Rabu, 10 Mei 2017

Tentang Kamu dan Mereka

Mungkin sudah tidak sekali dua kali saya berkeluh kesah tentang mereka. Tidak hanya sekali dua kali saya menangis dan saya tidak bisa menjelaskan apa yang saya rasakan saat ini. kecewa, ya tentu saja. Bagaimana bisa seorang yang sangat saya percaya bisa menceritakan segala sesuatu tentang saya, ya meskipun itu kepada teman terdekatnya sekalipun.

Pertama-tama sebelum melanjutkan tulisan ini, saya meminta maaf jika selama ini saya bersalah. Banyak tutur kata dan perilaku yang tidak berkenan bagi kamu. Ditengah-tengah kesibukan yang sedang kamu jalani mungkin saya adalah pengganggu yang seharusnya tidak menghubungi kamu sama sekali. Bahkan ketika kamu sedang bersama dengan teman-temanmu, seharusnya aku tahu bahwa kamu butuh waktu bersama dengan teman-temanmu itu.

Saya mengenal mereka dengan baik pada awalnya. Kalau tidak disengaja itu tidak mungkin karena apapun yang terjadi dikehidupan kita tidak ada yang kebetulan. Semua sudah digariskan dan saya harus mengenal dengan mereka.

Aku bersalah karena aku selalu mempermasalahkan hal-hal remeh. Saya marah ketika apapun yang saya posting disosial media saya selalu mereka lihat, dan yang lebih parah posting disosmed saya mereka bagikan kembali ke teman lain yang saya tidak mengenalnya. Kalau memang bagimu itu bukanlah sebuah masalah, tak apa, mungkin aku yang terlalu membesar-besarkan masalah itu.

Mengenai meretas akun sosial media mereka?
Saya sama sekali tidak pernah membajak apapun dari mereka, line, handphone, instagram dll. Ya saya memang mengatakan semua itu kepadamu, itu hanyalah sebuah pancingan bagi mereka. Mengapa mereka langsung panik ketika aku mengatakan semua itu?
Terus kok saya tahu kalau merk hapenya Asus?
Beberapa kali temanmu mengupload screencapture percakapan yang kalian lakukan, saya melihat dan bisa menebak apa merk handphone nya dari interface handphone nya.


Biar saya jelaskan sedikit, setiap merk smartphone mempunyai user interface. Coba lihat pada bagian icon jam, batre, sinyal dan wifi. Satu device dengan device yang lain itu berbeda, apalagi sebelumnya smartphone ku adalah asus, jadi sekali lihat saya bisa menebak bahwa smartphone nya adalah asus :)
Se simple itu.

Saya tahu etika dan saya tidak akan melakukan tindakan serendah itu. Sampai sekarang yang saya pikirkan mengapa mereka harus panik ketika saya berkata "saya tahu kok apapun yang mereka bicarakan". Coba pikirkan, mereka akan tenang kok kalau mereka memang tidak melakukan apapun, mereka tidak perlu panik.

Tentang bakso bakar :)
Saya tidak masalah jika nama saya disebutkan dalam sosmed mereka, harusnya tulisannya jangan dikecilkan supaya saya semakin famous :)
Ya saya aja kali yang melebih-lebihkan.
Coba dinalar, menurut ceritamu, temanmu ingin ikut ke bakso bakar tapi tidak diijinkan. kemudian temanmu berkata
"kalau nggak mau tak temenin minta temenin mbak fika, biar nggak keliatan jones, lagian kan kalian jarang meet up"
Anggap saja saya percaya dengan cerita mu bahwa temanmu benar mengatakan itu.
Kemudian dalam story nya juga dikatakan
"semoga ke bakso bakarnya beneran sendiri"
Terus saya berpikir?
Jadi sebenernya temanmu berharap kamu ke bakso bakarnya ditemenin mbak fika atau beneran sendiri (tanpa mbak fika)?
Mana yang menjadi isi hatinya saat itu? sudahkah kamu berpikir sejauh itu?

Tentang mengusik kehidupan orang lain :)
Pagi hari saya memutuskan untuk memblokir semua akun sosmed mereka. Lucu buatku ketika mereka berkata bahwa tidak mengusik kehidupanku tetapi mereka langsung tahu kalau sosmednya diblokir. Pikirkan, apakah mereka masih mencariku? Kangen atau bagaimana? hehehe
Apa karena kehilangan satu follower kemudian mereka mencari siapa yang mengunfollow mereka? Apakah mereka senganggur itu? hehehe

Loh ya, saya ini nggak bajak, tapi kok masih bisa tahu ya mereka update apa saja?
Sangat mudah, cari saja key word di google "how to see instagram story without path". Pasti akan menemukan banyak jawaban bagaimana kamu bisa melihat story orang lain meski kamu tidak memfollow ataupun memblokirnya.

