Minggu, 20 Agustus 2017

Tidak Suka Menjadi Guru

Baca Sampai Selesai, Jangan Hanya Judulnya :)

Hampir satu tahun saya bergabung dengan salah satu sekolah swasta di Malang dan mengajar mata pelajaran matematika serta mengisi ekskul programming.
Ngomong-ngomong tentang judul, tidak suka menjadi guru. Ya, memang ada beberapa hal yang saya tidak suka menjadi seorang pengajar.

Pada dasarnya, saya orang yang suka mengajar, bertemu dengan anak-anak yang menyambut saya "Bu Fikaaaa... bla bla bla" Sederhana tetapi itu sangat menyenangkan. Saya bisa mendapatkan spirit ketika bercanda bersama dengan mereka.

Tetapi semakin kesini saya menyadari apa yang saya lakukan. Saya membuat materi, saya memberikan ulangan, saya mengoreksi ulangan dan melayani anak-anak yang kadang curhat. Kalau bahagia dengan melakukan itu semua tentu saja saya bahagia.

Beberapa minggu lalu saya mendengar sharing dari pembicara tamu yang datang ke sekolah saya bahwa profesi seorang guru itu profesi Annomali. Tidak boleh begini, tidak boleh begitu. Harus begini harus begitu. Setiap ketemu dengan murid kalau bisa selalu memberikan teladan dan lain sebagainya. Ya saya setuju dengan pendapat tersebut.

Belakangan ini saya banyak berkecimpung di bidang sosial muda-mudi. Termasuk saya menduduki posisi sosial yang cukup kuat. Yang namanya muda-mudi itu sudah selayaknya pulang malam dan bertemu dengan muda-mudi lain. Kalau semua muda-mudi berkarakter seperti saya wah ya tentu saja bakal garing. Serius dan banyak mikir. Mau tidak mau saya harus gabung dengan mereka yang "kadang" bercandanya berlebihan dan memang tidak baik kalau diterapkan di sebuah pekerjaan yang berkecimpung di bidang edukasi.

Ditambah lagi, saya perempuan. Hal yang saya bingung "kenapa perempuan yang pulang malam cenderung mendapat judge dia perempuan tidak baik". Padahal saya pulang malam dengan alasan yang jelas. Ya itu aturan sosial yang memang tidak tertulis :)
Toh orang tua saya tidak keberatan dengan hal tersebut, tapiiiii ketika saya papasan dengan murid saya yang kebetulan bertetangga dengan saya jadilah pembicaraan pagi di sekolah
"Bu Fika kemarin pulang malam sama mas __________, cieeeeeeee"
Nah loh, salah kan? Harusnya guru nggak boleh ngasih contoh pulang malam, harusnya ngasih contoh jam belajar, tidur sebelum jam 10.
Oke tunggu, kalau pagi sampai siang saya sudah disekolah kemudian sore saya harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan pekerjaan lain, malamnya saya harus memberi contoh belajar dan nggak pulang malam, kapan dong saya menghidupi kehidupan sosial saya?

Padahal bersosialisasi dengan orang lain juga bentuk keseimbangan hidup. Banyak anak pandai belajar, pandai mengerjakan soal-soal matematika tapi buat berbicara dengan orang lain megap-megap. Loh kalau di sekolah kan sudah bersosialisasi?
Kehidupan bukan hanya disekolah saja, Indonesia itu luas. Banyak hal yang harus kita kenal. Kalau merasa sudah cukup bersosialisasi di sekolah, kalau sudah lulus sekolah gimana? Nggak kenal apapun dong.

Belakangan ini pun saya sedang suka dan tertarik dengan salah satu topik penelitian di bidang IT. Kalau saya mahasiswa dulu, saya di jejali dengan jurnal-jurnal penelitian. Tapi sekarang, untuk memahami satu jurnal saja membutuhkan waktu berminggu-minggu. Kenapa? Karena waktu saya habis untuk memberikan ilmu dan mengajar. Sedangkan input yang saya terima untuk diri saya sendiri sangat kurang.

Ealah, yang penting kan sudah lulus kuliah, tinggal ujian skripsi dan wisuda. Pertanyaannya, apakah perkembangan dunia akan berhenti ketika saya sudah lulus kuliah?
Ketika saya lulus kuliah, teknologi dan jaman akan tetap berkembang. Tidak peduli saya lulus kuliah tahun berapa. That's why, ketika saya bergabung dengan sekolah ini saya merasa "andai saja saya punya waktu khusus untuk mengembangkan diri saya"

Sebenarnya itu adalah kesedihan sendiri yang saya rasakan. Tidak cukup hanya memberikan pengajaran, tetapi seorang pendidik harus tetap mendapatkan input untuk mengembangkan diri sendiri. Minimal update dengan perkembangan teknologi jaman sekarang.

Sebegitu saja sih :)

Solusinya, ya jangan buang-buang waktu untuk hal yang nggak penting saja :)