Rabu, 14 Februari 2018

Pasangan Hidup dan Materi

Hari minggu itu, sengaja saya dan seorang anak yang cukup dekat dengan saya pergi ke tempat makan baru. Kebetulan saat itu masih ada promo, jadi makanannya sangat murah dan enak. Ya, namanya juga promo.

Karena menu yang kami pesan adalah menu promo, wajar kalau kami harus menunggu beberapa saat sampai makanan itu datang.
Setelah sekitar setengah jam kami menunggu, makanan tersebut juga belum diantar kemeja saya. Untungnya saat itu ada 4 orang cowok yang duduk disebelah meja saya. Mereka tidak memesan menu promo, ya wajar kalau makanannya datang lebih cepat.

Kemudian mereka mulai bercakap-cakap. 1 dari 4 cowok disitu adalah perokok dan 3 teman yang lainnya cukup terganggu dengan asap rokoknya. Tapi karena keempat anak ini berteman, 3 teman yang lainnya menoleransi kebiasaan merokok 1 temannya ini.

Sambil makan mereka bercerita tentang seorang cewek. Oke, saya tertarik untuk mendengarkan cerita mereka. Bukan bermaksud nguping, tapi karena pembicaraan mereka cukup keras dan pas ada disebelah saya jadilah saya mendengar semua yang mereka bicarakan, sambil menunggu makanan datang.

Cowok 1 : Eh, gimana cewekmu?
Cowok 2 : Biasa, gak mau dijemput kalau aku nggak pakek Ninja
Cowok 3 : Kemakan lagu e Nella Kharisma
Cowok 4 : Iya, Lek gak Ninja gak Oleh Dicinta
Cowok 1 : Lagu e Setan a itu?

Widih, saya langsung speechless ketika cowok itu mengatakan "lagu setan". Ketiga teman yang lainnya ketawa saja mendengar temannya diperlakukan seperti itu oleh ceweknya.

Dipikiran saya saat itu, eh berarti beneran ya ada cewek yang masih memandang materi untuk mendapatkan seorang cowok?

Saya tidak mengatakan bahwa materi dari seorang cowok itu tidak penting, materi itu penting. Kenyataannya kita tidak bisa bertahan hidup tanpa materi. Bagaimanapun juga kita membutuhkan uang untuk membeli setiap kebutuhan hidup kita. Tetapi ini bukanlah satu-satunya indikator yang harus digunakan untuk menentukan siapa pasangan hidup kita. Pasangan hidup disini saya berbicara tentang pacar atau seseorang yang sedang menjalin komitmen dengan kita.

Bagi saya dari sudut pandang perempuan, materi itu salah satu yang harus dipertimbangkan, tetapi tidak menjadi satu-satunya.
Jauh akan lebih baik ketika seorang perempuan mau berjuang bersama dan saling melengkapi satu sama lain, mendukung dan saling memperhatikan. Meskipun saat itu, laki-laki yang sedang menjalin komitmen dengan kita belum mempunyai materi yang melimpah. Selama laki-laki tersebut mempunyai kemauan kerja dan berusaha yang terbaik, tidak ada yang salah.

Menjadi pendukung kepada laki-laki yang kita kasihi, bukan hanya sekedar menuntut laki-laki untuk mendapatkan materi sebanyak-banyaknya.

Kemudian percakapan mereka berlanjut

Cowok 2 : Cewek begitu masih kamu pertahankan?
Cowok 1 : Buat diajak jalan aja, dari pada kesepian, kalau nikah ya gak mau
Dan kembali ketiga teman yang lainnya hanya tertawa.

Oh oke, jadi saya bisa menyimpulkan bahwa itu cowok hanya mempermainkan cewek itu saja. Meskipun saya tidak mengenal siapa mereka, percakapan beberapa menit tadi cukup membuat saya memahami sisi lain dari laki-laki.

Ya tentu saja, si cewek hanya melihat si cowok dari sisi materi saja. Otomatis si cowok juga hanya akan menjadikan si cewek ini teman jalan atau nongkrong saja, bukan untuk menikah.

Konsep laki-laki baik akan mendapatkan perempuan yang baik dan laki-laki yang tidak baik akan mendapatkan perempuan yang tidak baik. Kecuali jika salah satu memaksakan kehendak manusiawinya. Misal perempuan baik memaksa hidup dengan laki-laki yang tidak baik dengan mengatasnamakan "cinta"
Cinta itu Buta tetapi Kasih Melihat

Pada intinya adalah kita akan mendapatkan apa yang sama dengan apa yang ada pada diri kita saat ini. Kalau saat ini kita menjadi pribadi yang baik, jangan khawatir pasangan kita tidak baik. Selama kita berjalan seturut dengan Kehendak Tuhan.
Roma 8:28

Minggu, 04 Februari 2018

H-1 Ulang Tahun

Saya menuliskan ini karena beberapa orang sudah pada heboh dengan hari esok.
"Cieee yang besok ulang tahun"
"Senyum-senyum karena besok hari special"
dan lain sebagainya. saya tidak ingin pamer kalau besok saya ulang tahun, tetapi saya juga tidak akan mengelak kalau besok adalah ulang tahun saya. Jujur saya paling tidak suka ketika harus diminta kapan tanggal lahir saya secara klasikal (public). bagi saya tanggal lahir saya adalah privasi saya.