Oh satu lagi, saya tersinggung dengan posting semacam ini.


Saya yang memberikan nama special "panda", kenapa panda? kalau kamu bertanya saya akan jelaskan makna dibalik panda :)
Saya yang memberikan nama panda mengapa mereka yang berkomentar?
Oh iya? ngomong-ngomong mereka tahu dari mana tentang panda?
apakah kamu ceritakan semua tentang kita kepada mereka? tentang bagaimana awal kita kenal, kemana saja kita pernah pergi, apa saja yang pernah kita lakukan bersama, bagaimana kita bersama merintis karang taruna, bagaimana kita menghadapi orang-orang yang ingin merebut kedudukanmu sebagai ketua, bagaimana kita saling menutupi kesulitan satu sama lain, bagaimana awal kita bermasalah, bagaimana kamu menemani aku ujian TA.
sudahkah kamu ceritakan itu semua kepada teman-temanmu? Oh mungkin aku salah ketika aku harus bercerita banyak hal kepadamu :)
Kepercayaan saya kembali dikhianati ketika saya menemukan orang yang saya rasa tepat :) tetapi perasaan saya salah.

Mengenai aku mengundurkan diri dari kepengurusan?
Bisa saja saat itu memang aku salah mengambil keputusan, saya berbicara salah kepada orang yang salah. Kenapa kamu tidak pernah menanyakan kenapa aku melakukan hal itu?
Kenapa harus orang lain yang mengajakku untuk kembali?
Aku tidak sejahat itu akan membiarkan kamu dengan tanggung jawabmu sebagai seorang pemimpin, harapanku saat itu kamulah yang mengajakku untuk kembali :(
Oh ternyata bukan kamu.
Aku hanya memancing kamu, masihkan kamu peduli? Ah ternyata kamu sama sekali tidak peduli. Bahkan saat itu aku berpikir, hatimu terbuat dari apa? Sampai seperti itukan kamu memperlakukan aku?
Setelah saya kembali dengan niat bahwa aku tidak akan meninggalkan kamu dengan tanggung jawabmu sendiri, sama sekali tidak ada apresiasi dari mu. Oh poor me :(

Saya tidak tahu bagaimana Tuhan menciptakan hati dan perasaanmu. Atau mungkin kata Tuhan sudah tidak lagi menggetarkan hatimu.

Doa saya, semoga tulisan ini bisa membukakan pikiran dan hatimu.
Kalau kamu tanya, apakah aku cemburu? ya saya cemburu dengan masa lalu dimana kita masih baik-baik saja :)


Pragya, Abi, Alia dan Tanu


Judulnya kok nama orang?
Saya perkenalkan dulu, orang-orang tersebut siapa. Jadi nama-nama tersebut adalah tokoh-tokoh di india yang setiap sore ditayangkan disalah satu stasiun televisi swasta. Saya bukan pecinta film india sih, hanya saja saya sering menemani mama saya nonton india. Ya jadi sedikit banyak saya tahu karakter dari pemain di sinema tersebut.

Pragya : Wanita cerdas yang tidak terlalu cantik tetapi mempunyai hati yang baik. Pragya adalah istri dari Abi. Mereka awalnya tidak saling cinta tetapi karena dijodohkan oleh keluarga mereka Pragya dan Abi menjadi dua insan yang tidak terpisahkan.

Abi : Pria popular dikalangan wanita. Dia tampan dan baik hati, namun sayang dia mudah sekali dipermainkan emosinya oleh orang-orang disekitarnya yang hanya ingin memanfaatkan kebaikannya.

Alia : Cerita dalam film india itu Alia adalah adik dari Abi (pura-pura nya). Tapi dia sangat jahat, dia ingin merenggut semua kebahagiaan pragya. Hidupnya dipenuhi dengan kebencian kepada pragya, istri Abi.

Tanu : Tanu adalah wanita yang tidak kalah jahatnya. Dia hanya terobsesi untuk memiliki Abi, dia hanya iri kepada Pragya yang bisa menjadi istri Abi. Tanu adalah sahabat Alia, mereka berdua orang yang licik. Dia ingin memisahkan Abi dan Pragya.

