Hari minggu itu, sengaja saya dan seorang anak yang cukup dekat dengan saya pergi ke tempat makan baru. Kebetulan saat itu masih ada promo, jadi makanannya sangat murah dan enak. Ya, namanya juga promo.
Karena menu yang kami pesan adalah menu promo, wajar kalau kami harus menunggu beberapa saat sampai makanan itu datang.
Setelah sekitar setengah jam kami menunggu, makanan tersebut juga belum diantar kemeja saya. Untungnya saat itu ada 4 orang cowok yang duduk disebelah meja saya. Mereka tidak memesan menu promo, ya wajar kalau makanannya datang lebih cepat.
Kemudian mereka mulai bercakap-cakap. 1 dari 4 cowok disitu adalah perokok dan 3 teman yang lainnya cukup terganggu dengan asap rokoknya. Tapi karena keempat anak ini berteman, 3 teman yang lainnya menoleransi kebiasaan merokok 1 temannya ini.
Sambil makan mereka bercerita tentang seorang cewek. Oke, saya tertarik untuk mendengarkan cerita mereka. Bukan bermaksud nguping, tapi karena pembicaraan mereka cukup keras dan pas ada disebelah saya jadilah saya mendengar semua yang mereka bicarakan, sambil menunggu makanan datang.
Cowok 1 : Eh, gimana cewekmu?
Cowok 2 : Biasa, gak mau dijemput kalau aku nggak pakek Ninja
Cowok 3 : Kemakan lagu e Nella Kharisma
Cowok 4 : Iya, Lek gak Ninja gak Oleh Dicinta
Cowok 1 : Lagu e Setan a itu?
Widih, saya langsung speechless ketika cowok itu mengatakan "lagu setan". Ketiga teman yang lainnya ketawa saja mendengar temannya diperlakukan seperti itu oleh ceweknya.
Dipikiran saya saat itu, eh berarti beneran ya ada cewek yang masih memandang materi untuk mendapatkan seorang cowok?
Saya tidak mengatakan bahwa materi dari seorang cowok itu tidak penting, materi itu penting. Kenyataannya kita tidak bisa bertahan hidup tanpa materi. Bagaimanapun juga kita membutuhkan uang untuk membeli setiap kebutuhan hidup kita. Tetapi ini bukanlah satu-satunya indikator yang harus digunakan untuk menentukan siapa pasangan hidup kita. Pasangan hidup disini saya berbicara tentang pacar atau seseorang yang sedang menjalin komitmen dengan kita.
Bagi saya dari sudut pandang perempuan, materi itu salah satu yang harus dipertimbangkan, tetapi tidak menjadi satu-satunya.
Jauh akan lebih baik ketika seorang perempuan mau berjuang bersama dan saling melengkapi satu sama lain, mendukung dan saling memperhatikan. Meskipun saat itu, laki-laki yang sedang menjalin komitmen dengan kita belum mempunyai materi yang melimpah. Selama laki-laki tersebut mempunyai kemauan kerja dan berusaha yang terbaik, tidak ada yang salah.
Menjadi pendukung kepada laki-laki yang kita kasihi, bukan hanya sekedar menuntut laki-laki untuk mendapatkan materi sebanyak-banyaknya.
Kemudian percakapan mereka berlanjut
Cowok 2 : Cewek begitu masih kamu pertahankan?
Cowok 1 : Buat diajak jalan aja, dari pada kesepian, kalau nikah ya gak mau
Dan kembali ketiga teman yang lainnya hanya tertawa.
Oh oke, jadi saya bisa menyimpulkan bahwa itu cowok hanya mempermainkan cewek itu saja. Meskipun saya tidak mengenal siapa mereka, percakapan beberapa menit tadi cukup membuat saya memahami sisi lain dari laki-laki.
Ya tentu saja, si cewek hanya melihat si cowok dari sisi materi saja. Otomatis si cowok juga hanya akan menjadikan si cewek ini teman jalan atau nongkrong saja, bukan untuk menikah.
Konsep laki-laki baik akan mendapatkan perempuan yang baik dan laki-laki yang tidak baik akan mendapatkan perempuan yang tidak baik. Kecuali jika salah satu memaksakan kehendak manusiawinya. Misal perempuan baik memaksa hidup dengan laki-laki yang tidak baik dengan mengatasnamakan "cinta"
Cinta itu Buta tetapi Kasih Melihat
Pada intinya adalah kita akan mendapatkan apa yang sama dengan apa yang ada pada diri kita saat ini. Kalau saat ini kita menjadi pribadi yang baik, jangan khawatir pasangan kita tidak baik. Selama kita berjalan seturut dengan Kehendak Tuhan.
Roma 8:28