sholat Isya'.
Foto Lomba Makan Kerupuk

Setelah kegiatan-kegiatan lomba selesai, para panitia lomba masih melanjutkan kegiatannya membungkus hadiah-hadiah sampai malam. Sekitar jam 11 malam mereka baru saja selesai menyelesaikan membungkus hadiah-hadiahnya.

Foto Rekan-rekan Taruna Berkarya

Keesokan harinya masih dilanjut dengan pertunjukkan orkes kecil-kecilan dan gerak jalan. Ruang untuk para ibu membebaskan sejenak beban dapur, melupakan kreditan panci atau mungkin sekedar melupakan tanggungan SPP anak yang belum dibayar.
"hak e hak e... hak e hak e... lalalalalalaaaaa.... heeeee...."
teriakannya kira-kira begitu, sambil mengangkat tangan dan asik'in aja mengikuti irama lagu dangdut. Penyanyi
Foto Ibu-ibu berjoged bersama

Hadiah utama mesin cuci, kipas amgin dan barang-barang yang bisa dibeli dengan harga Rp.10.000 dan mendapatkan 3 item. Tidak masalah dengan barang yang diterima oleh mereka dan jauhnya perjalanan yang harus ditempuh ibu-ibu, bahkan saya memilih untuk tidak sama sekali terlibat kecuali menjadi pengamat saja hehe.

Tidak ketinggalan saya belajar dari seorang pengambil sampah keliling, betapa dia menikmati hidup dengan berjoged berasa manusia yang sama sekali tidak mempunyai beban. Tumpukan sampah yang diinjaknya bukan menjadi masalah untuk menikmati hidup. Saya mencoba menebak apa yang ada dipikirannya, mungkin saat itu dia berpikir mengambil sampah keliling kampung tidak ada apa-apanya dibandingkan perjuangan para pahlawan dulu. Check this video. Semoga videonya bisa keputar.


Dirgahayu Indonesia yang ke 73 :)