Suatu ketika dua keluarga dipersatukan karena sebuah perjodohan, Pragya dan Abi. Awalnya mereka tidak saling mengenal, tetapi waktu yang membuat mereka terus bersama menumbuhkan perasaan cinta perlahan-lahan hingga mereka berdua tidak menyadari bahwa mereka saling jatuh cinta dan tidak ingin berpisah satu sama lain.

Abi dan Pragya mendapatkan dukungan penuh dari masing-masing keluarganya. Mereka sering tinggal bersama dalam satu rumah. Mereka saling berbagi perhatian dan memberikan dukungan satu sama lain.

Namun sayang, kisah cinta mereka tidak berjalan sesuai dengan kehendak mereka. Masalah demi masalah mereka hadapi bersama. Satu masalah dua masalah tiga masalah sampai puncak masalah ketika Alia dan Tanu mengusik kehidupan cinta Abi dan Pragya.

Tanu yang sangat terobsesi ingin memiliki Abi selalu menjatuhkan Pragya. Tanu pun mendapatkan dukungan dari sahabatnya Alia. Mereka berdua berusaha menjauhkan Abi dan Pragya dengan cara mempermainkan emosi Abi. Karena Abi begitu menyayangi Alia, dengan mudahnya Abi mempercayai apapun yang Alia katakan.

Sampai pada akhirnya Abi dan Pragya terpisah.
Saat ini Alia dan Tanu berbahagia karena telah berhasil memisahkan Abi dan Pragya. Alia dan Tanu berusaha dengan keras untuk menjauhkan Abi dari kehidupan Pragya.
Pragya hanya bisa berdoa kepada Dewa, meskipun saat ini Pragya tidak bersama dengan Abi tetapi Pragya percaya pada cinta yang dimiliki oleh Abi untuknya.

Bersambung.....

Senin, 08 Mei 2017

Tentang Mengendalikan Emosi dan Sosmed - Part 1

Kemarin malam adalah puncak emosi saya terhadap seseorang. Bodohnya saya malam itu adalah terpancing emosi anak kecil yang baru lulus SMA, eh tepatnya masih awal-awal kuliah. Sedangkan saya sudah menjabat dengan jabatan yang cukup baik dan banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan (termasuk akun server yang tiba-tiba di suspend -_-)

Malam kemarin akhirnya saya bercermin dan melihat diri saya sendiri terlebih dahulu. Saya merasa, iya ya salah. Kenapa saya harus ikutan emosi dengan hal yang sangat tidak penting.

Ada seorang yang usianya 3 tahun diatas saya, saya bersyukur Tuhan pertemukan kami kembali diwaktu yang tepat. Dia membukakan dan membeberkan apa yang selama ini saya lakukan memang tidak 100% benar kok.
Awalnya masalah sosmed, ya saya juga nggak habis pikir kenapa ya saat sosmed saya dilihatin itu saya jadi marah? kenapa kalau dia share posting saya di sosmed saya jadi emosi?
Toh memang saya kok yang posting itu untuk public dan siapa saja memang sebenarnya punya hak untuk melihat apapun yang saya posting.

Kemudian saya cerita ke teman saya itu "loh saya itu loh beberapa kali posting hal-hal baik, posting Firman Tuhan, mengutip ayat-ayat alkitab, tapi saya loh masih dikata-kata in ........."
(nggak lolos sensor)

Entengnya dia menjawab, lah biarkan saja. Kamu posting baik, 100 orang terberkati dan 3 orang tidak suka. Ya itu wajar. Jangankan kamu, Ahok aja tuh Gubernur jelas kelihatan mata dia orang baik tapi masih aja banyak yang nggak suka. Apa kamu mau menghentikan kata-kata baikmu hanya karena 3 orang yang tidak suka dan menganggap kamu sok alim?

Ya ya, saya hanya angguk-angguk saja dan dalam hati berkata "kenapa gak dari dulu dia kembalinya?"

Kemudian saya masih mengeluh "tapi saya tahu semua isi sosmednya" sambil saya tunjukan semua yang pernah mereka biacarakan.
Ya enteng lagi dia menjawab. Kamu jadi tahu karena kamu cari tahu, coba dari awal kamu nggak usah cari tahu, ya pasti nggak tau. Lebih baik sama sekali tidak tahu apa-apa tapi hidup damai dari pada kamu mengetahui segala sesuatu tetapi membuat kamu gelisah.

