btw saya lupa sudah pernah bercerita atau belum tentang jurusan kuliah saya yang saat ini saya jalani. Saya ceritakan kembali dengan singkat aja, saya mengambil jurusan yang tidak pernah saya kenal sebelum saya memasuki jurusan tersebut (Jurusan Teknik Informatika). jadi saya harus banyak spend waktu lebih untuk mengejar ketertinggalan saya. Ya teman-teman saya sebagian besar udah tahu apa yang akan mereka lakukan di jurusannya. Intinya gak kayak saya yang buta dengan jurusan yang saya pilih. (buat yang seiman boleh baca di Yeremia 29:11). Berpegang pada ayat itu saya memantapkan langkah saya untuk tetap menjalani kuliah dijurusan yang saya nggak ngerti apa-apa. So, hasilnya setiap malam saya nangis dipangkuan mama setelah pulang dari kampus jam 10 malam karena saya memaksa diri saya untuk bisa. Puji Tuhan, mama saya adalah tipe orang tua yang selalu mendukung apapun yang saya kerjakan selama itu positif. Walaupun mama sendiri juga nggak tau nanti kalau anaknya lulus mau jadi apa dengan jurusan yang sedang diambil. Intinya saya berusaha semaksimal mungkin dan yakin kalau Tuhan melakukan segala sesuatu dihidup saya bukanlah sebuah hal yang kebetulan. Setahun setengah saya melakukan hal itu, pulang malam, belajar, belajar dan belajar.
Tahun kedua saya sudah bisa menguasai logika pemrograman dasar. Bahkan teman-teman saya ada yang menganggap saya ini "pro" (pro itu julukan untuk mahasiswa yang dianggap pinter). Anggapan itu membuat saya semakin tertekan. Angapan "pro" artinya saya harus spend waktu lebih banyak dari teman-teman saya buat belajar. Misalnya saya nggak spend waktu, teman-teman saya yang mengandalkan saya karena anggapan "pro" tadi akan kecewa. Bener nggak? Fatalnya ketika salah satu mata kuliah yang harus berkelompok untuk suatu project.
[Kebetulan saya juga dianggap sebagai ketua angkatan untuk angkatan saya, yang dijadikan patokan teman-teman saya dalam banyak hal, dan salah satu tugas ketua angkatan adalah mengkoordinasi angkatan supaya angkatan ini bisa kompak, saling membantu satu sama lain (susah susah gampang karena saya harus memimpin angkatan yang 90% isinya cowok). Salah satu usaha yang bisa diterapkan dibawah koordinasi saya adalah, ketika pembagian kelompok, mahasiswa yang pandai harus gabung dengan mahasiswa yang kurang bisa. So, bisa saling mengajari :)]
Dari kesepakatan itu, artinya saya yang dianggap "pro" harus lebih bisa dari anggota kelompok yang lain. Karena saya nggak boleh bergabung dengan mereka yang lebih pandai dari saya. Bahkan tuntutan paling beratnya, paling tidak kelompok saya harus bisa setara dengan mereka yang pinter dari awal. Kalimat yang sering terlontar "Woeee sing pro gak oleh dadi siji" (woee yang pinter nggak boleh jadi satu kelompok). Ya bagaimana lagi, toh itu aturan yang menginisiasi juga saya sendiri hehehe.
Paksaan-paksaan itu lah yang akhirnya membuat saya memaksa diri saya sendiri untuk bisa menguasai bidang saya. Saya berusaha mencintai apa yang saya lakukan, yang saya sendiri juga tidak mengingkari kalau kadang saya mengeluh tentang sulitnya jurusan saya ini.
[Tapi saya bersyukur karena Tuhan menganugrahkan saya otak yang bisa berpikir dan punya kekuatan di logika dan matematika. So, adaptasi yang saya butuhkan hanya butuh waktu kurang lebih satu tahun. Itupun dengan effort yang luar biasa. Dan sebenarnya belum pro-pro banget sih]
Tahun kedua saya kuliah, saya bisa menjadi Asisten Dosen. Berlanjut ditahun ketiga saya kuliah. Bahkan sekarang saya bisa magang di Kampus bagian IT (pekerjaan yang memang ini adalah jurusan saya). Awesome? yeahhhh.. So awesome.
Sometime saya flashback tentang tahun pertama saya masuk jurusan ini. Penuh air mata, kerja keras, belajar, belajar dan belajar. Kalau mengingat pertama kali saya masuk dan sekarang bisa seperti ini, terkadang saya berkaca-kaca dan terharu. Saya terharu dengan campur tangan Tuhan dikehidupan saya. Campur tangan Tuhan artinya kita berusaha dan Tuhan menolong :)
[anyway saya lupa bagian ayat mana yang mempertegas pertolongan Tuhan, yang pasti ada di Roma pasal 8. sekali lagi silahkan buat yang seiman, kalau keyakinan yang lain saya juga yakin ada ayat yang menjelaskan tentang pertolongan sang pencipta dalam kehidupan setiap hambanya]
Tapi jangan salah presepsi dengan "pertolongan Tuhan". Saya berpikir Tuhan itu kerja nya nggak menjatuhkan pertolongan dari atas langsung gebubraaakkkkkk jadiiii kayak main sulap. Tapi Tuhan menolong mereka yang sudah berusaha semaksimal mungkin. Do the best and God do the rest :)
Selamat berusaha. Cintai apa yang sedang dikerjakan :)