Loh kan enak, banyak yang ngucapin?
Ngomong-ngomong masalah ucapan, saya tidak terlalu suka diucapkan oleh 1000 orang karena notifikasi social media, atau karena orang lain mengucapkan duluan kemudian yang lainnya ikut-ikutan mengucapkan selamat ulang tahun. Apakah itu berkesan? bagi saya tidak :)
Itu juga salah satu alasan saya menyembunyikan tanggal lahir saya di sosial media.

Disisi lain saya sama sekali tidak bermaksud menolak niat baik atau ucapan serta doa-doa baik dari orang lain.

Beberapa waktu lalu, saya dimintai data untuk dituliskan dalam sebuah buku parenting, termasuk tanggal lahir. Kalau saya sebenarnya cukup Nama Lengkap, Posisi dan Alamat, yah nomor hape kalau perlu.
Tanggal Lahir? Buat apa?
Tapi karena data itu diminta, okelah saya berikan dan jujur saya kurang nyaman ketika tanggal lahir saya harus terpampang di sebuah buku dan disebar luaskan. Banyak orang jadi tau kapan saya lahir dan kapan saya ulang tahun.

Bagi saya, tidak masalah orang lain tahu kapan ulang tahun saya, toh kenyataannya memang saya ulang tahun. Tetapi dari segi esensi keberhargaan saya dihati setiap orang menjadi sangat penting.

Pun demikian saya.
Dengan sangat mudah saya akan tau kapan ulang tahun Papa saya, kapan ulang tahun Mama saya, kapan ulang tahun Kakak saya, bahkan saya ingat kapan ulang tahun pacar pertama saya.
Mama saya 1 Januari, Papa 9 Januari, Kakak Saya 25 Oktober, Pacar pertama saya 15 April, Pacar kedua saya 5 Desember dan (si dia) 30 Januari hehe. Dengan sangat mudah saya menyebutkan tanggal-tanggal tersebut, tanpa saya perlu pengingat atau reminder. Kenapa?
Alasannya sederhana, karena mereka berharga dihidup saya. (kalau mantan pacar sudah tidak berharga, tetapi pernah berharga sehingga saya masih mengingatnya)

Ketika saya berharga untuk orang lain, saya yakin mereka tidak membutuhkan pengingat atau reminder kapan ulang tahun saya. Orang-orang yang menganggap saya berharga akan selalu menuliskan saya pada lubuk hati mereka dan mereka akan selalu ingat kapan hari special saya. that's my point. Itulah juga sebabnya mengapa saya sangat menghargai orang yang tidak pernah saya beritahu kapan ulang tahun saya dan dengan inisiatif akan bertanya "ulang tahunmu kapan?" yang pasti saya akan menjawab dengan jujur.

Bagi saya, akan lebih berharga 1 orang mengucapkan selamat ulang tahun kepada saya karena saya berharga dihidupnya, dibandingkan 1000 orang yang mengucapkan selamat ulang tahun karena reminder sosial media atau karena orang lain mengucapkan kemudian ikut-ikut mengucapkan hehe.

Ngomong-ngomong, hari ini saya baru saja bertemu dengan Ibu Rohani saya. Ibu yang selalu mendoakan dan membimbing saya dalam Iman. Saya bercerita tentang seseorang yang saya suka dan memang saya sedang menaruh hati kepada orang tersebut. Ditengah-tengah pembicaraan kami sang Ibu berkata "Nak, besok kita tidak berjumpa tetapi Ibu mau ucapkan selamat ulang tahun yang ke 22"

Saya tidak pernah memancing Ibu untuk mengingat kapan ulang tahun saya. FYI, Ibu Rohani saya ini adalah seorang gembala gereja yang mempunyai banyak jemaat dan ada pula beberapa anak yang sangat dekat dengan Ibu. Saya adalah salah satu diantara mereka. Ketika Ibu mengucapkan hal tersebut, poin yang saya ambil adalah "Saya berharga dihidup Ibu Rohani saya". Ibu tidak pernah memasang reminder, Ibu tidak melihat dari sosial media, tetapi Ibu tahu kapan hari special saya karena saya juga orang yang special untuk Ibu.

Saya juga sangat yakin bahwa besok, ketika saya bangun dan membuka mata. Papa, Mama dan Kakak saya akan melakukan hal yang sama tanpa saya ingatkan. Kenapa? Sekali lagi karena saya berharga untuk mereka.

Terimakasih banyakkkk untuk orang-orang yang termasuk kategori mengingat ulang tahun saya tanpa reminder dan menjadikan saya adalah orang special. Saya sangat menghormati dan yang pasti saya pun akan menempatkan kalian sebagai orang special di hati saya.