"Loh, tapi itu nyangkut paut aku loh kak"

Ya biarkan saja. Memang kamu famous kok, nama kamu akan dikenang dalam kehidupan mereka. Entah jadi buruk atau baik, yang penting dikenang aja dulu. Liat tuh Ahok, dia akan dikenang terus entah jadi baik atau jadi buruk.

"Lah masak aku dibawa-bawa dan dikata-katain mau diem aja?"

Terus kalau km tanggepin selama ini kamu dapet apa? Masalahnya selesai? Yasudah diam saja, singa itu gak mungkin mengaung liat anjing menggonggong, dia sadar kalau singa tidak layak mengahadapi seekor anjing. Ya anggap saja mereka anjing menggonggong.

Ya sekali lagi saya angguk-angguk, setuju sambil dalam hati bilang
"iya iya selama ini saya salah nanggepin anak yang urusannya cuma sekedar kuliah saja, awal-awal lagi, belum juga setahun lulus SMA"

Saya kembali mengeluh

"kak, tapi ada teman dekat saya saat itu, dia cowok kak, dulu kami sangat dekat, tapi sekarang dia berubah"

Terus urusannya apa? Emang kamu nggak bisa ngapa-ngapain tanpa dia? Lah dia siapa kamu?

"Ya enggak, aku cuma heran aja dulu aku dan dia itu saling mengerti, saya denger ucapannya saja sekali saya bisa paham apa yang dimaksud, tapi sekarang saya nggak tau jalan pikirannya"

Semuanya akan dijawab oleh waktu, kebaikan dan keburukan orang itu yang bisa menjelaskan hanyalah waktu. Emang kamu punya salah apa sama dia? sampai dia bersikap seperti itu? Kalau kamu kenal sebulan dua bulan ya pasti kesannya baik

"aku nggak tau apa salah saya, beberapa kali aku nanya. aku ini salah apa toh, kok sikapnya jadi berubah gini? tapi dia selalu menjawab baik-baik saja, nggak pernah ada kata menyalahkan, sampai saya bingung sendiri"

Ya berarti emang kamu nggak salah. terus pas dia ngomong kamu gak salah kamu makin bingung ya?

"ya iya lah bingung, bayangin ya, dulu nih tiap hari ketemu, minimal seminggu sekali bisa dipastikan kami jalan-jalan keluar, lah terus sekarang dia tiba-tiba diam seribu bahasa kayak mulutnya habis dijahit aja"

Kamu nggak salah, dia juga nggak salah sih. Kamu bingung dengan sikapnya kenapa dan dia juga punya hak untuk tidak menyampaikan apapun ke siapapun. Ya kamu juga gak bisa maksa dia harus ngomong apa masalahnya dia ke kamu, siapa kamu? (jleb).
Apalagi setahuku kamu dari kecil rasa ingin tahunya besar, kalau gak beneran tau sampai dalem-dalemnya ya mbok sampai dia masuk kuburan juga tetep bakal kamu tanyain.

(saya ngakak dan emang bener sih ya, kalau saya belum tau detil tentang apapun ya gak bakal lega)

Tapi gitu itu dikurangin, janga diterus-teruskan. Kasian kamu sendiri nanti, capek jadinya. Mulai dipilah-pilah mana yang layak dipikirkan dan yang tidak layak dipikirkan.

"kak, tapi diluar aku punya salah apa enggak, aku sudah sering minta maaf kok"

ya baguslah, terus respon dia gimana?

"dia gak pernah ngrewes maafku, yang diinget pas aku marah-marah mulu, dia juga gak lihat kali aku marahnya kenapa. tapi kadang dia ya pernah jawab, maaf tentang apa lagi?"

kamu kok kayak Ahok Junior sih (sambil dia ngakak-ngakak)

"leh, apasih?"

Lah iya, kamu itu marah tapi yang dilihat marahnya, bukan penyebab kamu marah. kamu minta maaf nggak direwes, tetep aja dituntut haha.
Sama sih kayak Ahok, yang disorot itu marah-marahnya, salah satu kalimat aja sudah minta maaf tapi maaf nya gak direwes hehe.

"Lah iya sih ya, terus enaknya gimana kak?"

yaudah lah diamkan saja, toh kamu sudah minta maaf, direwes apa enggak itu urusannya. blokir aja sudah semua sosmednya.

"oke deh, besok tak blokir aja sosmednya, apa malam ini juga deh saya blokir"
(ya akhirnya jadilah peristiwa pemblokiran tersebut)

the end :)

masih belum sampai inti tulisan :)